Nafsu makan kamu berlebih? Ini penyebabnya
Seolah-olah tak pernah merasa kenyang, nafsu makan berlebihan adalah gerbang menuju obesitas. Ungkap penyebabnya di sini
Jika kamu sedang berjuang melawan berat badan yang berlebih, bisa dikatakan musuh utama kamu adalah makanan lezat dan rasa lapar, bukan? Nah, para peneliti dari Howard Hughes Medical Institute akan memberikan sebuah kabar gembira buat kamu. Seperti yang dilansir melalui medicaldaily.com, para peneliti tersebut menemukan bahwa sel otak tertentu dalam hipotalamus membuat kamu merasa tak bahagia dan memotivasi kamu untuk mendapatkan makanan.
Dalam penelitian ini, tim peneliti berusaha untuk mengungkap fungsi neuron AGRP (bagian otak yang mengatur perilaku makan) terkait dengan kurangnya energi tubuh dalam mentransmisikan sinyal positif atau negatif. Dengan kata lain, apakah sinyal ini berkontribusi pada perasaan negatif dari rasa lapar.
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Apa saja jenis-jenis obesitas berdasarkan penyebabnya? Jenis-jenis Obesitas Obesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Ada beberapa jenis obesitas yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Obesitas akibat jarang berolahraga, Obesitas akibat makanan, Obesitas vena, Obesitas karena merasa cemas, Obesitas genetik.
-
Di mana penelitian tentang manfaat kimchi bagi pria dalam mengurangi risiko obesitas dilakukan? Partisipan dalam studi ini adalah 115.726 orang dari studi Health Examinees (HEXA), yang bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan jangka panjang pada orang dewasa Korea di atas usia 40 tahun.
-
Apa saja komplikasi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius. Komplikasi obesitas tersebut antara lain adalah: Komplikasi 1. Penyakit jantung dan stroke. Obesitas membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. 2. Diabetes tipe 2. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes. 3. Kanker. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan prostat. 4. Masalah pencernaan. Obesitas meningkatkan kemungkinan berkembangnya mulas, penyakit kandung empedu dan masalah hati. 5. Apnea tidur. Orang dengan obesitas lebih cenderung mengalami sleep apnea, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur. 6. Osteoarthritis. Obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban, selain meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
Dalam melakukan penelitian, tim peneliti melakukan serangkaian tes prefensi rasa. Para peneliti merangsang neuron AGRP pada beberapa tikus dan membandingkannya dengan tikus yang tidak distimulasi. Dalam percobaan tersebut, tikus yang dirangsang menunjukkan keinginan yang lemah untuk menikmati gel yang disukainya. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan tikus untuk mendapatkan gel favoritnya menurun ketika neurin AGRP diaktifkan.
Dan ketika neuron AGRP ini terhambat, tikus menunjukkan keinginan yang kuat pada gel favoritnya. Ini menunjukkan neuron AGRP mampu merangsang perasaan negatif. Kesimpulannya adalah neuron AGRP merangsang sinyal negatif. Neuron AGRP merangsang kita untuk makan melalui pengalaman negatif saat lapar.
Baca juga:
Ingin hidup sehat lebih lama? Hormon ini bisa bantu kamu
Cokelat, obat lezat untuk atasi batuk kamu
Terlihat sehat, minyak ini ternyata lebih buruk dibanding gula
Tiba-tiba merasa pusing ketika berdiri? Ini alasannya!