Contoh Kerangka Berpikir Kuantitatif, Lengkap Beserta Penjelasannya
Contoh kerangka berpikir kuantitatif memudahkan dalam proses penulisan ilmiah.
Dalam menyusun dan menuliskan sebuah penelitian ilmiah, diperlukan kerangka berpikir sebagai landasannya.
Contoh Kerangka Berpikir Kuantitatif, Lengkap Beserta Penjelasannya
Dalam menyusun dan menuliskan sebuah penelitian ilmiah, diperlukan kerangka berpikir sebagai landasannya.
Kerangka berpikir sendiri adalah jalur pemikiran yang dirancang berdasarkan kegiatan yang hendak dilakukan peneliti.
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting dalam sebuah penelitian. Sehingga, penting untuk memiliki sebuah kerangka pikir sebelum menjalankan suatu penelitian.
-
Apa tujuan utama dari penelitian kuantitatif? Tujuan dari penelitian kuantitatif untuk mengukur dan menguji hubungan antar variabel dengan menggunakan angka dan statistik.
-
Kapan metode penelitian kuantitatif digunakan? Metode penelitian kuantitatif juga sering digunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti psikologi, sosiologi, ekonomi, dan ilmu politik.
-
Mengapa data kuantitatif penting? Data kuantitatif memainkan peran krusial dalam dunia analisis dan pengambilan keputusan, membentuk pondasi bagi pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang dapat diukur secara numerik.
-
Bagaimana penelitian kuantitatif mengumpulkan data? Penelitian kuantitatif biasanya menggunakan metode eksperimen, survei, atau tes untuk mengumpulkan data numerik.
-
Bagaimana cara menghitung data kuantitatif? Data kuantitatif dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan kumpulan datanya.Terdapat dua klasifikasi data kuantitatif yang berbeda yaitu data diskrit dan data kontinu. Cara penghitungannya bisa secara manual atau menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
-
Apa yang dimaksud dengan data kuantitatif? Jenis data kuantitatif adalah data yang bisa diukur, diberi nilai numerik, dan dihitung.
Berikut ini adalah pengertian lebih lanjut beserta contoh kerangka berpikir yag penting untuk dipelajari.
Terutama jika Anda adalah seorang pelajar atau mahasiswa, memahami dan mampu membangun sebuah kerangka berpikir sangat krusial untuk banyak tugas-tugas akademik.
Apa Itu Kerangka Berpikir?
Mengutip Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (2009), kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana sebuah teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.
Kerangka berpikir merupakan konsep berisikan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam rangka memberikan jawaban sementara.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Sehingga, secara teoritis peneliti perlu menjalaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Jika pada penelitian terdapat variabel moderator dan intervening, maka harus dijelaskan juga mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut dijelaskan pada paradigma penelitian. Oleh karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus berdasarkan pada kerangka berpikir.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih umumnya memiliki jenis hipotesis yang berbentuk komparasi atau hubungan.
Oleh karena itu, dalam rangka menyusun hipotesis yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka berpikir.
Definisi Kerangka Berpikir Kuantitatif
Menurut KBBI, kuantitatif artinya berdasarkan jumlah atau banyaknya. Penelitian kuantitatif adaah penelitian yang mengambil data dalam jumlah yang banyak. Bisa puluhan, ratusan, atau mungkin ribuan.
Jenis penelitian ini cocok dipakai untuk meneliti masalah yang sudah jelas, memiliki populasi luas, dan bermaksud untuk menguji hipotesis.
Dalam menulis penelitian kuantitatif, terdapat kerangka berpikir kuantitatif.
Kerangka berpikir kuantitatif sendiri adalah dasar pemikiran yang memuat perpaduan antara teori dengan fakta, observasi, dan kajian kepustakaan, yang akan dijadikan dasar dalam sebuah penelitian.
Di dalam kerangka berpikir, variabel-variabel penelitian dijelaskan lebih mendalam dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Langkah-Langkah dalam Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap gejala dan fakta yang menjadi permasalah pada obyek penelitian, mengutip Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya yang berjudul Ilmu dalam Perspektif: sebuah kumpulan karangan tentang hakikat ilmu (1986), disebut bahwa kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir dan menghasilkan kesimpulan/sintesa yang berujung hipotesis.
Sebelum memahami contoh kerangka berpikir, perhatikan langkah-langkahnya. Penjelasan langkah-langkah kerangka berpikir penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan Variabel yang Diteliti.
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan lebih dahulu variabel penelitiannya.
Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan. Jika variabel penelitiannya lima, maka minimal akan menggunakan lima teori.
2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian
Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalaah membaca buku dan hasil penelitian yang relevan (buku, jurnal, laporan penelitian, ensiklopedia, daan kamus, skripsi, tesis dan disertasi).
