Bersinar Sejenak Lalu Redup, Ini 3 Pemain One Season Wonder Paling fenomenal di Liga Inggris
Di Liga Inggris, Bola.com melaporkan terdapat tiga pemain yang dianggap sebagai one season wonder. Siapa saja mereka?
Beberapa klub Liga Inggris, seperti Wigan, Swansea, dan Sunderland, telah merasakan dampak positif dari keberadaan pemain yang dikenal sebagai one season wonder. Meskipun istilah tersebut memiliki nuansa negatif, kata "manfaat" tetap tepat untuk menggambarkan situasi ini.
Istilah one season wonder merujuk pada pemain sepak bola yang menunjukkan performa luar biasa hanya dalam satu musim, sebelum kemudian menghilang dari sorotan pada musim berikutnya. Di Liga Inggris, banyak pemain yang mendapatkan label ini.
- Daftar 8 Pemain Bintang yang jadi Ampas di Liga Inggris: Gagal Bersinar, Ada yang Hanya Mampir Satu Musim
- 3 Pemain China ini Ternyata Pernah Merumput di Liga Indonesia: Ada Sosok Kiper Legendaris
- 4 Pemain Asing ini Punya Catatan Perfoma Paling Oke di BRI Liga 1, Siapa Saja?
- Terjadi Lagi di PON 2024, Deretan Kasus Pemukulan Wasit di Sepak Bola Indonesia ini Pernah Fenomenal di Masanya
Dalam kenyataannya, pemain yang dijuluki one season wonder atau one hit wonder sering kali mampu memikat hati para penggemar sepak bola. Tak jarang, mereka yang mendapatkan label tersebut menjadi salah satu pesepak bola yang paling diingat oleh para pendukung klubnya.
Berdasarkan catatan Bola.com, terdapat tiga pemain di Liga Inggris yang dikenal sebagai one season wonder. Siapa sajakah mereka?
Michu
Setelah menyelesaikan musim perdana mereka di Liga Inggris, Swansea City merekrut Michu dari Rayo Vallecano dengan biaya sebesar 2 juta pada musim panas 2012. Pemain berusia 26 tahun itu langsung menunjukkan kemampuannya di pentas sepak bola Inggris dengan mencetak dua gol dan satu assist dalam pertandingan pembuka Liga Inggris 2012/2013, saat tim yang dilatih Brendan Rodgers menang telak 5-0 atas QPR di Loftus Road. Ini hanyalah awal dari perjalanan gemilangnya.
Michu berhasil mencetak enam gol dalam delapan laga pertamanya di Liga Inggris, sehingga total golnya mencapai 13 menjelang Natal, yang membuatnya mendapatkan kontrak baru selama empat tahun.
Dalam perjalanan kompetisi, striker ini menambah koleksi golnya dengan mencetak lima gol tambahan serta tiga gol di Piala Liga, yang berkontribusi pada keberhasilan Swansea meraih trofi besar pertama mereka.
Namun, sayangnya, performa luar biasanya tidak berhasil dipertahankan pada musim berikutnya. Cedera yang mendera mengganggu penampilannya pada musim kedua di Stadion Liberty, serta selama masa pinjamannya di Napoli. Akhirnya, ia kembali ke Spanyol setelah menyelesaikan kontrak terakhirnya di Swansea.
Amr Zaki
Berbeda dengan Michu yang kariernya menurun akibat cedera, Amr Zaki justru meninggalkan citra negatif di mata publik Wigan. Pada tahun 2008, Wigan mengeluarkan biaya sebesar 1,5 juta untuk meminjam Zaki dari Zamalek selama satu musim, dan dia berhasil mencetak tujuh gol dalam delapan pertandingan pertamanya. Salah satu golnya yang paling diingat adalah tendangan voli spektakuler melawan Liverpool di Anfield.
Meskipun Zaki mencetak total 10 gol di Liga Inggris saat pergantian tahun, sikapnya tidak sejalan dengan ambisinya untuk terus mencetak gol. Selain di klub, striker asal Mesir ini juga menimbulkan masalah di tim nasional dengan keterlambatannya dalam mengikuti pemusatan latihan sebanyak empat kali. Akhirnya, karier Zaki meredup akibat kesalahan yang dilakukannya sendiri. Steve Bruce, pelatih Wigan pada saat itu, bahkan menyebutnya sebagai pemain paling tidak profesional yang pernah ia latih.
"Saya hanya merasa sudah saatnya kita mengumumkan mimpi buruk yang harus dia hadapi," ungkap Steve Bruce.
"Sejujurnya saya bisa mengatakan bahwa sepanjang waktu saya di sepak bola, saya tidak pernah bekerja dengan seseorang yang tidak profesional."
Roque Santa Cruz
Apakah Anda masih ingat Roque Santa Cruz yang dibeli dengan harga tinggi oleh Manchester City, tetapi hanya berhasil mencetak tiga gol selama berada di klub tersebut? Ya, Roque Santa Cruz merupakan salah satu striker yang pernah memukau di Liga Inggris, terutama pada musim pertamanya, sebelum penampilannya menurun. Pada usia 25 tahun, ia direkrut oleh Blackburn Rovers dari Bayern Munchen dengan biaya sebesar 3,5 juta pound.
Sang striker langsung menunjukkan kemampuannya dengan mencetak 19 gol dalam debutnya di Liga Inggris. Sayangnya, pada musim berikutnya, ia hanya mampu mencetak empat gol. Menariknya, meskipun mengalami kesulitan di musim keduanya, Manchester City tetap berani mengeluarkan dana sebesar 17,5 juta untuk memboyong Santa Cruz.