Pneumonia pada lansia Kerap Datang Tanpa Disadari, Kenali Tanda-tandanya Sebelum Terlambat
Gejala pneumonia dapat dikenali dengan jelas pada anak dan dewasa, namun tidak selalu terlihat pada lansia sehingga penting untuk bereaksi cepat.
Pneumonia adalah suatu kondisi peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus. Gejala pneumonia biasanya terlihat jelas pada anak-anak dan orang dewasa, tetapi pada lansia, gejalanya sering kali tidak tampak dengan jelas. "Pada lansia belum tentu batuk, belum tentu sesak napas. Belum tentu juga demam, bahkan kadang tidak demam atau suhu di bawah normal," ujar dokter spesialis paru Desilia Atikawati dalam wawancara eksklusif secara daring dengan Health-Liputan6.com.
Selain itu, gejala lain dari pneumonia meliputi rasa lemas dan kurang bersemangat. Namun, pada orang lanjut usia, penurunan fungsi fisik yang sudah terjadi membuat mereka sulit untuk mengetahui apakah mereka sedang sakit atau tidak.
-
Apa itu pneumonia? Pneumonia adalah infeksi atau radang yang terjadi pada jaringan paru-paru. Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai agen infeksi seperti bakteri, virus, atau bahkan parasit.
-
Bagaimana Pneumonia menyebar? Penyakit ini berawal dari penyebaran berbagai jenis organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur yang dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang terdampak.
-
Bagaimana pneumonia mempengaruhi pernapasan? Karena infeksi ini menyerang jaringan paru-paru, tubuh akan merespons dengan membentuk cairan atau nanah di paru-paru, yang menghambat aliran udara dan mengganggu fungsi pernapasan.
-
Bagaimana cara kerja pneumonia? Pneumonia terjadi ketika paru-paru terinfeksi sehingga menimbulkan peradangan."Pneumonia adalah radang atau infeksi pada jaringan paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau kadang-kadang parasit," kata Profesor Tjandra.
-
Siapa yang rentan terjangkit Pneumonia? Pneumonia bisa menjangkit segala usia, namun umumnya lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
-
Siapa saja yang berisiko terkena pneumonia? Selain itu, ada juga beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan anak terkena pneumonia, antara lain: Tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif ketika bayi Mengalami kelahiran prematur Kurang gizi atau malnutrisi Menderita infeksi tertentu, seperti campak atau HIV Belum memperoleh vaksin pneumonia Terpapar debu, asap rokok, atau polusi udara
Ketidakjelasan gejala pneumonia pada lansia sering kali membuat orang-orang di sekitarnya tidak menyadari bahwa kakek, nenek, atau orang tua mereka sedang menderita penyakit ini.
Datang ke RS karena Lansia Jatuh, Setelah Dicek Pneumonia
Desi juga menyebutkan bahwa banyak lansia yang datang ke rumah sakit akibat jatuh. Banyak orang awam berasumsi bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh stroke atau penyakit lain. Namun, setelah pemeriksaan, ternyata penyebab jatuhnya lansia tersebut adalah pneumonia yang membuat mereka lemas. "Jadi, kalau dokter mendapati ada lansia masuk rumah sakit, dokter akan memastikan pasien tersebut mengalami infeksi paru atau enggak," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah Jakarta ini. Mengingat gejala pneumonia pada lansia yang tidak selalu jelas, Desi mengingatkan agar kita lebih memperhatikan kondisi orang tua, terutama karena mereka termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi terkena pneumonia.
Gejala Pneumonia
Desi menjelaskan bahwa gejala pneumonia dapat dengan mudah dikenali baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Pada orang dewasa, beberapa gejala yang umum muncul meliputi batuk yang produktif, yang sering kali disertai dengan dahak, serta sesak napas yang mungkin dirasakan. Selain itu, nyeri di bagian dada juga sering terjadi, disertai dengan demam dan rasa lemas yang menyertai kondisi tersebut.
Gejala Pneumonia pada Anak
Dalam kesempatan yang berbeda, dokter spesialis anak konsultan Wahyuni Indawati dari Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan tentang gejala pneumonia pada anak. Menurutnya, 1. Infeksi dapat ditandai dengan beberapa gejala infeksi yang muncul pada tubuh anak, seperti:
- Demam
- Lemah
- Letih
- Lesu
- Nafsu makan menurun
- Pada bayi, gejala pneumonia bisa menjadi tidak spesifik seperti lemah, lesu, rewel, atau yang sering disebut not doing well.
Selanjutnya, 2. Gejala Respiratori juga perlu diperhatikan. Gejala yang berhubungan dengan sistem pernapasan dapat dikenali melalui beberapa tanda, antara lain:
- Batuk
- Pilek
- Bernapas lebih cepat
- Kesulitan bernapas yang ditandai dengan penarikan dinding dada ke dalam saat bernapas.
Desi menjelaskan bahwa pneumonia adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Namun, anak-anak di bawah dua tahun dan orang lanjut usia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena pneumonia. "Pneumonia ini salah satu penyebab kematian yang tinggi baik pada anak dan lansia," ujarnya. Oleh karena itu, Desi menekankan pentingnya untuk segera membawa pasien ke rumah sakit atau dokter jika mengalami gejala pneumonia. "Bila pneumonia semakin berat lalu tidak didiagnosis dan tidak mendapat tata laksana dengan baik bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang mengancam nyawa," tambahnya.
Proses Penyembuhan Pneumonia
Desi menjelaskan bahwa pengobatan untuk pasien pneumonia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit serta adanya komorbid. "Pada orang dewasa yang sebelumnya sehat dan punya gaya hidup sehat, biasanya 5-7 juga sudah baik ya kondisinya," kata Desi. Gejala batuk dapat berlangsung lebih dari satu minggu, karena batuk merupakan mekanisme alami tubuh untuk membersihkan saluran napas. Di sisi lain, bagi orang lanjut usia yang memiliki komorbid, Desi mengingatkan tentang tingginya angka kematian. Oleh karena itu, penyembuhan pada kelompok ini umumnya dilakukan dengan pemantauan di rumah sakit.
Desi menambahkan, "Bisa sampai beberapa minggu. Namun, memang beda-beda ya tiap orang penyembuhannya," untuk menekankan bahwa waktu pemulihan dapat berbeda antara individu. Hal ini menunjukkan pentingnya perawatan yang tepat dan pemantauan yang cermat bagi pasien dengan kondisi yang lebih serius. Dengan demikian, penanganan pneumonia harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien agar hasilnya optimal.