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.
Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, daan kedudukan antara variabel satu dengaan yang lain dalam konteks penelitian.
4. Analisis Kritis terhadap Teori dan hasil Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan.
Dalam analisis ini, peneliti akan mengkaji apakah teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu benar-benar sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negeri.
Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
Sintesa/Kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara.
Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Contoh Kerangka Berpikir Kuantitatif
Contoh kerangka berpikir adalah hal yang wajib bagi setiap peneliti untuk menyusun kerangka pemikiran yang sistematis dan menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada semua variabel yang hendak ditelitinya.
Di samping itu, peneliti harus sudah menguasai teori ilmiah yang akan diterapkan pada penelitiannya.
Untuk dapat menyusun kerangka pemikiran yang baik, peneliti sudah harus membekali pemikiran yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan hasil penelitian yang relevan.
Berikut beberapa contoh karangka berpikir, antara lain:
Contoh Kerangka Berpikir Kuantitatif
1. Pengaruh Pola Makan Sehat terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) Remaja: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Kota X
- Tujuan Penelitian: Menganalisis pengaruh pola makan sehat terhadap IMT remaja di lingkungan sekolah menengah atas.
- Variabel Utama:
- Variabel Dependen: Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja.
- Hipotesis:
- H1: Ada hubungan signifikan antara pola makan sehat dan IMT remaja.
Metode Pengumpulan Data: Survei makanan dan pengukuran IMT pada sampel siswa.
- Analisis Statistik:
Regresi linier untuk menilai hubungan antara variabel independen dan dependen.
- Interpretasi Hasil:
Menilai apakah pola makan sehat berkorelasi dengan IMT remaja.
- Kesimpulan:
Menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk promosi pola makan sehat di kalangan remaja.
2. Hubungan Integritas Pekerja Dengan Produktivitas Kerja
Integritas karyawan adalah fondasi untuk membangun prroduktivitas kerja pegawai. Integritas menghasilkan perilaku kerja yang jujur, bertanggung jawab, disiplin, etis, terpercaya, rajin, tekun, andal, dan melayani perusahaan dengan sepenuh hati. Karyawan tanpa integritas membawa resiko yang tinggi bagi perusahaan.
Ketika karyawan bekerja tanpa integritas, maka mereka dipastikan memiliki perilaku tidak jujur dan tidak etis. Akibatnya, mereka berpotensi menjadi energi negatif yang menghambat pertumbuhan bisnis, sehingga perusahaan sulit mencapai prestasi dan kinerja tinggi. Tanpa integritas, kecerdasan dan segala kehebatan menjadi potensi kerugian bagi perusahaan.
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dan hubungan antara variabel bebas disiplin karyawan (X1) dan Integritas karyawan (X2) dengan variabel terikat produktivitas kerja karyawan (Y), maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai pedoman dalam melakukan penelitian.
Kerangka penelitian dimaksud adalah sebagai berikut: Disiplin karyawan (X1) dan Integritas karyawan (X2) sebagai variabel bebas yang mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat produktivitas karyawan Y).
Terdapat pengaruh antara Disiplin Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan.
Terdapat pengaruh antara Integritas Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan. Terdapat pengaruh secara gabungan Disiplin dan Integritas Karyawan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, telah dapat diduga terdapat pengaruh antara disiplin karyawan (X1) dan integritas karyawan (X2) terhadap produktivitas karyawan (Y).
Keunggulan Menggunakan Kerangka Berpikir Kuantitatif dalam Penelitian
Berikut beberapa keunggulan menggunakan kerangka berpikir kuantitatif dalam penelitian, antara lain:
1. Hemat Waktu dan Biaya
Salah satu keunggulan menggunakan kerangka berpikir kuantitatif adalah hemat waktu dan biaya. Peneliti bisa memperoleh informasi dari banyak responden sekaligus dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan lewat internet.
2. Hasil Lebih Akurat
Keunggulan menggunakan kerangka berpikir kuantitatif dalam penelitian selanjutnya adalah hasil lebih akurat. Informasi atau data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS, sehingga hasilnya lebih valid dan reliabel.
Cara Membuat Kerangka Berpikir Kuantitatif
Sebelum membuat kerangka berpikir kuantitatif, Anda harus membuat kesimpulan terlebih dahulu. Kesimpulan harus ditulis singkat, padat, dan jelas. Dalam penelitian, ada yang disebut sementara,.
Di dalam membuat kesimpulan, terdapat hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai kerangka berpikir. Di mana kerangka berpikir inilah yang mengarahkan peneliti untuk membuat skema. Setidaknya ada dua skema yang dapat Anda gunakan, yaitu asosiatif dan komparatif.