Mengapa Kita Suka Mengonsumsi Karbohidrat? Ini Alasan Kenapa Belum Makan Kalau Belum Makan Nasi
Kecintaan manusia terhadap karbohidrat merupakan suatu hal yang bisa terjadi dari evolusi manusia.
Karbohidrat sering menjadi kambing hitam dalam berbagai tren diet, mulai dari keto hingga low-carb, yang bertujuan untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan. Namun, banyak dari kita yang merasa belum benar-benar makan jika belum mengonsumsi nasi atau roti. Mengapa demikian? Menurut penelitian terbaru, kecintaan kita terhadap karbohidrat ternyata bukan semata-mata masalah selera, melainkan sesuatu yang tertanam dalam DNA kita.
Dilansir dari The Healthy, studi yang baru saja dipublikasikan dalam jurnal Science pada Oktober 2024 oleh para peneliti dari University at Buffalo dan Jackson Laboratory mengungkap bahwa kecenderungan kita untuk menyukai makanan tinggi karbohidrat, seperti roti, pasta, dan nasi, dapat ditelusuri hingga ratusan ribu tahun lalu. Para peneliti menemukan bahwa gen bernama AMY1, yang berperan dalam memproduksi enzim amilase untuk memecah pati menjadi glukosa, telah mengalami duplikasi dalam DNA manusia sejak zaman purba.
-
Mengapa nasi rendah karbohidrat baik untuk kesehatan? Menanak nasi dengan cara rendah karbohidrat dapat berkontribusi dalam pengendalian kadar gula darah. Hal ini sangat krusial bagi individu yang menderita diabetes serta bagi mereka yang berusaha untuk menurunkan berat badan.
-
Apa itu karbohidrat? Karbohidrat adalah salah satu jenis makronutrien, yaitu nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Karbohidrat terdiri dari oksigen, hidrogen, dan karbon, oleh karena itu, mereka adalah senyawa organik.
-
Mengapa orang memilih diet tanpa nasi? Diet ini dipilih karena membantu menurunkan berat badan, mengontrol gula darah, dan mendukung pola hidup sehat.
-
Kenapa penting mengganti nasi dengan alternatif karbohidrat? Mengganti nasi putih dengan alternatif karbohidrat lain tidak hanya bisa berdampak secara ekonomi saja, namun juga secara kesehatan.
-
Mengapa karbohidrat penting untuk kesehatan? Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem saraf dan eritrosit (sel darah merah), hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.
-
Makanan tinggi karbohidrat apa yang baik untuk diet? Banyak orang yang sedang melakukan program diet biasanya menghindari konsumsi karbohidrat.Padahal, karbohidrat adalah nutrisi utama yang dibutuhkan tubuh bersama protein dan lemak.
Menurut Dr. Omer Gokcumen, salah satu penulis studi dan profesor ilmu biologi di University at Buffalo, "Semakin banyak gen amilase (AMY1) yang dimiliki seseorang, semakin banyak enzim amilase yang bisa mereka hasilkan dan semakin efektif mereka dalam mencerna pati."
Dengan menggunakan teknik sequencing genetika canggih, para ilmuwan memeriksa DNA dari 68 manusia purba, termasuk sampel berusia 45.000 tahun dari Siberia. Hasilnya menunjukkan bahwa bahkan sebelum era pertanian, manusia pemburu-pengumpul purba sudah memiliki rata-rata empat hingga delapan salinan gen AMY1 dalam setiap sel diploid mereka. Ini berarti bahwa manusia awal yang menjelajah Eurasia telah memiliki kemampuan untuk mencerna makanan bertepung jauh sebelum mereka mulai bercocok tanam.
Evolusi Kecintaan Terhadap Karbohidrat
Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak hanya manusia modern yang memiliki gen AMY1 ini dalam jumlah banyak, tetapi juga spesies terkait seperti Neanderthal dan Denisovan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mencerna karbohidrat sudah menjadi bagian penting dari evolusi diet manusia purba.
“Duplikasi awal dalam genom kita meletakkan dasar untuk variasi yang signifikan di wilayah gen amilase, memungkinkan manusia beradaptasi dengan diet yang berubah seiring meningkatnya konsumsi pati akibat perkembangan teknologi dan gaya hidup,” kata Dr. Gokcumen dalam siaran pers dari UB.
Seiring berjalannya waktu, ketika manusia mulai bercocok tanam, khususnya di Eropa, jumlah salinan gen AMY1 meningkat selama 4.000 tahun terakhir. Ini disebabkan oleh pola makan yang kaya akan biji-bijian. Mereka yang memiliki lebih banyak salinan gen AMY1 mampu mencerna pati dengan lebih baik, sehingga memberikan mereka lebih banyak energi dan meningkatkan peluang bertahan hidup serta reproduksi.
“Keturunan mereka akhirnya lebih sukses dalam jangka waktu evolusi dibandingkan mereka yang memiliki jumlah salinan lebih sedikit, sehingga memperbanyak jumlah salinan gen AMY1 dalam populasi,” tambah Dr. Gokcumen.
Dampak pada Kesehatan dan Metabolisme Modern
Lalu, apa artinya temuan ini bagi kita di masa kini? Pemahaman tentang variasi gen AMY1 ini tidak hanya memberi wawasan lebih dalam mengenai masa lalu evolusi kita, tetapi juga dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa orang tampak lebih sehat dengan diet tinggi karbohidrat, sementara yang lain tidak.
"Pemahaman lebih lanjut tentang variasi AMY1 bisa membuka wawasan baru terkait kesehatan metabolik, terutama bagaimana tubuh kita mengelola pencernaan pati dan metabolisme glukosa," ungkap para peneliti. Penelitian lanjutan juga dapat membantu menemukan alasan mengapa ada orang yang mampu bertahan dengan baik pada diet yang kaya karbohidrat, sedangkan yang lain lebih mudah mengalami masalah kesehatan jika mengonsumsinya dalam jumlah banyak.
Kecintaan kita pada makanan berkarbohidrat seperti nasi, roti, dan pasta mungkin lebih dari sekadar kebiasaan atau budaya. Berdasarkan hasil penelitian ini, kecenderungan tersebut mungkin sudah tertanam dalam DNA kita sejak nenek moyang purba. Jadi, lain kali Anda merasa bersalah karena menikmati sepiring nasi atau roti, ingatlah bahwa mungkin itu adalah hasil dari ratusan ribu tahun evolusi.
Bagaimanapun, karbohidrat tetap menjadi sumber energi utama bagi banyak orang di seluruh dunia. Memahami alasan biologis di balik preferensi kita terhadap karbohidrat bisa membantu kita membuat keputusan yang lebih baik terkait pola makan dan kesehatan kita.