Tak Harus Terus Dihindari, Karbohidrat Penting Dikonsumsi untuk Sarapan
Karbohidrat sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh terutama di saat sarapan untuk mendorong energi.
Karbohidrat sering kali dianggap sebagai musuh dalam diet modern, terutama bagi mereka yang berusaha mengurangi berat badan atau menjaga kadar gula darah. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya tepat.
Karbohidrat memiliki peran penting dalam diet sehari-hari, terutama saat sarapan. Dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, Dip.TH, MM, MARS, seorang dokter spesialis penyakit dalam, menekankan pentingnya mengonsumsi karbohidrat saat sarapan untuk mempersiapkan metabolisme tubuh dengan baik.
-
Apa saja contoh sumber karbohidrat? Karbohidrat bisa berasal dari makanan yang kaya karbohidrat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu.
-
Apa saja jenis karbohidrat yang direkomendasikan untuk sarapan? Justru kalau pagi diharapkan makan yang starchy, yang kayak tepung, karbohidrat tetap harus ada, karena itu adalah jarak paling panjang di terakhir kita makan," kata Rudy dalam diskusi kesehatan bersama Nutrifood, dilansir dari Antara.
-
Kapan kita perlu makan karbohidrat untuk sarapan? Sarapan adalah makan pertama setelah jeda panjang dari makan terakhir yaitu malam hari.
-
Apa saja contoh makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks? Contoh makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks termasuk oatmeal tanpa pemanis, quinoa, barley, dan beras merah.
-
Kenapa sarapan pagi dengan karbohidrat tetap diperlukan? Menurut, Dokter spesialis penyakit dalam dr. Rudy Kurniawan Sp.PD Dip.TH, MM, MARS mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
-
Apa saja contoh makanan yang mengandung karbohidrat yang baik untuk anak? Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 makanan yang merupakan sumber karbohidrat padat gizi untuk memastikan si Kecil mendapatkan tenaga yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pentingnya Karbohidrat untuk Sarapan
Dr. Rudy Kurniawan menjelaskan bahwa sarapan dengan karbohidrat sangat penting karena tubuh membutuhkan energi setelah jeda panjang tanpa makanan.
"Justru kalau pagi diharapkan makan yang starchy, yang kayak tepung, karbohidrat tetap harus ada, karena itu adalah jarak paling panjang di terakhir kita makan," kata Rudy dalam sebuah diskusi kesehatan bersama Nutrifood di Jakarta dilansir dari Antara.
Sarapan adalah makan pertama setelah jeda panjang dari makan terakhir di malam hari, yang bisa mencapai 12 jam. Pada waktu ini, tubuh memerlukan energi agar sistem metabolisme dapat bekerja kembali dengan optimal.
Komposisi Sarapan yang Seimbang
Sarapan yang dianjurkan sesuai dengan pedoman Kementerian Kesehatan, yaitu mengandung komposisi yang seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak.
"Jadi tetap karbohidratnya ada, protein ada, lemaknya juga ada. Pilih lemak yang lebih sehat lah terutama," jelas Dr. Rudy. Selain itu, asupan gula, garam, dan lemak juga diperlukan, namun tetap harus dalam batas yang wajar. Asupan ini bisa diselipkan dalam sesi snacking antara makan pagi ke makan siang atau makan siang ke malam.
Snacking yang Sehat
Dr. Rudy menyarankan agar snack yang dikonsumsi antara waktu makan utama tetap sehat dan tidak berlebihan.
"Snack ada yang menyarankan 2 kali ya, jeda di antara makan pagi ke siang, dan siang ke malam. Paling aman sih buah ya. Atau ya boleh lah, makan makanan lain yang relatif lebih sehat, kue-kue, misalkan gandum utuh, sesuatu yang tidak terlalu manis," katanya. Buah-buahan dan makanan yang mengandung gandum utuh bisa menjadi pilihan snack yang baik karena mereka memberikan energi tanpa menambahkan terlalu banyak kalori kosong.
Karbohidrat dan Aktivitas Fisik
Karbohidrat juga sangat penting bagi mereka yang rutin berolahraga. Dr. Rudy menekankan pentingnya aktivitas fisik untuk membakar karbohidrat yang dikonsumsi.
"Karbohidrat yang tidak dibakar dengan baik, dapat berubah menjadi lemak dan gula berlebih dalam tubuh yang menyebabkan munculnya penyakit metabolik seperti diabetes," tambahnya. Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif agar karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh digunakan sebagai energi dan tidak mengendap menjadi lemak.
Risiko Konsumsi Karbohidrat Berlebihan
Dr. Rudy juga mengingatkan tentang risiko konsumsi karbohidrat yang berlebihan, terutama pada orang muda dengan gaya hidup sedenter.
"Tak jarang pada usia 20 tahun banyak yang sudah terkena diabetes tipe 2 karena gaya hidup sedenteri namun tetap mengonsumsi nasi secara berlebihan," ujarnya.
Konsumsi karbohidrat berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2.
"Mulai dari gemuknya, kemudian dari males gerak, sehingga ototnya tidak terbangun dengan baik, lemaknya lebih dominan, itu meningkatkan stres oksidatif, ada jalur-jalur metabolisme yang terganggu, akhirnya jadi resistensi insulin, akhirnya leading ke diabetes," jelas Dr. Rudy.