Intip Sejarah Sentral Telepon Milik Belanda, Alat Komunikasi Pertama yang Berdiri di Aceh
Meski berada di tengah hutan, bangunan ini berperan penting dalam komunikasi di bidang militer Belanda.
Meski berada di tengah hutan, bangunan ini berperan penting dalam komunikasi di bidang militer Belanda.
Intip Sejarah Sentral Telepon Milik Belanda, Alat Komunikasi Pertama yang Berdiri di Aceh
Beberapa peninggalan tersebut dulunya berperan penting bagi sarana Pemerintah Hindia Belanda hingga masyarakat pribumi. Salah satu peninggalan Belanda yang cukup legendaris di Provinsi Aceh adalah Sentral Telepon. Dulunya fasilitas yang satu ini menjadi satu-satunya layanan komunikasi yang dimiliki Belanda.
Ketika Belanda menjajah wilayah Aceh, Sentral Telepon menjadi alat komunikasi yang berfungsi untuk keperluan militer. Simak sejarah Sentral Telepon di Aceh yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Berdiri di Tengah Hutan
Bangunan Sentral Telepon ini dulunya berada di tengah-tengah hutan Trembesi atau biasa disebut Samanea Saman oleh masyarakat Aceh. Meski berada di tengah hutan, bangunan ini berperan penting dalam komunikasi di bidang militer Belanda.
Melansir dari beberapa sumber, bangunan ini dibangun pada 1903 atau tepat pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Daudsyah (1874-1903). Dari Sentral Telepon inilah, segala informasi disebar ke seluruh wilayah Sumatra hingga Jawa.
-
Kapan Belanda mulai menata pemerintahan di Aceh Timur setelah perang tahun 1873? Sejak saat itu, pihak Belanda mulai menata kembali pemerintahan secara keseluruhan di wilayah ini.
-
Bagaimana Hari Telekomunikasi dan Informasi Sedunia dirayakan? Pada tahun ini, WTISD mengajak komunitas internasional untuk mengeksplorasi hal yang bisa ditimbulkan dari inovasi digital untuk membantu menghubungkan semua orang dan membuka kemakmuran yang berkelanjutan bagi masyarakat.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Apa nama Gedung Bank Indonesia di Aceh pada masa kolonial Belanda? Sejarah Bangunan Gedung Bank Indonesia Aceh dulunya dikenal dengan Da Javansche Bank (DJB), terletak di Jalan Cut Mutia No 15.
-
Apa pengertian dari komunikasi itu? Komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya.
-
Kapan Simatupang menjabat sebagai Asisten Inspektur Daerah Pos, Telepon, dan Telegraf? Ketika kemerdekaan dikumandangkan, kantor pos, telepon, dan telegraf akhirnya dibentuk di Sumatra. Simatupang ditunjuk menjadi asisten Noermatias, Inspektur Daerah Pos, Telepon, dan Telegraf.
Keperluan Militer
Bangunan ini berbentuk persegi delapan dan memiliki beberapa lantai.
Sarana komunikasi telepon dulunya merupakan sebuah teknologi yang sudah cukup modern. Pasalnya, tentara kolonial Belanda masih menggunakan alat komunikasi bernama Telegraf untuk melakukan komunikasi jarak jauh.
Sentral Telepon ini dulunya diberi nama Kantor Telepon Koetaradja karena bangunan ini berdiri di lahan milik istana Kerajaan Aceh Darussalam.
Gaya Arsitektur
Bangunan ini memiliki ukuran yang tidak terlalu luas, hanya sekitar 18,7 meter persegi dan berada di lahan seluas 932 meter persegi. Secara arsitektur, bangunan ini tetap bercirikan Eropa namun disesuaikan dengan kondisi alam tropis di Nusantara.Di setiap sisi bangunan banyak dijumpai jendela-jendela berukuran besar dan juga ventilasi agar sirkulasi udara bisa berjalan dengan baik. Gedung berlantai dua ini juga sempat digunakan oleh Tentara Jepang pada 1942-1945.
Kemudian, bangunan ini sempat menjadi kantor KONI dan Surat Kabar Atjeh Post. Sejak tahun 1991, Sentral Telepon sudah menjadi bangunan cagar budaya nasional dan kini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Aceh.