Penting Disadari Orangtua, Kenali Tanda-tanda Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin banyak ditemui dan memerlukan perhatian serius dari orangtua.
Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin banyak ditemui dan memerlukan perhatian serius dari orangtua.
-
Bagaimana cara mengurangi obesitas pada anak? Makanan dan minuman manis dapat meningkatkan jumlah kalori yang diasup oleh anak. Jangan lupa untuk mengurangi segala sesuatu yang ditambahkan dalam makanan atau minuman sehingga membuatnya menjadi manis
-
Apa yang bisa dipicu oleh obesitas pada anak? Obesitas bisa menjadi masalah kesehatan yang memicu berbagai penyakit.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas pada bayi? ASI membantu mengatur nafsu makan, metabolisme, dan pertumbuhan bayi serta melindungi mereka dari infeksi dan alergi. Memberikan ASI Eksklusif Pemberian MPASI yang Seimbang MPASI yang sesuai dapat memenuhi gizi dan energi yang dibutuhkan bayi serta membentuk pola makan sehat. Hindari Makanan Tinggi Kalori Hindari makanan atau minuman yang tinggi kalori, gula, lemak, atau garam untuk mencegah kelebihan berat badan. Stimulasi Aktivitas Fisik Mendorong bayi untuk aktif bergerak dan bermain sesuai dengan usia mereka untuk mengembangkan motorik dan kesehatan secara keseluruhan.
-
Kapan obesitas pada anak meningkat? Persentase obesitas ini bahkan meningkat dari 8 persen pada tahun 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.
-
Apa saja ciri khas anak yang mengalami obesitas? Anak dengan obesitas biasanya memiliki berat badan yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ini bisa dilihat dari penampilan fisik mereka yang lebih besar dan lebih berisi. Berat badan yang berlebih ini bukan hanya karena lemak tubuh, tetapi juga bisa karena massa otot, tulang, atau air yang berlebih.
-
Apa saja bahaya obesitas pada anak? Berikut adalah beberapa bahaya obesitas pada anak yang perlu diwaspadai. Kolesterol Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi Anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular. Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengakibatkan aterosklerosis. Aterosklerosis dapat mempersempit dan mengeras arteri, sehingga membatasi aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
Penting Disadari Orangtua, Kenali Tanda-tanda Obesitas pada Anak
Dr. dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K), Pakar Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengungkapkan beberapa tanda obesitas yang dapat dikenali pada anak. Tanda-tanda tersebut termasuk perut besar, wajah bulat, dan dagu tebal.
“Tanda khususnya, sang anak wajahnya bulat, dagu tebal dan perutnya juga buncit sekali. Kemudian juga pada anak itu kelihatan payudaranya membesar,” kata Klara beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Klara menjelaskan bahwa obesitas adalah penimbunan jaringan lemak yang berlebihan pada tubuh seseorang, baik dewasa maupun anak-anak. Pada anak yang mengalami obesitas parah, komplikasi dapat muncul, seperti bentuk kaki yang menjadi “X” atau “O” akibat beban berat badan yang berlebih.
Namun, ada beberapa kesalahpahaman yang sering terjadi terkait kondisi kelebihan berat badan (overweight) pada anak. Tidak semua anak yang kelebihan berat badan menderita obesitas. Oleh karena itu, Klara menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
“Jadi hati-hati, jika mengandalkan dengan tanda klinis memang sering terlewat. Makanya kita harus obyektif karena overweight belum tentu obesitas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Klara menyampaikan bahwa sebagian besar kasus obesitas pada anak saat ini disebabkan oleh faktor gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat, bukan faktor genetik. Anak-anak cenderung mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik akibat penggunaan gawai yang berlebihan, risiko obesitas semakin meningkat.
Secara umum, obesitas pada anak dapat terjadi pada berbagai usia, sehingga perhatian khusus dari orangtua sangat diperlukan. Klara merekomendasikan agar orangtua secara rutin mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Pemeriksaan rutin ini dapat dilakukan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) atau fasilitas kesehatan lainnya.
“Makanya ada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) itu untuk memeriksa secara berkala. Di bawah usia 2 tahun sebulan sekali, di atas 2 tahun bisa lebih jarang. Tapi secara umum anak di balita itu bisa mengecek setiap bulan sekali,” katanya.
Obesitas pada anak tidak hanya mempengaruhi fisik tetapi juga berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius di kemudian hari. Anak-anak yang obesitas lebih rentan terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi. Oleh karena itu, upaya pencegahan obesitas harus dimulai sejak dini dengan mengajarkan pola hidup sehat dan aktif.
Orangtua perlu memberikan contoh yang baik dengan menerapkan gaya hidup sehat dalam keluarga. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji, memperbanyak sayuran dan buah-buahan dalam diet harian, serta memastikan anak-anak melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah beberapa langkah penting yang bisa diambil.