Apa Sebab Tidur Miring ke Kiri Dada Terasa Sesak? Begini Penjelasan Medisnya
Berikut merdeka.com merangkum tentang penyebab tidur miring ke kiri membuat dada terasa sesak disertai dengan penjelasan medis.
Sesak dada saat tidur miring ke kiri bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Banyak orang mengalami masalah ini, dan penyebabnya bisa bervariasi dari gangguan kesehatan ringan hingga kondisi yang lebih serius.
Beberapa di antaranya melibatkan masalah jantung, paru-paru, gangguan pencernaan, hingga faktor psikologis. Maka dari itu, seseorang yang mengalami sesak saat tidur miring ke kiri, perlu mencari banyak informasi agar bisa mengetahui apa penyebabnya.
Berikut ini merdeka.com merangkum rangkuman tentang apa penyebab tidur miring ke kiri dada terasa sesak disertai dengan penjelasan medis. Simak ulasannya sebagai berikut.
Penyebab Tidur Miring ke Kiri Dada Terasa Sesak
1. Masalah Jantung
Salah satu penyebab paling umum dari sesak dada saat tidur miring ke kiri adalah masalah jantung. Kondisi seperti angina atau penyakit jantung koroner bisa memperburuk gejala saat berbaring.
Angina disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen ke otot jantung karena penyempitan atau penyumbatan arteri koroner. Tidur miring ke kiri dapat menambah tekanan pada jantung, sehingga gejalanya seperti nyeri dada dan sesak napas menjadi lebih jelas.
Hal ini sering kali terjadi pada malam hari karena peningkatan beban kerja pada jantung saat tubuh beristirahat. Selain angina, gagal jantung juga bisa memicu sesak dada saat tidur.
Dalam kondisi ini, jantung tidak mampu memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh, menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru yang dikenal sebagai edema paru.
Edema ini menyebabkan perasaan sesak napas yang diperburuk ketika berbaring, karena cairan tersebut dapat mengumpul lebih banyak di paru-paru.
2. Refluks Asam Lambung (GERD)
Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) adalah penyebab lain dari sesak dada saat tidur miring ke kiri. GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, yang sering kali menimbulkan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan, terutama saat tidur.
Posisi tidur miring ke kiri bisa memperburuk kondisi ini, karena gravitasi memungkinkan asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Selain itu, tidur segera setelah makan besar juga meningkatkan risiko refluks asam.
Untuk mengurangi risiko refluks asam dan sesak dada, beberapa langkah pencegahan bisa dilakukan. Misalnya, tidur dengan posisi kepala lebih tinggi menggunakan bantal tambahan dan menghindari makan berat sebelum tidur.
Refluks asam yang terus-menerus bisa menyebabkan iritasi pada lapisan esofagus dan memicu komplikasi serius, seperti esofagitis.
3. Penyakit Paru-Paru
Masalah paru-paru juga bisa menjadi penyebab sesak dada saat tidur. Pneumonia dan pleuritis adalah dua kondisi yang dapat menyebabkan nyeri dada dan sesak napas, terutama saat berbaring.
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan dan akumulasi cairan di alveoli. Hal ini membuat paru-paru sulit berfungsi secara optimal, terutama saat posisi tidur mempengaruhi sirkulasi udara.
Sementara itu, pleuritis adalah peradangan pada lapisan pleura, yaitu jaringan tipis yang melapisi paru-paru dan rongga dada.
Pleuritis menyebabkan nyeri dada tajam yang diperburuk oleh gerakan napas dan posisi tidur tertentu, terutama saat miring ke sisi yang terpengaruh. Kedua kondisi ini membutuhkan penanganan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4. Ketegangan Otot Dada
Ketegangan otot dada akibat aktivitas fisik berat atau postur tubuh yang salah juga bisa menyebabkan rasa sesak saat berbaring miring. Otot-otot dada yang tegang atau tertarik bisa memicu nyeri yang lebih terasa saat tubuh tidak bergerak atau saat berbaring di satu sisi.
Biasanya, ketegangan otot tidak memerlukan penanganan medis serius, dan gejalanya dapat mereda dengan istirahat yang cukup atau terapi fisik ringan.
5. Faktor Psikologis
Kecemasan dan serangan panik bisa memicu gejala fisik seperti sesak napas dan nyeri dada, yang sering kali disalah artikan sebagai serangan jantung. Kondisi ini diperburuk oleh stres, pola tidur yang buruk, dan gangguan psikologis lainnya.
Orang yang sering mengalami serangan panik saat tidur bisa merasa sesak napas atau terbangun dengan perasaan panik. Untuk mengatasi hal ini, pengelolaan stres dan teknik relaksasi, seperti meditasi atau terapi pernapasan, bisa membantu mengurangi gejala.
Cara Mengatasi Sesak Dada saat Tidur
Jika mengalami sesak dada saat tidur, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meredakan gejala. Mengubah posisi tidur dengan menggunakan bantal untuk menjaga kepala lebih tinggi bisa membantu mengurangi tekanan pada jantung dan paru-paru.
Bagi mereka yang mengalami refluks asam, tidur dengan posisi miring ke kanan mungkin lebih nyaman. Selain itu, menjaga pola makan yang sehat dan menghindari konsumsi makanan berat sebelum tidur juga dapat membantu mengurangi gejala.
Namun, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika sesak dada disertai gejala serius lainnya, seperti nyeri dada yang tajam, pingsan, atau keringat dingin, karena ini bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius, seperti serangan jantung atau emboli paru.