Peneliti Ungkap Anak Kota Ternyata Lebih Anteng Dibanding Anak Desa
Selama ini anak kota selalu dianggap lebih rewel dan manja sedangkan anak desa bisa lebih mandiri dan tangguh. Namun sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa pada balita yang terjadi bisa jadi sebaliknya.
Selama ini anak kota selalu dianggap lebih rewel dan manja sedangkan anak desa bisa lebih mandiri dan tangguh. Namun sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa pada balita yang terjadi bisa jadi sebaliknya.
Balita dari keluarga yang tinggal di pedesaan cenderung lebih sering menampilkan emosi negatif seperti frustrasi dan kemarahan. Hal ini tampak ketika dibandingkan dengan balita yang tinggal di perkotaaan.
-
Kenapa penting menjaga kesehatan mental anak sejak dini? Pentingnya menjaga kesehatan mental anak karena kesehatan mental juga berpengaruh pada kesehatan fisik.
-
Siapa yang berperan penting dalam mendukung kesehatan mental anak? Jazziray juga mengungkapkan bahwa pengasuh utama anak selain orangtua adalah petugas sekolah, termasuk guru dan petugas sekolah lainnya.
-
Kenapa banyak anak muda yang mengalami gangguan kesehatan mental? Kondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda. Beragam faktor bisa menjadi pemicunya. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi, hingga budaya.
-
Siapa yang berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental? Dengan ajakan "Start the Conversation" atau "Memulai Percakapan," semua pihak, dari individu, keluarga, hingga komunitas, diharapkan lebih proaktif dalam membicarakan kesehatan mental.
-
Bagaimana cara mencegah keterbelakangan mental pada anak? Penyebab tertentu dari keterbelakangan mental dapat dicegah. Penyebab yang paling umum adalah fetal alcohol syndrom. Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh minum alkohol. Mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, vitamin prenatal, dan vaksinasi terhadap penyakit menular tertentu juga dapat menurunkan risiko anak lahir dengan keterbelakangan mental.
-
Siapa yang merasa khawatir akan kesejahteraan mental anak-anaknya? Sarwendah menjelaskan bahwa tindakan tegas yang diambil adalah karena kekhawatiran akan kesejahteraan mental anak-anaknya yang sudah mampu membaca, dan ia tidak ingin mereka terganggu dengan berita-berita negatif yang tersebar.
Hal ini diketahui berdasar hasil penelitian terbaru yang dimuat pada Journal of Community Psychology. Bayi yang tinggal di kota besar cenderung tidak rewel dan terganggu oleh berbagai batasan dari pengasuh mereka.
Temuan ini diperoleh dari penelitian psikolog dari Washington State University, Maria Gartstein dan Alyssa Neumann. Mereka mempelajari perbedaan temperamen balita, interaksi anak dan orang tua, serta stres parenting amtara keluarga dengan kondisi sosioekonomik dan komposisi rasial yang sama.
Peneliti mengetahui bahwa ibu di kota cenderung lebih cepat merespons ketika bayi mereka membutuhkan sesuatu. Hal ini kemudian membuat balita lebih tenang dan tidak mudah marah-marah.
"Fakta bahwa pada penelitian kami ibu di pedesaan lebih sering menunjukkan ekspresi marah dan frustrasi dari balita mereka mungkin berdampak tingginya tingkat frustrasi pada usia balita dan meningkatkan risiko masalah perhatian, emosional, sosial, dan perilaku," terang Gartstein.
Untuk penelitian ini, dibandingkan data dari dua penelitian yang pernah dilakukan terkait interaksi ibu dan anak serta temperamen anak. Penelitian pertama dilakukan terhadap 68 partisipan beserta balita mereka di San Fransisco Bay Arena. Sedangkan penelitian kedua dilakukan pada 120 ibu di pedesaan di Inland Northwest, Amerika Serikat.
Para ibu diberi kuisioner untuk mencatat frekuensi dari 191 perilaku anak yang berbeda pada usia 6 dan 12 bulan setelah lahir. Peneliti kemudian menganalisis bayi dengan 14 dimensi berbeda.
Penelitian ini masih akan dikembangkan lebih lanjut untuk melihat mengapa perbedaan ini bisa terjadi. Akan dikaitkan mengenai konteks lokasi tempat tinggal mereka yang berbeda dengan temperamen antara kedua kelompok itu.
"Sebagai contoh, akses pada layanan kesehatan mental dan perilaku serta sumber daya anak yang lebih terbatas pada masyarakat pedesaan," terang Gartstein.
"Mengetahui apa peran dari lokasi tempat tinggal ini pada perkembangan emosi sosial balita bakal jadi tahap selanjutnya pada penelitian," tandasnya.
(mdk/RWP)