Pelatih-Pelatih yang Terancam Dipecat Dalam Waktu Dekat, Termasuk Erik Ten Hag
Meski berhasil mengalahkan Brentford, Erik ten Hag belum sepenuhnya terbebas dari ancaman pemecatan.
Kemenangan yang diraih Manchester United atas Brentford belum cukup untuk menghilangkan ancaman pemecatan yang membayangi Erik ten Hag. Meskipun berhasil memetik tiga poin setelah empat pertandingan tanpa kemenangan, tekanan terhadap pelatih asal Belanda tersebut masih terus ada.
Dalam laga yang berlangsung di Old Trafford pada Sabtu malam (19/10/2024), Setan Merah berhasil menang tipis 2-1. Setelah tertinggal 0-1 menjelang babak kedua, MU berhasil menyamakan kedudukan berkat gol Alejandro Garnacho di menit ke-47, disusul gol Rasmus Hjlund 16 menit kemudian.
Kemenangan ini membawa Manchester United naik ke posisi ke-11 klasemen sementara dengan total 11 poin dari delapan pertandingan. Meski merasa lega setelah pertandingan, Erik ten Hag tetap menyadari bahwa ancaman pemecatan masih mengintai.
"Kami memang memenangkan pertandingan, namun tekanan (pemecatan) selalu saja ada. Kami harus bisa memenangkan pertandingan-pertandingan selanjutnya," ungkap Erik ten Hag, seperti yang dilansir oleh Reuters.
Sejak menjabat sebagai pelatih Manchester United pada musim panas 2022, Ten Hag belum berhasil membawa tim meraih gelar Premier League, yang terakhir kali dimenangkan pada musim 2012/2013 di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.
Hingga saat ini, pelatih berusia 54 tahun tersebut hanya mampu mempersembahkan satu trofi Piala FA 2023/2024 dan Carabao Cup 2022/2023. Dengan serangkaian kekalahan yang dialami timnya di awal musim ini, posisi Erik ten Hag semakin terancam, dan risiko pemecatan pada bulan Desember mendatang menjadi semakin nyata.
Ancaman pemecatan tidak hanya menghampiri Ten Hag; ada setidaknya dua pelatih lain yang juga berada dalam situasi serupa dan berpotensi kehilangan pekerjaan mereka pada bulan Desember nanti. Siapa sajakah mereka?
Paulo Fonseca
Saat ini, Paulo Fonseca dapat sedikit merasa tenang. Usahanya untuk bangkit dari keterpurukan telah membuahkan hasil, di mana AC Milan kini berada di posisi keempat klasemen sementara Serie A 2024/2025 dengan perolehan 14 poin, hanya selisih dua poin dari Napoli yang memimpin klasemen dengan 16 poin.
Namun, Fonseca tetap merasakan tekanan yang belum sepenuhnya hilang. Dua kekalahan dan dua hasil imbang di awal musim membuat manajemen merasa tidak puas dengan kinerja pelatih berusia 51 tahun tersebut.
Kekalahan dari Liverpool di Liga Champions juga semakin memperburuk situasi, membuat posisinya semakin terancam. Paulo Fonseca, yang baru menjabat tahun ini, memiliki target yang sangat berat: mengembalikan Milan ke posisi juara Serie A 2024/2025, setelah terakhir kali meraihnya pada musim 2021/2022.
Jika dalam beberapa pekan mendatang, Christian Pulisic dan rekan-rekannya kembali gagal meraih kemenangan, bukan tidak mungkin bulan Desember nanti akan menjadi bulan yang sangat sulit bagi karier Paulo Fonseca. Dengan situasi yang semakin menegangkan ini, setiap pertandingan menjadi sangat krusial bagi masa depan pelatih asal Portugal tersebut.
Hansi Flick
Saat ini, Barcelona masih berada di puncak klasemen sementara La Liga 2024/2025 setelah memasuki pekan kesembilan. Meskipun demikian, pelatih Hansi Flick tetap berada dalam tekanan terkait kemungkinan pemecatan.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Barcelona mengumpulkan poin yang sama dengan rival berat mereka, Real Madrid, yang berada di posisi kedua, yaitu masing-masing 24 poin. Sementara Real Madrid tidak mengalami kekalahan dalam delapan pertandingan, Barcelona justru mengalami kekalahan mengejutkan 2-4 dari Osasuna pada akhir September lalu.
Kekalahan ini membuat Hansi Flick menjadi sorotan tajam dari para pendukung Blaugrana. Hansi Flick diangkat sebagai pelatih Camp Nou sebelum musim ini dimulai, menggantikan Xavi Hernandez yang dipecat. Ia menghadapi tantangan besar untuk membawa pulang trofi La Liga dan Liga Champions di musim ini.
Keberhasilan Flick dalam mencapai target tersebut sangat bergantung pada performa timnya hingga akhir tahun ini. Jika Barcelona mampu mempertahankan tren positif dan meraih kemenangan, maka Flick berpeluang menghindari isu pemecatan. Namun, jika hasilnya tidak memuaskan, nasibnya bisa berakhir sama seperti pendahulunya, Xavi Hernandez.