3 Masalah Sosial Remaja yang Kerap Dihadapi di Medsos, Jangan Diabaikan
Berikut merdeka.com merangkum masalah sosial remaja di era media sosial beserta dampaknya:
Seperti teknologi pada umumnya, internet memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan dalam hal pengaruh media sosial pada remaja, pro dan kontra tersebut sangat signifikan.
Di sisi positifnya, platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Snapchat dapat menjadi penyelamat bagi remaja yang merasa terisolasi atau terpinggirkan.
-
Kapan Gayanti Hutami lulus SMA? Momen kelulusan SMA Gayanti bareng ibunya di tahun 2018 tuh epic banget deh.
-
Apa itu Rekuh? Rekuh dianggap berbeda dari rujak lain karena isiannya yang tak hanya buah segar, melainkan juga ada tambahan potongan kentang dan tahu goreng.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Apa yang ditemukan warga di Desa Surotrunan, Kebumen? Warga Desa Surotrunan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, dibuat heboh. Sebuah gundukan tanah misterius ditemukan pada salah satu pekarangan milik warga.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Apa makna dari gerakan-gerakan yang ada di Tari Rayak-rayak Sukabumi? Disebutkan bahwa tari Rayak-rayak Sukabumian ini merupakan penggambaran dari rasa syukur oleh kaum muda di sana. Ini terlihat dari gerakannya yang banyak menyibakkan tangan sebagai tanda bentuk sorak sorak bergembira. Ini diartikan sebagai bentuk rasa syukur yang dihadirkan melalui ekspresi tarian suka cita.
Kelompok-kelompok ini termasuk remaja yang susah berinteraksi dan remaja yang berjuang dengan masalah kesehatan mental. Selain itu, para peneliti telah menemukan banyak efek positif dari media sosial pada persahabatan.
Tetapi penggunaan media sosial yang terlalu sering di kalangan remaja dan dewasa muda memiliki banyak konsekuensi yang kurang positif. Ini termasuk cyberbullying, citra diri dan citra tubuh negatif, kecanduan media sosial, dan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas dunia nyata yang sehat.
Berikut merdeka.com merangkum masalah sosial remaja di era media sosial beserta dampaknya:
Media Sosial dan Perbandingan Sosial
Salah satu cara media sosial merusak kesehatan mental remaja adalah melalui perbandingan sosial. Remaja di media sosial menghabiskan banyak waktu mereka untuk mengamati kehidupan dan citra teman sebayanya.
Oleh karena itu, ini mengarah pada perbandingan konstan. Dan ini dapat merusak harga diri dan citra tubuh. Selain itu, dapat menyebabkan depresi. Perbandingan sosial online dikaitkan dengan gejala depresi di kalangan remaja, khususnya remaja putri. Masalah sosial remaja yang ini jarang terlihat oleh orang dewasa karena mereka merusak sedikit demi sedikit dari dalam.
Seperti jenis perbandingan sosial lainnya, remaja melaporkan harga diri dan evaluasi diri yang lebih rendah ketika melihat teman sebaya di Facebook dan situs media sosial lainnya.
Misalnya, ini termasuk melihat profil tempat teman sebaya memposting tentang kebiasaan sehat, acara sosial yang menyenangkan, atau pencapaian mereka. Dan remaja merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri ketika mereka membuat apa yang disebut "perbandingan ke bawah", melihat profil teman sebaya dengan lebih sedikit teman dan pencapaian.
Menurut laporan terbaru Pew Research Center tentang pengaruh media sosial pada remaja, 43 persen remaja mengatakan mereka merasa tertekan untuk hanya memposting konten di media sosial yang membuat mereka terlihat baik di mata orang lain. Selanjutnya, 26 persen remaja mengatakan situs-situs ini membuat mereka merasa lebih buruk tentang kehidupan mereka sendiri.
Depresi
Masalah sosial remaja yang dipengaruhi oleh media sosial yaitu dapat memunculkan depresi. Menghabiskan banyak waktu di depan perangkat elektronik dapat mencegah remaja melakukan aktivitas langsung dengan teman sebayanya seperti olahraga, yang dapat menangkal depresi.
Mereka juga mengalami kondisi baru seperti takut ketinggalan berita atau fomo yang selanjutnya mengarah pada perasaan kesepian dan menyendiri.
Cyberbullying
Meski terkadang seorang anak menjadikan media sosial sebagai pelarian karena mengalami bullying di sekolah. Namun media sosial itu sendiri juga dapat menyebabkan cyberbullying.
Bullying di media sosial bahkan bisa menjadi parah karena siapa pun dapat mengatakan apa pun kepada penyintas tanpa takut identitas aslinya terbongkar. Hal ini bahkan bisa memicu pengguna lainnya untuk melakukan hal serupa dan membuat keadaan semakin rumit. Ini sekali lagi dapat memicu depresi terhadap remaja karena belum memiliki emosi yang stabil. Tentu ini akan menjalar menjadi masalah sosial remaja di kehidupan nyatanya.