Menguak fakta di balik 9 mitos seputar kolesterol
Jangan “menelan” bulat--bulat berbagai informasi yang beredar sebelum mengetahui fakta yang sebenarnya.
Banyak orang menganggap kolesterol adalah zat berbahaya bagi tubuh sehingga perlu dihindari. Anda juga mungkin pernah mendengar bahwa hanya orang gemuk saja yang 'terserang' kolesterol tinggi.
Apakah itu fakta? Belum tentu. Kadar kolesterol tinggi memang dapat menyebabkan segudang penyakit berbahaya seperti stroke dan serangan jantung. Namun, tahukah Anda bahwa tak selamanya kolesterol itu berbahaya.
-
Apa itu kolesterol? Dilansir dari situs Halodoc, kolesterol adalah lemak yang diproduksi tubuh dan bisa juga berasal dari makanan hewani. Senyawa tersebut memiliki peran membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon dan asam empedu untuk mencerna lemak.
-
Bagaimana cara menurunkan kadar kolesterol? Untuk mencoba menstabilkannya, Anda bisa coba membuat minuman alami ini.
-
Bagaimana cara mengatasi kolesterol tinggi? Jika perubahan gaya hidup tidak efektif, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk menurunkan kadar kolesterol. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu terutama pada wanita usia produktif.
-
Bagaimana cara merokok mempengaruhi kolesterol? Rokok dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya lebih rentan untuk menumpuk lemak. Merokok juga dapat menurunkan kadar HDL, atau kolesterol "baik".
Ada beberapa fakta yang perlu Anda ketahui di balik mitos-mitos seputar kolesterol yang beredar di masyarakat. Berikut 8 mitos yang dirangkum dr Fiona Amelia dari situsKlikDokter beserta faktanya:
Kolesterol itu jahat
Salah besar jika ada anggapan yang menyebut kolesterol selalu buruk bagi kesehatan. Faktanya, tubuh membutuhkan sejumlah kolesterol untuk menjalankan beberapa fungsi penting, seperti memproduksi berbagai hormon dan vitamin D, menjaga keutuhan dinding sel, serta membantu pencernaan. Kolesterol juga berperan dalam membentuk daya ingat.
Namun memang, kadarnya yang berlebihan akan meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sumber utama kolesterol berasal dari makanan
Faktanya, kolesterol berasal dari dalam dan luar tubuh. Sekitar 70% kolesterol dibentuk oleh tubuh sendiri. Barulah 30% sisanya berasal dari makanan. Jadi, orang yang kurang makan sumber kolesterol tetap dapat mengalami kolesterol tinggi.
Sebaliknya, ada pula orang yang tidak mengalami peningkatan kadar kolesterol, meski mengonsumsi makanan kaya kolesterol setiap hari.
Telur tinggi kolesterol dan perlu dihindari
Salah. Telur merupakan salah satu makanan tersehat. Si lonjong berkulit cokelat ini mengandung sejumlah vitamin, mineral, dan zat gizi lain yang penting untuk kesehatan mata maupun otak. Satu telur utuh mengandung 186 mg kolesterol, yang dapat ditemukan pada bagian kuningnya.
Berbagai studi telah membuktikan bahwa konsumsi telur tidak meningkatkan kadar kolesterol secara signifikan, khususnya kolesterol jahat (LDL). Sebagai informasi, kebutuhan kolesterol orang dewasa ialah 300 mg per hari. Dengan demikian, konsumsi satu butir telur utuh sehari sudah dapat memenuhi 62% kebutuhan kolesterol harian.
Para pakar dari Universitas Yale, Amerika Serikat, bahkan menyatakan bahwa mereka yang memiliki penyakit jantung koroner tetap dapat mengonsumsi 2 butir telur utuh per hari selama 6 minggu tanpa mengalami peningkatan kadar kolesterol.
Lemak paling jahat adalah lemak jenuh
Kolesterol yang berasal dari makanan bisa didapat dari sumber lemak jenuh seperti daging merah, susu full cream, keju, dan es krim. Namun, berbagai studi menemukan bahwa konsumsi lemak jenuh tidak terlalu meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), yang dianggap buruk bagi kesehatan. Efek yang ditemukan lemah, tidak konsisten, serta sangat tergantung pada individu. Selain LDL, konsumsi lemak jenuh juga meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Hasil sebuah metaanalisis terkini dari 21 studi menunjukkan, hingga kini belum ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa konsumsi lemak jenuh meningkatkan risiko penyakit jantung. Meski demikian, konsumsinya tetap perlu dibatasi, yakni di bawah 10% kebutuhan kalori harian.
