Ukuran lingkar pinggang pengaruhi risiko kematian!
Lingkar pinggang yang besar ditengarai meningkatkan risiko kematian.
Besar lingkar pinggang ternyata tak hanya menentukan risiko obesitas atau lainnya, melainkan juga bisa digunakan untuk memprediksi risiko kematian Anda. Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa semakin besar lingkar pinggang seseorang, maka semakin tinggi juga risiko kematiannya.
Hasil ini ditemukan peneliti di Mayo Clinic dengan mengamati data dari 11 penelitian yang dilakukan pada 600.000 orang di seluruh dunia. Mereka menemukan bahwa orang yang memiliki lingkar pinggang besar berkemungkinan lebih dulu meninggal. Selain itu, lingkar pinggang yang lebih besar juga meningkatkan risiko penyakit lainnya seperti penyakit jantung, paru-paru dan beberapa jenis kanker.
Ukuran lingkar pinggang diketahui lebih efektif digunakan untuk memprediksi risiko kematian dan penyakit dibandingkan dengan indeks massa tubuh, seperti dilansir oleh App for Health (18/03).
Penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki lingkar pinggang 93 - 94 cm berkemungkinan 80 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian dibandingkan dengan wanita yang memiliki lingkar pinggang 68 cm atau lebih kecil. Sementara itu, pria dengan lingkar pinggang 109 cm atau lebih besar memiliki risiko kematian 50 persen lebih besar dibandingkan dengan pria yang memiliki lingkar pinggang 88 cm ke bawah.
Setiap tambahan lima cm pada berat badan meningkatkan risiko kematian hingga sembilan persen pada wanita dan tujuh persen pada pria. Peneliti merekomendasikan untuk menggunakan lingkar pinggang untuk mengamati kesehatan seseorang, bukannya indeks massa tubuh.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa lingkar pinggang yang bisa bisa memicu penyakit diabetes tipe-2. Selanjutnya, penelitian menyarankan bagi semua orang untuk menjaga berat badan mereka dan mengecilkan lingkar pinggang agar lebih sehat. Maksimal lingkar pinggang yang sehat untuk wanita adalah 32 inci atau sekitar 81 cm, dan untuk pria 93 cm.
Baca juga:
Kerja lembur adalah penyumbang terbesar kerusakan otak?
Ikuti 4 cara sehat ini untuk membumbui makanan
Ketahui 6 fakta menarik yang tersimpan di dalam wortel
Konsumsi kopi secara rutin cegah telinga berdenging
Ternyata tubuh kurus bukan jaminan terhindar dari kanker payudara!
Sering ngemil tengah malam? Ini cara menghentikannya!
-
Apa perbedaan utama antara overweight dan obesitas? Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting. Overweight merujuk pada kelebihan berat badan yang disebabkan oleh tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi dari yang dianggap sehat untuk tinggi badan seseorang. Sementara itu, obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelebihan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
-
Apa saja jenis-jenis obesitas berdasarkan penyebabnya? Jenis-jenis Obesitas Obesitas adalah kondisi di mana seseorang memiliki berat badan yang berlebihan akibat penumpukan lemak tubuh yang abnormal atau berlebihan. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Ada beberapa jenis obesitas yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu: Obesitas akibat jarang berolahraga, Obesitas akibat makanan, Obesitas vena, Obesitas karena merasa cemas, Obesitas genetik.
-
Bagaimana cara mencegah obesitas akibat makanan? Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan yang seimbang, mengurangi porsi makan, dan memilih makanan yang kaya serat, protein, dan vitamin.
-
Apa saja komplikasi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius. Komplikasi obesitas tersebut antara lain adalah: Komplikasi 1. Penyakit jantung dan stroke. Obesitas membuat Anda lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol abnormal, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. 2. Diabetes tipe 2. Obesitas dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Hal ini meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes. 3. Kanker. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, kerongkongan, hati, kandung empedu, pankreas, ginjal dan prostat. 4. Masalah pencernaan. Obesitas meningkatkan kemungkinan berkembangnya mulas, penyakit kandung empedu dan masalah hati. 5. Apnea tidur. Orang dengan obesitas lebih cenderung mengalami sleep apnea, gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur. 6. Osteoarthritis. Obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban, selain meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.
-
Apa saja masalah pencernaan yang bisa ditimbulkan oleh obesitas? Obesitas juga dapat memicu berbagai masalah pencernaan, salah satunya adalah refluks asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Tekanan berlebih pada perut akibat lemak yang menumpuk dapat mendorong asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan rasa terbakar di dada dan tenggorokan.
-
Apa saja gejala dari obesitas yang disertai diabetes? Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi. Gejalanya umumnya tidak terlihat, tetapi beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala, pusing, nyeri dada, atau sesak napas.