Perlakuan dan Penolakan Tegas dari Masyarakat Berperan Penting dalam Pencegahan Perundungan
Pencegahan terjadinya perundungan atau bullying sangat tergantung dari peran aktif masyarakat.
Perundungan atau bullying bukanlah masalah baru di masyarakat, namun hingga kini masih sering terjadi di berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Menurut Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., sikap tegas masyarakat dalam menolak perundungan sangatlah penting untuk mencegah dan menghentikan perilaku ini.
“Mengemukakan secara jelas pada si pembully bahwa Anda tidak berkenan dengan perlakuan yang bersangkutan. Harus menunjukkan sikap yang jelas mengenai apa yang disukai atau tidak,” ungkap Novi dilansir dari Antara.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terus menerus.
-
Bagaimana cara mengatasi dampak bullying pada pelaku? Mereka cenderung mengembangkan perilaku agresif yang dapat berlanjut hingga dewasa, meningkatkan risiko terlibat dalam tindakan kriminal atau kekerasan lainnya. Selain itu, pelaku bullying sering kali memiliki masalah dalam membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan, baik secara pribadi maupun profesional. Mereka juga bisa mengalami masalah emosional dan psikologis seperti rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan merasa terisolasi dari lingkungan sosial mereka.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kasus bullying? Dalam kasus bullying, terdapat beberapa pihak yang terlibat, yaitu pelaku, korban, dan saksi, dan masing-masing memiliki peran tersendiri. Pelaku adalah individu yang melakukan tindakan agresif dengan tujuan menyakiti atau mengintimidasi orang lain. Korban adalah orang yang menjadi sasaran dari tindakan bullying tersebut dan sering kali mengalami dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis. Saksi adalah orang-orang yang menyaksikan atau mengetahui terjadinya bullying.
Perundungan di tempat kerja, misalnya, tidak hanya merusak hubungan antar karyawan tetapi juga mengganggu produktivitas dan kesehatan mental korban. Novi menekankan pentingnya mengambil tindakan yang tepat untuk melawan perilaku ini, termasuk melapor ke bagian Human Resource Development (HRD) jika terjadi perundungan di kantor.
Sistem layanan yang baik di perusahaan sangat membantu menyelesaikan kasus bullying secara sistemik, mencegahnya berulang, dan melindungi karyawan dari dampak negatif yang lebih luas.
Selain melaporkan tindakan perundungan, Novi juga menyarankan agar korban mencari dukungan dari teman-teman terdekat. Memiliki lingkungan pendukung yang peka terhadap tanda-tanda bullying dapat sangat membantu korban dalam menghadapi situasi yang sulit. Teman-teman dekat dapat menjadi tempat berbagi cerita sekaligus memberikan dukungan ketika diperlukan. Dengan begitu, korban tidak merasa sendirian dan mendapatkan kekuatan untuk bertindak.
Langkah Mengatasi Trauma Akibat Perundungan
Bullying sering kali meninggalkan trauma psikologis yang mendalam pada korbannya. Untuk membantu mengatasi trauma ini, Novi menganjurkan agar korban mencoba melibatkan diri dalam aktivitas baru yang positif di luar tempat kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya membantu korban melupakan pengalaman buruk, tetapi juga menambah energi positif dan memberikan makna baru dalam hidup.
Namun, jika situasi di tempat kerja sudah tidak dapat diatasi, Novi mendorong korban untuk tidak ragu mengambil keputusan yang lebih drastis, yaitu mengundurkan diri dari perusahaan.
“Move on dari lingkungan yang toksik dan pindah lingkungan baru serta memaafkan masa lalu dan belajar dari apa yang telah terjadi. Jika masih belum bisa mengelola, bisa meminta bantuan ahli untuk dapat penanganan yang tepat,” ujarnya.
Terkadang, melepaskan diri dari lingkungan yang merusak adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan memulai lembaran baru.
Peran Penting Perusahaan dalam Mencegah Perundungan
Novi juga menekankan pentingnya peran perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan bebas dari bullying. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas mengenai pencegahan dan penanganan bullying di tempat kerja sangat penting untuk melindungi karyawan. SOP ini harus disertai dengan penerapan budaya kekeluargaan, keterbukaan, dan keadilan di antara seluruh anggota perusahaan.
"SOP dan penanganan ketika terjadi bullying sangat penting di organisasi manapun. Namun yang lebih penting lagi adalah penciptaan kultus atau budaya di sebuah kantor," jelas Novi.
Budaya yang menghargai setiap individu, menjaga komunikasi terbuka, dan menegakkan keadilan akan memperkuat fondasi pencegahan bullying di tempat kerja. Lingkungan kerja yang positif tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga melindungi kesehatan mental seluruh karyawan.