Sehatnya sperma pria ternyata bisa dideteksi dari 7 tanda ini
Tanda ini bisa menjadi indikator apakah sperma Anda berkualitas atau tidak
Selama ini muncul anggapan yang mengatakan bahwa semakin maskulin seorang pria, maka kualitas sperma di dalam tubuhnya pun akan semakin sehat. Namun sebenarnya tanda tersebut bisa dideteksi dari kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari.
Berikut adalah indikator dari sehat atau tidaknya kualitas sperma seorang pria seperti dilansir dari boldsky.com.
Tidak merokok
Hal ini mungkin merupakan kabar buruk bagi para perokok. Sebab kandungan nikotin di dalam rokok mampu mengurangi kesehatan sperma dan mengurangi jumlah sperma Anda.
Tidak berperut buncit
Telah terbukti secara ilmiah bahwa lemak di perut mampu mengganggu kesehatan testikel Anda dan mengganggu distribusi hormon di bagian bawah tubuh Anda. Hal ini dapat menyebabkan produksi sperma yang tidak sehat.
Suka makan ikan
Kandungan asam lemak omega 3 yang ditemukan di dalam ikan sangat baik untuk peningkatan kualitas dan kuantitas sperma Anda. Selain itu nutrisi sehat tersebut mampu meningkatkan pergerakan sperma.
Jarang mengonsumsi junk food
Junk food atau makanan olahan dapat menyebabkan kerusakan kualitas sperma dan mengganggu tingkat testosteron Anda yang berujung pada terganggunya kesehatan sperma.
Tidak memakai celana dalam terlalu ketat
Mengenakan pakaian dalam terlalu ketat selain tidak baik untuk kesehatan kulit reproduksi Anda juga mampu mempengaruhi kesehatan sperma. Sebab pakaian ini mampu memanaskan skrotum dan menaikkan suhu yang mampu membunuh sperma.
Mengurangi naik sepeda motor
Mengendarai sepeda motor dalam waktu berjam-jam di tengah lalu lintas yang padat dapat memanaskan skrotum Anda. Sehingga sel sperma akan terbunuh dan mengurangi jumlah sperma.
Tidak menyimpan ponsel di saku
Ponsel mampu memancarkan radiasi yang dapat merusak jumlah sperma Anda. Oleh karena itu hindari untuk menyimpannya di dekat alat reproduksi termasuk saku celana Anda.
Itulah beberapa indikator yang bisa menunjukkan apakah sperma Anda sehat atau tidak. Apakah tanda di atas ada di dalam tubuh Anda?
Baca juga:
Hati-hati, viagra bisa bikin kebutaan!
Jaga kesehatan prostat dengan 7 makanan ini
Ini bahaya mencukur bulu kemaluan bagi wanita
Chlamydia, PMS yang mirip infeksi saluran kencing
-
Kenapa menjaga kesehatan alat reproduksi wanita itu penting? Penting untuk memahami bahwa alat reproduksi wanita bukan hanya tentang fungsi biologis, tetapi juga memainkan peran penting dalam identitas dan kesejahteraan psikologis perempuan.
-
Mengapa penting untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi? Menjaga kesehatan sistem reproduksi sangat penting untuk kehidupan seks yang memuaskan dan aman. Hal ini juga memungkinkan Anda untuk membuat keputusan yang tepat tentang kapan dan bagaimana Anda serta pasangan ingin bereproduksi atau memiliki bayi. Sehingga, mengatasi masalah kesehatan reproduksi membantu memastikan Anda memiliki akses terhadap pencegahan dan pengobatan infeksi menular seksual, metode pengendalian kelahiran (metode kontrasepsi yang aman, efektif, dan terjangkau), pengelolaan masalah kesuburan, dan informasi yang akurat dan otentik terkait kesehatan reproduksi.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi wanita? Menjaga kesehatan organ reproduksi wanita dengan baik dan aman merupakan hal yang penting untuk kesejahteraan dan kualitas hidup.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa saja yang terlibat dalam upaya mencegah pernikahan dini dan meningkatkan kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi? Upaya pencegahan pernikahan dini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama keluarga, sekolah, dan masyarakat.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.