Vape Bikin Gairah Seks Pria Turun? Ini Fakta dan Dampak yang Perlu Diketahui
Sebuah penelitian menunjukkan dampak vaping tidak hanya pada ukuran testis yang mengecil, tetapi juga dapat menghambat gairah seks & mengurangi jumlah Sperma.
Pria pengguna rokok elektrik atau vape mungkin harus berpikir dua kali sebelum mengambil nafas dalam asap dari perangkat mereka.
-
Apa yang terjadi ketika seseorang mencoba berhenti merokok? Proses berhenti merokok sering kali disertai dengan gejala fisik dan psikologis yang tidak menyenangkan. Ketika seseorang yang terbiasa merokok mencoba untuk berhenti, mereka sering kali merasakan ketegangan, iritabilitas, dan perasaan tidak nyaman yang intens.
-
Kapan Mpok Atiek bermimpi? Dalam mimpi, tanggal 10 bulan 7 tahun 2024, nggak dipikir, anggap aja bunga tidur," ujarnya.
-
Kenapa nyamuk menghisap darah? Jawaban: Karena tidak punya uang untuk menghisap rokok.
-
Kapan dendeng batokok dimasak sampai empuk? Masukkan daging, air kelapa, garam, penyedap, dan merica. Masak selama satu jam hingga daging empuk.
-
Kapan kuah bakso sering disantap? Cita rasa gurih dan segar dari kuahnya ini membuat bakso sangat cocok disantap dalam cuaca apapun.
Vape Bikin Gairah Seks Pria Turun? Ini Fakta dan Dampak yang Perlu Diketahui
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dampak vaping tidak sebatas pada ukuran testis yang mengecil, tetapi juga dapat menghambat gairah seks dan mengurangi jumlah sperma. Ingin tahu lebih banyak? Mari kita telusuri fakta-fakta menarik ini.
Ukuran Testis Mengecil Menurut Temuan Ilmuwan Turki
Sebuah penelitian yang melibatkan tikus jantan oleh ilmuwan Turki menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan. Mereka mengukur ukuran testis tikus sebelum dan sesudah terpapar asap rokok dan uap rokok elektrik.
Hasilnya? Ukuran testis mengecil. Peneliti juga mengidentifikasi biomarker stres dalam darah dan organ kelamin tikus, menambah kekhawatiran terkait dampak kesehatan dari vape.
Namun, perlu dicatat bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asap rokok tembakau memiliki dampak lebih buruk terhadap organ seksual pria daripada asap rokok elektrik.
Sehingga, sementara vaping mungkin tidak tanpa risiko, masih ada perdebatan tentang seberapa parah dampaknya dibandingkan dengan rokok tradisional.
Penelitian Denmark pada tahun 2020 menambahkan dimensi lain pada dampak buruk vaping pada kesehatan reproduksi pria. Pria yang menggunakan vape setiap hari ternyata memiliki jumlah sperma yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan non-pengguna vape.
- Ketahui 8 Penyebab Testis Gatal Beserta Cara Mengatasinya, Waspada Gejala Infeksi Menular Seksual
- Kenali Kandungan dalam Vape dan Efek Sampingnya yang Harus Diwaspadai
- Bahaya Vape bagi Kesuburan Pria dan Wanita, Bisa Tingkatkan Risiko Keguguran
- Pemuda di Pademangan Tikam Pacar 'Sesama Jenis' Kesal Setahun Dijadikan Budak Seks
Jumlah Sperma Menurun: Apa yang Perlu Diketahui
Namun, peneliti menekankan bahwa diperlukan lebih banyak data manusia untuk mengonfirmasi temuan ini karena penggunaan vape yang semakin meluas.
Sebagai tanggapan, seorang penulis penelitian menyarankan untuk berhenti merokok, baik itu rokok tembakau maupun vape. "Untuk menjadi pilihan yang aman, berhenti merokok (baik rokok tembakau maupun vape) perlu mendapatkan pemahaman lebih dari masyarakat," kata peneliti.
Vaping juga sebelumnya dikaitkan dengan penghambatan kesuburan, menurut jurnal Life, yang memperingatkan terhadap anggapan bahwa vape adalah produk yang "aman" sebagai alternatif selain merokok.
Mengingat dampak rokok yang besar bagi kesehatan seksual dan reproduksi pria, biasanya dokter terlebih dahulu menyarankan agar perokok berhenti merokok bila ingin punya anak.
Pentingnya Berhenti Merokok: Dampak pada Jumlah Pengguna Vape
Risiko Kesehatan lain dari Vaping
Tidak hanya pada organ seksual dan reproduksi, vaping juga membawa risiko kesehatan lainnya.
Vaping dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan mengakibatkan kesehatan mental yang buruk.
Sebuah jurnal Life bahkan mengaitkan vaping dengan penghambatan kesuburan.
Jadi, jika Anda berpikir bahwa vape adalah alternatif "aman" untuk merokok, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan ulang.
Vape vs Rokok: Mana yang Lebih Aman?
Pertanyaan klasik, apakah lebih aman menggunakan vape daripada merokok, masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan dan peneliti kesehatan. Meskipun vaping tampaknya memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan merokok, bukan berarti itu aman sepenuhnya.
CDC melaporkan bahwa pada awal tahun 2020, ada sekitar 2.800 pasien rawat inap atau kematian terkait vaping, dengan 68 di antaranya dipastikan meninggal.
Menurut American Heart Association (AHA), meskipun cairan vape mengandung lebih sedikit kontaminan dibandingkan rokok, tapi tidak dapat dianggap sepenuhnya aman.
Di sisi lain, merokok telah terbukti secara konsisten merugikan kesehatan manusia selama bertahun-tahun. Dengan lebih dari 480.000 kematian per tahun di Amerika Serikat, merokok menjadi penyebab utama kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronik (COPD).
Berhenti Merokok Sebagai Pilihan Terbaik
Melihat fakta ini, kesimpulannya cukup jelas. Baik merokok maupun vaping membawa risiko kesehatan yang signifikan. Untuk memilih yang terbaik, berhenti merokok, baik itu rokok tembakau maupun vape, adalah langkah yang bijaksana.
Sebagai ungkapan bijak mengatakan, "Lebih baik mencegah daripada mengobati."