Orang yang suka menggigit kuku punya sifat ini...
Ternyata menggigit kuku bukan cuma tanda gugup, melainkan sikap...
Studi terbaru mengungkapkan bahwa orang yang suka menggigit kuku dan menarik kulit (kering) di sekitar kuku merupakan tanda orang perfeksionis.
Studi ini dilakukan oleh Profesor Kieron O'Connor dari Universitas Montreal. Dia telah menganalisis 48 orang, setengah dari mereka memiliki perilaku berulang yaitu menggigit kuku, menarik rambut dan menarik kulit di sekitar kuku.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ingatan menjijikkan? Mengutip Indy100 & Newsweek, Senin (25/3), para peneliti di Macquarie University di Australia dan Karolinska Universitet di Swedia telah mengungkap bahwa sensasi-sensasi sensorik ini memicu rasa jijik yang kuat.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Responden diminta untuk ikut ambil bagian dalam empat sesi. Setiap sesi dirancang untuk memicu peserta merasakan empat situasi, yakni stres, relaksasi, frustrasi, dan kebosanan.
Mereka yang memiliki riwayat perilaku berulang dilaporkan memiliki dorongan lebih besar untuk mengulangi perilaku yang sama selama sesi kebosanan dan frustrasi.
Sarah Roberts, peneliti yang terlibat dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Behaviour Therapy and Experimental Psychiatry, menulis: "Hasil ini sebagian mendukung hipotesis kami bahwa peserta lebih cenderung terlibat dalam perilaku yang berulang-ulang ketika mereka merasa bosan, frustrasi, dan tidak puas daripada ketika mereka merasa santai."
Berdasarkan studi tersebut, perilaku repetitif, seperti menggigit kuku, memainkan rambut atau menarik kulit (kering) di sekitar kuku, tidak hanya disebabkan oleh rasa gugup, melainkan indikator dari sikap perfeksionis.
Menurut Profesor Kieron, perfeksionis lebih rentan terhadap frustrasi, ketidaksabaran, dan ketidakpuasan ketika mereka tidak berhasil mencapai tujuan, dan juga mengalami tingkat yang lebih besar dari kebosanan.
Baca juga:
Suka berkuku panjang? Ini 5 bahayanya untuk kesehatan
5 Bahaya kesehatan akibat kebiasaan menggigiti kuku
Kesalahan yang sering dilakukan saat pakai cat kuku
5 Perawatan sederhana untuk kuku cantengan
Ternyata, potong kuku menyimpan 4 manfaat sehat ini