Berkunjung ke Museum Tsunami Aceh, Pusat Edukasi dan Mengenang Tragedi Bencana Tahun 2004 Silam
Museum yang dirancang sebagai bangunan simbolis untuk mengenang tragedi Tsunami tahun 2004 silam sekaligus tempat edukasi.
Museum yang dirancang sebagai bangunan simbolis untuk mengenang tragedi Tsunami tahun 2004 silam sekaligus tempat edukasi dan tempat perlindungan darurat bencana alam.
Berkunjung ke Museum Tsunami Aceh, Pusat Edukasi dan Mengenang Tragedi Bencana Tahun 2004 Silam
Bencana gempa bumi di Banda Aceh tahun 2004 yang memicu adanya gelombang tsunami hingga kini masih terus tergores dalam ingatan. Tragedi tersebut menjadi mimpi buruk bagi masyarakat Aceh saat itu.
Gelombang tsunami yang menerjang Aceh hanya beberapa saat setelah gempa itu menyapu bersih bangunan dan fasilitas umum, rumah warga, dan pasti menyebabkan ribuan orang meregang nyawanya. (Foto: Instagram/sf_efend)
-
Kapan Museum Tsunami di Banda Aceh didirikan? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Di mana Museum Benteng Heritage berada? Kebudayaan tersebut lambat laun berakulturasi dengan kearifan lokal Betawi serta Sunda, yang jejaknya bisa disaksikan di Museum Benteng Heritage, Kawasan Pasar Lama.
-
Apa yang ada di dalam Museum Kenangan Semeru? Museum ini berisi barang-barang kenangan, seperti foto dokumentasi, peralatan rumah tangga, tempat tidur, sofa, dan lain-lainnya.
-
Bagaimana museum ini diharapkan bisa membantu para penyintas? Keberadaan Museum Kenangan Semeru diharapkan tidak menciptakan trauma bagi para penyintas. Sebaliknya, melihat kenang-kenangan yang tersisa dari bencana diharapkan membuat jiwa mereka kuat dan lebih waspada.
-
Bagaimana Museum BNPT bisa menjadi wadah pembelajaran? Museum BNPT bisa menjadi wadah pembelajaran sekaligus cara pemaparan terkait kinerja hebat BNPT selama ini.
-
Kenapa Museum Kenangan Semeru dibangun? Museum yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Sumberwuluh bersama mahasiswa KKN Universitas Jember itu dapat menjadi media edukasi tentang bencana erupsi.
Untuk mengenang dan sebagai bentuk simbolis, maka dibangunlah tempat yang bernama Museum Tsunami Banda Aceh.
Letaknya berada di Jalan Sultan Iskandar Muda, dekat dengan Simpang Jam serta berseberangan dengan Lapangan Blang Padang.
Lantas, seperti apa sejarah berdirinya museum ini dan apa saja isinya? Simak ulasan informasinya yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Sejarah Berdiri
Melansir dari situs museumtsunami.id dan beberapa sumber lainnya, gedung museum ini secara resmi dibuka pada bulan Februari 2008 silam.
Bangunan ini tak hanya sekedar sebagai bentuk simbolis, melainkan juga tempat edukasi serta tempat perlindungan ketika bencana datang.
Bangunan ini dirancang oleh arsitek asal Bandung yaitu Ridwan Kamil. Beliau memenangkan desain sayembara tingkat internasional pada tahun 2007 dalam rangka memperingati bencana tsunami tahun 2004.
Museum ini berkonsep seperti Rumoh Aceh dan on escape hill dan secara gaya arsitektur mengedepankan nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami. (Foto: Wikipedia)
Bangunan Empat Lantai
Museum ini berdiri di tanah seluas 2.500 meter persegi. Strukturnya terdiri empat lantai dengan dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Pengunjung nantinya akan dibawa kembali ke saat kejadian tsunami itu berlangsung.
Sebuah lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi akan menyambut para pengunjung setelah pintu masuk. Tak hanya itu, dinding-dinding museum juga dihiasi dengan orang-orang sedang menari Saman.
- Membangkitkan Jiwa Seni dan Budaya Anak Muda Aceh dari Museum Tsunami
- Menilik Sejarah Stasiun Kutaraja, Bukti Perkembangan Industri Kereta Api di Serambi Mekkah
- Tragedi Tsunami Aceh: Ratusan Ribu Jiwa Melayang hingga Sumbangan Dana Rp108 Triliun
- SBY Kenang Sang Istri saat Ziarah ke Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh
Kemudian, pada bagian atapnya juga didesain seperti gelombang air laut. Lantai dasarnya dirancang seperti rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.
Bangunan ini juga memiliki tempat evakuasi di bagian rooftop, apabila terjadi bencana banjir atau tsunami yang bisa menerjang sewaktu-waktu.
Isi Museum
Pada lantai 1 terdapat beberapa ruangan yang berisi rekam jejak kejadian tsunami tahun 2004. Ada ruang pamer tsunami, pratsunami, hingga saat terjadinya tsunami, serta ruang pasca tsunami. Lalu ada artefak jejak tsunami, gambar peristiwa tsunami dan sebagainya.
Lantai 2, pengunjung akan melihat isi media-media pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang empat dimensi, dan juga toko suvenir.
Selain itu, di suatu ruangan juga terdapat ribuan nama-nama warga Aceh yang tertulis di dinding sebagai bentuk mengenang para korban dalam bencana tersebut.
Mengutip dari Instagram resmi Museum Tsunami Aceh, tempat ini buka setiap hari Sabtu-Kamis, mulai pukul 09.00-12.00 WIB (loket tiket tutup 11.30 WIB) dan pukul 14.00-16.00 WIB (loket tiket tutup 15.30 WIB).