Sakit mental tingkatkan risiko stroke dua kali lipat!
Obat untuk mengatasi masalah kesehatan mental bahkan justru bisa meningkatkan risikonya tiga kali lipat!
Kesehatan mental dan tubuh tak bisa dilihat secara terpisah, karena keduanya saling berkaitan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang mengungkap bagaimana penyakit mental seringkali memicu sakit secara fisik, atau sebaliknya. Penelitian terbaru juga mengungkap bahwa orang yang memiliki kelainan mental berisiko terkena serangan jantung atau stroke dua kali lipat lebih tinggi.
Jika dibandingkan dengan orang yang tak mengalami masalah mental, orang yang mengalami masalah kesehatan mental berkemungkinan untuk mengalami penyakit jantung dalam jangka panjang. Untuk orang yang memiliki masalah mental lebih dari satu, risiko terkena serangan jantung dan stroke akan semakin tinggi, seperti diungkap oleh Katie Goldie, Ph.D. pada Health Me Up (01/11).
Hasil ini didapatkan peneliti setelah menganalisis orang yang memiliki schizophrenia, sindrom bipolar, depresi, dan kelainan kecemasan. Semua masalah mental tersebut diketahui bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke seseorang. Tak hanya masalah mental saja yang berkaitan dengan stroke, pasien yang mengonsumsi obat psikotik untuk mengatasi masalah mentalnya ternyata justru memiliki risiko terkena stroke lebih tinggi, yaitu tiga kali lipat.
Beberapa jenis obat yang diketahui bisa memicu serangan jantung dan stroke adakan obat antipsikotik, antidepresi, benzodiazepines, dan obat untuk mengontrol mood. Peningkatkan risiko ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain, seperti kebiasaan yang tak sehat.
Orang-orang yang memiliki masalah mental seringkali memiliki kebiasaan yang tak menyehatkan seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, pola makan yang buruk, dan kurang olahraga. Selain itu, obat-obat untuk penyakit mental biasanya juga memicu peningkatan berat badan dan penurunan kemampuan tubuh untuk mengolah lemak dan gula. Hal ini pada akhirnya memicu risiko penyakit lain seperti obesitas, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Orang yang memiliki masalah dengan kesehatan mental sebaiknya berhati-hati agar masalah psikologis mereka tak berimbas pada masalah fisik. Selain melakukan perawatan secara medis, orang dengan masalah mental seharusnya tetap menjaga kesehatan tubuh dengan cara berolahraga, menjaga pola makan tetap sehat, dan lainnya.
Baca juga:
Ini bahaya mimpi buruk untuk kesehatan
Ingin lebih kreatif? Lakukan meditasi!
Merasa depresi? Lakukan 5 hal ini!
Badan langsing, hati pun cerah ceria
7 Fakta menarik tentang 'hormon cinta' oxytocin!
-
Apa yang dimaksud dengan stroke? Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terhenti, biasanya karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan sel-sel otak tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
-
Kapan para peneliti melacak kejadian demensia, penyakit Parkinson, stroke, dan gangguan psikologis pada peserta? Selama periode penelitian rata-rata 8,4 tahun, para peneliti melacak kejadian demensia, penyakit Parkinson, stroke, dan gangguan psikologis lainnya pada peserta.
-
Apa itu Stroke? Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke otak terhenti atau terganggu. Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi dari aliran darah, sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit.
-
Siapa yang bisa mengalami masalah kesehatan mental? Kesehatan mental adalah keadaan psikologis dan emosional seseorang yang memungkinkannya untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kapan Hari Stroke Sedunia diperingati? Setiap 29 Oktober, masyarakat dunia memperingati Hari Stroke Sedunia.