Penyebab Seseorang Lebih Mudah Geli Dibanding Orang Lain, Apakah Berhubungan dengan Jodoh?
Sejumlah kondisi dan alasan bisa membuat seseorang menjadi lebih mudah geli dibanding orang lain.
Seseorang yang mudah geli sering disebut terjadi karena dia memiliki atau akan memiliki pasangan dengan wajah cantik atau ganteng. Mitos ini banyak dipercaya oleh masyarakat Indonesia walau kerap menjadi sekadar gurauan.
Pada dasarnya, rasa geli merupakan sebuah sensasi yang sering kali memicu tawa, sebenarnya lebih kompleks dari sekadar respons lucu ketika disentuh. Beberapa orang sangat mudah merasa geli, sementara yang lain nyaris tak terpengaruh. Perbedaan ini telah menjadi topik kajian ilmiah selama ratusan tahun, namun sampai sekarang, para peneliti masih belum sepenuhnya memahami alasan di balik fenomena ini.
-
Kapan kulit mulai kendur? Saat seseorang mulai memasuki usia 30 tahun, berbagai tanda penuaan kulit seperti keriput dan kulit kendur pun akan muncul.
-
Kapan buah bisa bikin gemuk? Jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, buah ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
-
Kenapa kulit lumpia mudah sobek? Kulit lumpia, karena terlalu tipis jadi mudah sobek. Namun, camilan populer ini memiliki beragam isi, seperti rebung, telur, sayuran, atau daging. Proses pembuatan kulit lumpia sering menjadi tantangan, terutama karena sifatnya yang sangat tipis dan rentan sobek.
-
Kenapa suntik putih diyakini bisa mencerahkan kulit? Vitamin C, sebagai antioksidan, memiliki peran penting dalam mengurangi produksi melanin yang memberikan warna pada kulit. Selain itu, vitamin C juga mendukung pembentukan kolagen, yang menjaga kekencangan dan elastisitas kulit.
-
Kapan kulit jeruk dipercaya bisa membantu menurunkan gula darah? Kandungan Pectin dalam kulit jeruk dipercaya mampu mengontrol kadar gula darah. Beberapa penelitan menyebut bahwa ekstrak kulit jeruk bisa membantu mencegah nefropati diabetik, atau kondisi yang berkaitan dengan diabetes.
-
Kenapa kulit kendur? Munculnya kerutan atau kulit wajah yang mengendur ini disebabkan oleh adanya penurunan kadar elastin dan kolagen pada jaringan kulit.
Menariknya, ada faktor-faktor emosional dan hubungan antarpribadi yang mungkin memengaruhi tingkat kegelisahan seseorang, yang membuat pertanyaan tentang apakah geli bisa berhubungan dengan jodoh menjadi semakin menarik untuk dibahas.
Mengapa Seseorang Mudah Geli?
Dilansir dari Medical News Today, para ilmuwan telah menemukan bahwa ada dua jenis utama rasa geli, yaitu knismesis dan gargalesis. Knismesis adalah respons terhadap rangsangan ringan, seperti serangga yang berjalan di kulit. Ini adalah respons alami yang membantu melindungi tubuh dari ancaman eksternal. Sedangkan gargalesis adalah rasa geli yang lebih intens dan menimbulkan tawa ketika seseorang menyentuh bagian tubuh yang sensitif berulang kali. Respons ini, menurut beberapa ahli, mungkin merupakan mekanisme perlindungan terhadap bagian tubuh yang paling rentan, seperti perut atau tenggorokan.
Ada hipotesis bahwa rasa geli berfungsi sebagai perlindungan evolusioner. Bagian tubuh yang paling sensitif terhadap geli sering kali adalah bagian tubuh yang juga paling rentan. Respons otomatis untuk menepis atau melarikan diri dari rangsangan tersebut dapat membantu menjaga keselamatan. Meski terdengar aneh, respons ini bisa dibandingkan dengan refleks tubuh lain, di mana tertawa bukan selalu tanda kesenangan, melainkan respons refleks yang mirip dengan menangis saat memotong bawang.
Studi pada tahun 2013 yang melibatkan pemindaian otak menunjukkan bahwa rasa geli memicu aktivitas di bagian otak yang terkait dengan respons involunter, yaitu hipotalamus. Ini menegaskan bahwa rasa geli adalah respons yang terjadi secara otomatis dan di luar kendali kita. Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menemukan bahwa otak mungkin memproses rasa geli sebagai pengalaman yang mendekati rasa sakit, yang menjelaskan mengapa banyak orang secara naluriah mencoba menghindari sensasi ini.
Mengapa Seseorang Hanya Geli pada Waktu Tertentu?
Ada faktor-faktor emosional yang dapat mempengaruhi seberapa sensitif seseorang terhadap rasa geli. Misalnya, seseorang cenderung lebih mudah merasa geli jika mereka tidak mengharapkannya, yang menjelaskan mengapa kita tidak bisa menggelitik diri sendiri. Selain itu, suasana hati seseorang juga berperan besar. Ketika seseorang sedang marah atau sedih, tingkat kegelisahan mereka cenderung menurun. Sebuah studi pada tikus pada tahun 2016 menemukan bahwa tingkat kecemasan dapat mengurangi respons terhadap rasa geli, dan kemungkinan hal ini juga berlaku pada manusia.
Lebih lanjut, orang biasanya lebih sensitif terhadap geli ketika yang menggelitik adalah orang yang mereka percayai. Hal ini mungkin menunjukkan adanya kaitan emosional yang lebih dalam. Ketika seseorang yang kita kenal baik menggelitik kita, respons terhadap sensasi tersebut akan lebih kuat dibandingkan jika yang melakukannya adalah orang asing. Fakta ini memicu spekulasi bahwa rasa geli mungkin memiliki komponen sosial atau emosional yang kuat, yang membawa kita pada pertanyaan, "Apakah geli ada hubungannya dengan jodoh?"
Meski belum ada penelitian ilmiah yang mengaitkan secara langsung rasa geli dengan kecocokan jodoh, aspek sosial dan psikologis dari rasa geli jelas menunjukkan adanya peran hubungan emosional dalam intensitas respons. Hal ini sejalan dengan gagasan bahwa semakin kuat hubungan emosional antara dua orang, semakin mudah mereka tertawa atau merasa nyaman dalam situasi intim, termasuk saat digelitik.