Panduan Diet Sehat yang Bisa Diterapkan Penderita Obesitas
Bagi penderita obesitas terdapat kiat diet khusus yang bisa diterapkan agar kondisi kesehatan mereka tidak membahayakan.
Bagi penderita obesitas terdapat kiat diet khusus yang bisa diterapkan agar kondisi kesehatan mereka tidak membahayakan.
-
Bagaimana cara mengurangi asupan kalori dalam diet sehat? "Kurangi 500 kalori selama misalnya target turun berat badan 4 kg, jadi targetnya dalam satu minggu harus turun sekitar 1 kg, itu harus rutin melakukan olahraga rutin 3-5 kali per minggu dengan durasi 150 menit per minggu artinya setiap kali olahraga itu bisa 40-45 menit minimal," jelas Firlianita.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas dengan mengubah pola makan? Untuk mencegah obesitas, Anda perlu mengubah pola makan Anda menjadi lebih sehat dan seimbang.
-
Apa saja tips makan sehat untuk penderita diabetes? Tips makan sehat untuk penderita diabetes yang pertama adalah dengan memilih karbohidrat sehat. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, tetapi juga dapat mempengaruhi kadar gula darah. Pilihlah karbohidrat yang memiliki indeks glikemik rendah, yaitu jenis karbohidrat yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan tinggi. Contoh karbohidrat sehat adalah biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan produk susu tanpa pemanis. Hindari karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, dan sereal instan.
-
Bagaimana cara memilih makanan yang tepat untuk diet sehat? Nggak hanya mengontrol asupan lemak di dalam tubuh, penting juga nih untuk tetap selektif memilih jenis makanan yang dikonsumsi. Ada beberapa alternatif makanan sehat bernutrisi yang bisa dicoba untuk mencegah timbunan lemak di perut. Misalnya saja makanan tinggi serat dan kaya karbohidrat kompleks seperti sayur, buah dan gandum. Selain itu, makanan tinggi protein seperti daging tanpa lemak, ikan dan kacang-kacangan. Terakhir, makanan dengan lemak sehat seperti alpukat, kedelai dan yogurt.
-
Bagaimana cara memilih diet yang aman dan sehat? Cara menentukan diet yang tepat kedua dengan pastikan untuk melakukannya yang sehat dan aman. Kebanyakan orang melakukan diet dengan langsung mengubah secara drastis pola makan sehari-hari. Hal ini tidak benar dilakukan. Sebaiknya lakukan diet dengan sehat dan aman. Jika diet dilakukan secara ekstrem, tubuh berisiko mengalami kekurangan nutrisi penting, membuat hormon tidak stabil, dan malah menimbulkan masalah baru bagi kesehatan.
Panduan Diet Sehat yang Bisa Diterapkan Penderita Obesitas
Obesitas adalah kondisi medis serius yang memerlukan perhatian khusus dalam hal manajemen berat badan dan kesehatan secara keseluruhan. Dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, seorang dokter gizi di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, memberikan panduan mengenai bagaimana penderita obesitas dapat menjalani diet sehat dan efektif.
“Seseorang dikatakan kegemukan atau obesitas apabila indeks massa tubuhnya berada di atas angka 25 kg per meter persegi,” jelas dr. Nurul beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Indeks massa tubuh (IMT) dihitung dengan membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter yang dikuadratkan. Angka ini menjadi indikator awal untuk menentukan apakah seseorang mengalami obesitas dan memerlukan intervensi kesehatan lebih lanjut.
Pentingnya Diet Sehat untuk Mengelola Obesitas
Bagi mereka yang memiliki IMT di atas 25 kg/m², dr. Nurul menyarankan agar segera memulai diet sehat. Hal ini penting untuk mengurangi risiko penyakit serius yang sering terkait dengan obesitas, seperti serangan jantung koroner, stroke, dan diabetes.
Dr. Nurul merekomendasikan jenis diet rendah kalori (low calory diet) dan sangat rendah kalori (very low calory diet) sebagai metode yang aman dan efektif.
“Yang paling aman adalah low calory diet dan very low calory diet, artinya makanan itu diatur dalam jumlah porsi dan cara pengolahannya,” ujarnya.
Pengaturan Porsi dan Frekuensi Makan
Mengatur porsi dan frekuensi makan sangat penting. Dr. Nurul menyarankan untuk makan secara teratur dengan tiga kali makan utama (pagi, siang, sore) dan dua kali makan selingan (snack). Hal ini membantu menghindari rasa lapar berlebihan yang bisa menyebabkan makan berlebihan.
“Untuk jumlahnya kita kurangi, misalnya mengurangi nasi seperempat bagian saja dari porsi biasanya,” tambahnya.
Metode Pengolahan Makanan
Metode pengolahan makanan juga harus diperhatikan. Dr. Nurul menyarankan untuk menghindari makanan bersantan, gorengan, dan makanan tinggi lemak seperti keju dan krim. Sebagai gantinya, pilih metode pengolahan yang lebih sehat seperti dipanggang, dikukus, atau ditumis dengan sedikit minyak.
Konsistensi adalah kunci keberhasilan diet. Dr. Nurul menekankan pentingnya menjaga diet secara konsisten tanpa cheating day, atau hari khusus untuk mengonsumsi makanan apapun.
“Hindari cheating day untuk mempercepat penurunan massa tubuh,” sarannya.
Pentingnya Olahraga Teratur
Selain menjaga pola makan, olahraga teratur juga sangat penting. Untuk penderita obesitas berat, disarankan untuk memulai dengan olahraga yang tidak terlalu membebani tubuh seperti bersepeda statis, berenang, atau berjalan kaki di kolam air. Setelah massa tubuh berkurang, penderita obesitas bisa melakukan olahraga yang lebih intens seperti treadmill, jalan cepat, atau olahraga high impact.
“Menurut saran WHO, kalau mau menurunkan berat badan, olahraganya harus 200-300 menit per minggu, tetapi setidaknya belajar dulu olahraga 150-200 menit per minggu,” kata dr. Nurul. Olahraga ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan tetapi juga mengurangi risiko penyakit terkait obesitas. “Dengan turun 15-20 persen saja, penyakit yang tadi saya sebutkan akan berkurang sendiri,” jelasnya
Mengelola obesitas memerlukan pendekatan yang holistik, mencakup diet sehat dan olahraga teratur. Konsistensi dalam menjalani diet dan olahraga adalah kunci utama untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, serta mengurangi risiko penyakit serius yang terkait dengan obesitas.