Perbedaan antara Bronkopneumonia dan Pneumonia yang Perlu Kita Ketahui
Pneumonia dan bronkopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan terjadinya peradangan pada jaringan paru-paru.
Ketika membahas tentang pneumonia, sering kali kita juga akan membicarakan bronkopneumonia. Meskipun kedua istilah ini mengandung kata pneumonia, terdapat persamaan dan perbedaan di antara keduanya. Menurut Wahyuni Indawati, dokter spesialis anak konsultan dari UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), istilah tersebut merujuk pada infeksi yang menyebabkan peradangan di paru-paru. "Pneumonia adalah secara umum tentang peradangan yang terjadi di jaringan paru," ungkap Wahyuni dalam acara daring peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2024. Dia juga menjelaskan bahwa pneumonia biasanya disebabkan oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit, dengan bakteri dan virus menjadi penyebab paling umum pada anak-anak.
Apabila seorang anak dicurigai mengalami pneumonia, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, salah satunya adalah dengan melakukan rontgen thoraks. Dari hasil rontgen thoraks, pneumonia yang paling umum terjadi biasanya terletak di area bronkus, yaitu percabangan dalam saluran pernapasan, sehingga disebut sebagai bronkopneumonia. "Pada anak-anak paling sering itu yang mengenai bronkus, maka kondisi itu disebut dengan bronkopneumonia," tambahnya. "Jadi istilah bronkopneumonia itu hanya menunjukan lokasi peradangan paru," jelas Wahyuni saat menjawab pertanyaan dari Liputan6.com.
-
Apa itu Bronkopneumonia? Bronkopneumonia, atau dikenal sebagai pneumonia lobularis, merupakan jenis pneumonia yang disebabkan oleh infeksi dan peradangan pada saluran napas utama, yaitu bronkus.
-
Bagaimana Pneumonia menyebar? Penyakit ini berawal dari penyebaran berbagai jenis organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur yang dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang terdampak.
-
Siapa yang rentan terjangkit Pneumonia? Pneumonia bisa menjangkit segala usia, namun umumnya lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
-
Bagaimana cara mencegah anak terkena pneumonia? Berikut adalah beberapa cara mencegah pneumonia pada anak: Memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi. ASI eksklusif dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak dan melindunginya dari infeksi bakteri, virus, atau jamur yang dapat menyebabkan pneumonia. MPASI yang bergizi juga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak dan mencegah malnutrisi yang dapat melemahkan sistem imun.
-
Kenapa Bronkopneumonia perlu diwaspadai? Bronkopneumonia pada anak merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan penanganan medis yang tepat.
-
Apa itu Pneumonia pada anak? Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di satu atau kedua paru-paru.
Gejala Pneumonia pada Anak
Berikut adalah beberapa gejala pneumonia yang dapat muncul pada anak:
1. Infeksi
- Demam
- Kelemahan
- Kelelahan
- Lesu
- Turunnya nafsu makan
- Pada bayi, gejala pneumonia dapat menjadi tidak spesifik seperti lemah, lesu, rewel, atau kita menyebutnya not doing well.
2. Gejala Respiratori
Gejala yang muncul pada sistem pernapasan dapat dikenali melalui tanda-tanda berikut:
- Batuk
- Pilek
- Percepatan pernapasan
- Kesulitan bernapas yang ditandai dengan penarikan dinding dada ke dalam saat bernapas
Tanda Pneumonia yang Perlu Diwaspadai
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021, pneumonia menjadi penyebab hampir 740 ribu kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Untuk mencegah angka kematian ini, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala pneumonia pada anak mereka. Salah satu cara untuk mendeteksi pneumonia adalah dengan memeriksa frekuensi pernapasan anak saat mereka mengalami batuk dan pilek. Selain itu, perhatikan juga apakah ada tarikan pada dinding dada saat anak bernapas.
"Jika ada gejala batuk, demam, dan napas sudah cepat serta ada tarikan dinding ke dalam yang menunjukkan anak harus dibawa ke rumah sakit agar bisa diperiksa detil lagi apa benar mengalami pneumonia," kata Wahyuni. Dengan memahami tanda-tanda ini, orang tua dapat mengambil langkah yang tepat dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius akibat pneumonia.
Upaya Pencegahan Pneumonia
Wahyuni menjelaskan beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya pneumonia. Di antara langkah-langkah tersebut, ia menyebutkan pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Selain itu, ia juga menekankan perlunya memberikan dan melengkapi imunisasi, seperti imunisasi DPT-HB-HiB, BCG, MR, PCV, dan Influenza. Nutrisi yang cukup juga sangat penting untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada anak.
Selanjutnya, Wahyuni mengingatkan agar orang tua menghindari paparan polusi baik di dalam maupun di luar rumah. Ia juga menyarankan untuk menjauhkan anak dari orang yang sedang sakit, terutama yang mengalami batuk pilek. Selain itu, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan juga merupakan hal yang tidak kalah penting. Ventilasi yang baik di dalam rumah serta kebiasaan mencuci tangan secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan anak.
Hari Pneumonia Sedunia
Hari Pneumonia Day diperingati setiap tanggal 12 November. Peringatan ini tidak tanpa alasan, mengingat tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini. Pada tahun 2021, pneumonia telah mengakibatkan kematian sebanyak 2,2 juta orang, termasuk 502.000 anak-anak, seperti yang dilaporkan oleh Global Burden of Disease. Penyakit ini sangat rentan menyerang bayi, anak-anak, serta lansia. Selain itu, anak-anak yang tinggal di wilayah dengan tingkat vaksinasi yang rendah dan mengalami malnutrisi memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia.
Di sisi lain, rumah-rumah yang menggunakan bahan bakar yang mencemari udara juga berkontribusi pada peningkatan risiko pneumonia. Untuk orang lanjut usia, paparan terhadap polusi udara dari luar ruangan -- khususnya akibat pembakaran bahan bakar fosil -- serta kebiasaan merokok dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pneumonia. Menurut data, hampir setengah dari sekitar 1,5 juta kematian akibat pneumonia di kalangan orang dewasa berusia di atas 50 tahun disebabkan oleh polusi udara dan kebiasaan merokok. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya pneumonia dan faktor-faktor yang menyebabkannya.