Lain halnya dengan lemak trans. Lemak ini merupakan lemak tak jenuh yang telah mengalami perubahan bentuk, yakni dari cair menjadi padat. Pada kemasan produk, lemak ini tertulis sebagai lemak terhidrogenasi parsial.
Nah, lemak inilah yang paling berdampak buruk bagi kesehatan, sebab konsumsinya berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan stroke. Lemak jenis ini umumnya ditemui pada margarin, makanan kemasan, makanan siap saji, dan kue-kue kering.
Makanan bebas kolesterol artinya sehat
Tidak selalu. Banyak produk makanan yang diklaim rendah kolesterol atau bebas kolesterol namun memiliki kadar lemak jenuh dan/ atau lemak trans yang tinggi. Kadang-kadang, produk yang diklaim rendah lemak pun masih mengandung kadar lemak yang tinggi.
Oleh sebab itu, selalu perhatikan dengan saksama seberapa besar kandungan lemak jenuh, lemak trans, dan total kalori dalam satu porsi sajian. Periksa pula takaran saji produk untuk satu porsi sajian.
Makanan terbaik adalah yang rendah lemak
Tidak juga. Anggapan bahwa makanan rendah lemak lebih sehat membuat produsen makanan kerap menghilangkan atau mengurangi kandungan lemak dari produknya. Yang menjadi masalah, kelezatan makanan jelas berkurang tanpa adanya lemak.
Untuk menyiasatinya, produsen makanan menambahkan sejumlah gula guna mengompensasi lemak yang hilang. Karena itu, bila Anda perhatikan, sebagian besar produk rendah lemak umumnya tinggi gula. Hal ini tentunya lebih berbahaya bagi kesehatan.
Orang kurus tidak memiliki kolesterol tinggi
Fakta menyebutkan, semua individu baik yang gemuk maupun kurus dapat mengalami kolesterol tinggi. Namun, individu yang kurus umumnya lebih kurang waspada tentang tubuhnya, serta cenderung kurang memperhatikan seberapa banyak sumber kolesterol yang dikonsumsi.
Pada dasarnya, tidak ada seorang pun yang dapat mengonsumsi apa pun yang mereka inginkan namun tetap sehat. Karenanya, periksakan kadar kolesterol Anda secara teratur, terlepas dari berat badan, pola makan dan aktivitas fisik Anda.
Kolesterol tinggi hanya menyerang orang dewasa
Kondisi kolesterol tinggi dapat diturunkan, dan karenanya dapat dialami oleh anak. Kelainan yang disebut dengan familial hiperkolesterolemia ini cenderung tidak terdeteksi sedari dini, sehingga anak-anak yang mengalaminya sangat berisiko terkena penyakit jantung dan stroke di usia muda. Oleh sebab itu, kadar kolesterol perlu diperiksa pada mereka yang:
1. Memiliki orangtua, kakek atau nenek dengan bukti penyumbatan pembuluh koroner jantung, pembuluh kaki atau mengalami stroke, menjalani prosedur pembuluh koroner seperti operasi bypass atau pemasangan stent dengan kateterisasi jantung, atau mengalami serangan jantung atau kematian jantung mendadak sebelum usia 55 tahun.
2. Memiliki orangtua dengan riwayat kadar kolesterol total 240 mg/dL atau lebih.
Kolesterol tinggi disertai gelaja-gejala tertentu
Nyeri tengkuk, nyeri dada, atau pegal-pegal kerap dianggap sebagai gejala dari kolesterol tinggi. Padahal, peningkatan kadar kolesterol tidak menimbulkan gejala apa pun. Jikapun timbul gejala, itu merupakan gejala penyakit yang menyertai kondisi kolesterol tinggi, seperti diabetes mellitus atau hipertensi. Untuk mengetahui kadar kolesterol dengan pasti, Anda perlu melakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
Itulah mitos-mitos seputar kolesterol yang tak perlu Anda percaya. Jangan “menelan†bulat--bulat berbagai informasi yang beredar sebelum mengetahui fakta yang sebenarnya. Alih-alih sehat, Anda malah rugi loh nantinya.Â
(mdk/ita)