Kisah Gunung Wayang di Garut, Bentuknya Mirip Bongkahan Besar dan Kerap Terdengar Suara Gamelan
Konon di malam Selasa dan malam Jumat kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring wayang golek.
Konon di malam Selasa dan malam Jumat kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring wayang golek.
Kisah Gunung Wayang di Garut, Bentuknya Mirip Bongkahan Besar dan Kerap Terdengar Suara Gamelan
Di ruas Jalan Pakenjeng – Bungbunglang, Kabupaten Garut, terdapat sebuah bukit bernama Gunung Wayang. Lokasi ini dianggap sakral oleh warga setempat karena cerita turun temurunnya. Konon di malam-malam tertentu kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring pertunjukkan wayang golek.
-
Bagaimana bentuk Batu Goong? Ini terlihat dari bentuk fisiknya yakni bulat silindris, dengan bagian atas yang sedikit cembung sehingga mirip dengan alat musik logam.
-
Apa bentuk unik dari Batu Goong? Sisi menarik dari tempat ini adalah pada bebatuannya yang memiliki kemiripan dengan salah satu perangkat gamelan.
-
Bagaimana Gunung Burangrang terbentuk? Dari letupan ini, kemudian lahirlah anak-anak gunung di sekitar Gunung Sunda Purba, salah satunya Burangrang yang masih dapat disaksikan sampai sekarang.
-
Kenapa suara gamelan di Gunung Arjuno dianggap mistis? Selanjutnya, suara gamelan yang dianggap sebagai pertanda akan adanya acara ngunduh mantu bangsa jin.
-
Apa ciri khas Gunung Tanggamus? Gunung Tanggamus menjadi salah satu primadona di sekitar Kota Agung, tepatnya di Pesisir Barat Lampung. Di sana, terlihat jelas gunung ini bak piramida yang besar pada bagian lerengnya, lalu meruncing pada bagian puncaknya. Keindahan alamnya ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung wisatawan ataupun yang gemar mendaki serta menjelajah gunung.
-
Apa yang unik dari Gunung Batutara? Dihimpun dari merdeka.com, fakta menarik yang pertama dari Gunung Api Laut Batutara ini yaitu bisa meletus setiap 20 menit sekali.
Hingga sekarang, kisah dari Gunung Wayang ini dikenal melegenda di kalangan masyarakat sekitar.
Banyak yang percaya jika gamelan yang terdengar berasal dari pementasan tak kasat mata oleh para leluhur.
Di luar itu, tempat ini juga memiliki daya tarik tersendiri, dengan keindahan bukit yang menyerupai bongkahan raksasa.
Punya bentuk yang unik
Mengutip kanal YouTube Adrasa ID, Gunung Wayang memang tidak seperti namanya karena hanya menyerupai bukit. Bentuknya juga unik, yakni mirip bongkahan besar, dengan pepohonan lebat di bagian atasnya.
Bukit ini berada persis di pinggir jalan, dan cukup tinggi menjulang.
Yang menarik, berkilo-kilometer sebelum sampai, penampakan Gunung Wayang sudah bisa dilihat secara jelas dan besar.
Kerap terdengar suara gamelan Sunda
Keindahan Gunung Wayang rupanya menyimpan kisah misteri yang selama ini dipercaya oleh masyarakat sepuh setempat.
Konon di masa silam, lokasi ini kerap dijadikan sebagai tempat pementasan wayang golek. Tokoh yang mementaskannya adalah seorang dalang bernama Mbah Dalem Dharmawayang dan sinden Nyimas Kencering.
Saat sebelum ramai seperti sekarang, kedua tokoh karuhun (nenek moyang) ini kerap mengadakan pementasan di sana setiap malam Selasa dan malam Jumat.
Diyakini warga bahwa di dua malam ini suara gamelan dari puncak kerap terdengar sayup-sayup.
Terlarang untuk melintas di depan Gunung Wayang
Di zaman dahulu, jalur di depan Gunung Wayang juga dipercaya mampu menggagalkan pementasan wayang golek.
Rombongan pementasan wayang golek pun banyak menghindari jalur ini karena akan membuat acara gagal terlaksana.
“Kalau ingin pementasan berhasil, berdoa dulu, memohon ke Gusti Allah di Gunung Wayang, kalau tidak, tidak jadi (pentasnya),” kata salah satu tokoh setempat, Tasdik, mengutip YouTube Hadewe Channel.
Tempat Sakral untuk Pementasan Wayang
Menurut beberapa sumber, Gunung Wayang memiliki arti sebagai tempat pementasan wayang yang sakral di masa lampau.
Gambar tokoh setempat, Tasdik: YouTube Hadewe Channel
Kemudian nama wayang juga merujuk ke tempat melintasnya angin yang cukup besar dan terbentur di dinding gunung batu.
Dalam bahasa Sunda, “Wa” memiliki arti angin, sedangkan “Yang” berarti sanghyang atau dewa.
Dewa angin yang dimaksud adalah angin besar yang melintas dan menabrak dinding Gunung Wayang.
Jadi tempat untuk beristirahat
Di zaman sekarang, cerita suara gamelan Sunda wayang perlahan menghilang. Lokasi ini pun sudah dipadati penduduk, bahkan dijadikan destinasi wisata oleh warga lokal.
Banyak pengendara yang menyempatkan diri untuk beristirahat di sekitar Gunung Wayang saat melakukan perjalanan.
Mereka biasa menikmati makanan maupun kopi, di warung-warung sekitar yang menghadap ke Gunung Wayang.
Jika tertarik melihat Gunung Wayang, lokasinya ada di Desa Depok, Kecamatan Pakenjeng, Garut.