Ilmuwan Ungkap Sejak Kapan Nenek Moyang Kera dan Monyet Suka Makan Buah-Buahan Lembut dan Manis
Makanan antropoid awal, nenek moyang kera dan monyet, sejak lama menjadi perdebatan. Penelitian terhadap antropoid awal menyatakan makanan mereka terdiri dari buah-buahan lunak. Sedangkan beberapa spesies lainnya memiliki jenis makanan yang lebih beragam dan lebih keras seperti biji-bijian dan kacang-kacangan.
Sumber: The Conversation
Penelitian terbaru mengungkap peran dominan buah lunak. Hal ini kemungkinan besar mencakup berbagai jenis makanan yang matang dan tinggi gula, sebagaimana dibuktikan dengan adanya kerusakan gigi pada beberapa individu.
Hal ini memiliki implikasi penting untuk memahami bagaimana nenek moyang kita beradaptasi dan berevolusi.
Dalam studi baru ini, ilmuwan meneliti kerusakan gigi dan penyakit pada fosil gigi dari lima primata antropoid yang ditemukan di gurun Fayum, Mesir: Aegyptopithecus, Parapithecus, Propliopithecus, Apidium, dan Catopithecus.
Peneliti fokus pada pola gigi terkelupas dan karies gigi (gigi berlubang), yang merupakan indikator utama dari kebiasaan pola makan.
Peneliti menemukan, pola makan buah-buahan lunak pada antropoid awal, berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan pola makan lebih bervariasi, termasuk makanan keras.
Hanya 5 persen gigi yang terkelupas (patah email ringan). Hal ini jauh lebih rendah daripada frekuensi yang diamati pada sebagian besar antropoid modern, di mana frekuensi gigi terkelupas berkisar antara 4 persen hingga 40 persen.
berita untuk kamu.
Selain itu, adanya karies gigi, terutama pada Propliopithecidae (keluarga primata yang telah punah termasuk Aegyptopithecus dan Propliopithecus), konsisten dengan konsumsi rutin buah-buahan yang lembut dan manis.
Penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan gaya hidup arboreal (hidup di pohon) pada antropoid awal. Primata darat sering kali menunjukkan prevalensi gigi terkelupas yang lebih tinggi karena pola makan yang lebih bervariasi dan konsumsi pasir yang tidak disengaja saat mencari makan di tanah, namun hal ini tidak terlihat dalam temuan terbaru.
Preferensi terhadap buah-buahan lunak kemungkinan besar berdampak signifikan pada eksplorasi relung ekologi, dan bahkan pada perkembangan penglihatan primata antropoid. Hal ini termasuk penglihatan warna yang kemungkinan berkembang sebagai kebutuhan untuk menemukan buah matang di antara dedaunan.
Hal ini juga akan mempengaruhi bentuk gigi, perilaku sosial dan strategi mencari makan, sehingga memicu terjadinya radiasi adaptif, yang mengarah pada penyebaran dan diversifikasi monyet dan kera secara global.
Evolusi cepat beragam spesies dari awal mula antropoid yang sederhana ini kemungkinan besar merupakan respons terhadap terbukanya peluang ekologi baru.
Foto: Matt Borths via The Conversation
Primata lain yang berkerabat lebih jauh dengan manusia, dalam subordo primata Strepsirrhini, yang mencakup lemur dan kukang, terpisah dari nenek moyang antropoid jutaan tahun sebelumnya.
Berbeda dengan antropoid, Strepsirrhini menunjukkan variasi pola makan yang besar dalam interval waktu yang sama. Makanan fosil lemur dan kukang kemungkinan besar terdiri dari makanan keras dan keras, serangga, permen karet, dedaunan, dan buah-buahan.
Sebaliknya, nenek moyang kita sendiri membutuhkan waktu lama untuk beralih dari pola makan yang berbasis buah-buahan lunak. Perjalanan kita ke masa lalu untuk mengungkap kehidupan nenek moyang kita terus berlanjut, dengan setiap fosil menambah potongan baru pada teka-teki evolusi primata awal.
- Hari Ariyanti
Sebuah penemuan luar biasa dalam bentuk sekumpulan fosil langka telah mengungkap rahasia pohon yang eksis sekitar 350 juta tahun yang lalu. Simak hanya disini!
Baca SelengkapnyaSpesies ini disebut bintang rapuh dan berbeda dengan bintang laut.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Orang Bunian ini menjadi sebuah pertanyaan besar dan memantik orang-orang untuk melakukan penelitian untuk membuktikan keberadaan mereka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini merupakan temuan langka dan kemungkinan satu-satunya fosil sarang dengan telur yang masih lengkap yang pernah ditemukan.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah dari penemuan fosil berbentuk seperti naga.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru di jurnal Innovation ungkap evolusi pergerakan manusia. Tim ilmuwan gunakan fosil kera prasejarah, Lufengpithecus 6 juta tahun. Simak disini
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi makanan manusia purba dari kerak makanan yang ditemukan di periuk tanah liat Zaman Neolitikum.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia.
Baca SelengkapnyaFosil yang dianalisis peneliti milik Lufengpithecus, yang ditemukan di Yunan, China.
Baca Selengkapnya