Dua Harimau Sumatra Teror Warga di Solok, Begini Dampak Bagi Masyarakat Sekitar
Warga Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar) digegerkan dengan kemunculan harimau Sumatra pada Rabu (2/12) lalu.
Warga Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar) digegerkan dengan kemunculan seekor harimau Sumatra pada Rabu (2/12) lalu. Namun, menurut keterangan dari BKSDA, harimau tersebut ada dua ekor. Diperkirakan satu ekor berkeliaran di Lurah Ingo dan satu ekor lagi di Jorong Rawang Gadang.
Camat Danau Kembar, Eka Putra mengatakan, harimau itu muncul di dua tempat sebanyak empat kali. Bahkan, harimau itu sempat terlihat tidur di pinggir jalan dekat rumah warga.
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
-
Mengapa Harimau Sumatera sangat dihormati di sejumlah daerah di Sumatera? Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua.
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa yang mengancam kelestarian Harimau Sumatera di habitat aslinya? Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan, " kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
"Berdasarkan informasi dari warga setempat, harimau tersebut muncul di daerah Jorong Lurah Ingo, Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, saat pagi hari dan memangsa anjing milik warga," kata Eka.
Kemunculan harimau Sumatra ini dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas warga sekitar. Melansir dari Liputan6.com, berikut informasi selengkapnya.
Satu Harimau Berhasil Ditangkap
liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Kepala BKSDA Resor Konservasi Wilayah (RKW) Solok, Afrilius mengatakan, hingga Senin (7/12) baru satu ekor harimau yang berhasil ditangkap, yaitu di Jorong Rawang Gadang. Ia mengatakan harimau tersebut akhirnya masuk ke dalam perangkap yang telah diumpan dengan seekor anjing.
"Diduga ada dua ekor harimau, yakni satu di Jorong Rawang Gadang dan satu lagi di Jorong Lurah Ingu. Namun harimau yang berhasil ditangkap hari ini di Jorong Rawang Gadang," katanya.
Warga Diimbau Waspada
Eka mengimbau, untuk sementara waktu waga sekitar tidak pergi ke ladang sendirian, mengingat masih ada satu ekor harimau lagi yang berkeliaran.
"Kalau bisa pergi ke ladang berkelompok atau ada yang menemani. Kalau masih sendiri lebih baik di rumah dulu," kata Eka.
Ia mengatakan, saat ini BKSDA Sumbar bersama tim dokter hewan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PR-HSD) masih terus melakukan penghalauan dan upaya penangkapan.
Berdampak Kegiatan Ekonomi Warga
Terkait hal ini, Eka berharap satu ekor harimau yang masih berkeliaran ini bisa segera masuk ke perangkap yang sudah disiapkan oleh petugas agar bisa segera dilepaskan ke habitatnya. Pasalnya, jika kondisi ini berlangsung lebih lama, maka akan mengganggu aktivitas masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani.
"Kalau terlalu lama tentu para petani tidak bisa ke ladang untuk memupuk tanaman mereka. Sementara tanaman itu butuh perawatan," katanya.