Sering Membentak Anak? Ini Dampaknya Untuk Kesehatan Mental
Anak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Setiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Namun, terkadang dalam proses mendidik, emosi dapat mempengaruhi cara kita berkomunikasi dengan mereka.
Sering Membentak Anak? Ini Dampaknya Untuk Kesehatan Mental
Meskipun kita berusaha mendidik mereka menjadi sabar dan telaten, anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka mungkin bosan dengan sikap baik dan mencari cara untuk mendapatkan perhatian, seringkali melalui perilaku nakal.
-
Bagaimana cara mencegah keterbelakangan mental pada anak? Penyebab tertentu dari keterbelakangan mental dapat dicegah. Penyebab yang paling umum adalah fetal alcohol syndrom. Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh minum alkohol. Mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, vitamin prenatal, dan vaksinasi terhadap penyakit menular tertentu juga dapat menurunkan risiko anak lahir dengan keterbelakangan mental.
-
Kenapa penting menjaga kesehatan mental anak sejak dini? Pentingnya menjaga kesehatan mental anak karena kesehatan mental juga berpengaruh pada kesehatan fisik.
-
Apa yang terjadi pada anak jika kesehatan mentalnya terganggu? Jika kesehatan mental anak terganggu, emosinya menjadi tidak stabil, sering merasa lelah, jenuh, pusing, dan tidak mampu bersosialisasi dengan baik.
-
Kapan keterbelakangan mental bisa terjadi pada anak? Penyakit ini dapat memengaruhi individu sejak usia dini dan memberikan dampak signifikan pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.
-
Siapa yang berperan penting dalam mendukung kesehatan mental anak? Jazziray juga mengungkapkan bahwa pengasuh utama anak selain orangtua adalah petugas sekolah, termasuk guru dan petugas sekolah lainnya.
-
Bagaimana cara keluarga mencegah gangguan mental emosional anak-anak? Nasihat ulama, didiklah anak cucumu sesuai dengan zamannya karena mereka tidak dilahirkan di zamanmu. Ajak mereka berdiskusi. Orang tua tidak perlu merasa hebat.
Salah satu bentuk ekspresi emosi yang sering muncul adalah membentak anak-anak.
Apakah Anda pernah merasa emosi terpancing oleh anak-anak hingga akhirnya membentak mereka?
Reaksi Emosional Orangtua: Dampaknya pada Anak-anak
Menurut penelitian, pola asuh agresif, seperti berteriak, mengancam, dan disiplin verbal, dapat memberikan dampak signifikan pada kesehatan mental anak-anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Anak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Tidak hanya berdampak pada perilaku nakal, penggunaan kata kasar, dan penolakan untuk menerima kesalahan, tetapi dampak mentalnya juga bervariasi.
Dampak Mental yang Beragam
Anak-anak yang sering diteriaki dapat mengalami masalah perilaku jangka pendek, seperti agresif, gejala kecemasan, dan perilaku bermasalah. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak jangka panjangnya.
Menurut Medicinenet.com, sebelum membentak anak-anak, perhatikan dampak-dampak yang dapat mempengaruhi mental mereka dalam jangka panjang.
Perilaku Buruk dan Efek Siklus Kehidupan
Banyak orangtua beranggapan bahwa berteriak atau membentak adalah solusi untuk mengubah perilaku buruk anak. Sayangnya, penelitian menunjukkan sebaliknya.
Membentak justru dapat memperburuk perilaku anak, meskipun mungkin mereka berperilaku baik di depan orangtua. Di lingkungan lain, mereka dapat menjadi nakal bahkan hingga membully orang lain. Ini menciptakan siklus kehidupan yang sulit dihentikan.
Dampak Emosional pada Anak-anak
Membentak anak tidak hanya memengaruhi perilaku mereka tetapi juga berdampak pada kesehatan emosional. Anak-anak yang sering dibentak cenderung mengalami gangguan kecemasan, kurang percaya diri, kesulitan bersosialisasi, dan bahkan bisa menjadi pembully.
Terlebih lagi, beberapa anak dapat mengalami depresi sebagai respons terhadap bentakan yang terus-menerus.
Medicinenet.com mengatakan, anak-anak yang sering dibentak dapat mengalami depresi, bahkan hingga dewasa, dan mencari pelarian melalui perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba dan percobaan bunuh diri.
Pengaruh pada Perkembangan Otak Anak
Bentakan dan pola asuh kasar dapat merusak pertumbuhan otak anak.
Studi dengan menggunakan resonansi magnetik menunjukkan bahwa anak yang mengalami kekerasan verbal dari orangtua memiliki pertumbuhan otak yang berbeda dari anak yang tidak.
Otak manusia cenderung memproses pengalaman negatif lebih cepat daripada yang positif, dan hal ini tercermin dalam cara otak memproses suara dan bahasa.
Sebagai orangtua, penting untuk menyadari dampak dari membentak anak.
Selain merusak kesehatan mental anak dalam jangka panjang, hal ini juga dapat memperburuk perilaku dan menciptakan lingkaran sulit dihentikan.
Sebelum membentak, mari kita pertimbangkan dampak jangka panjangnya pada kesejahteraan anak-anak kita.