Jadi Aktivis Kemanusiaan Sejak Kecil, Intip Sosok Faye Simanjuntak Cucu Menko Luhut Pandjaitan
Namanya mungkin tidak begitu dikenal banyak orang. Namun, kepeduliannya di bidang kemanusiaan sudah tumbuh sejak kecil.
Namanya mungkin tidak begitu dikenal banyak orang. Namun, kepeduliannya di bidang kemanusiaan sudah tumbuh sejak kecil.
Jadi Aktivis Kemanusiaan Sejak Kecil, Intip Sosok Faye Simanjuntak Cucu Menko Luhut Pandjaitan
Sosok perempuan muda yang satu ini mungkin cukup asing di telinga masyarakat Indonesia. Tidak seperti anak perempuan kebanyakan, ia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu perlindungan anak.
Namanya adalah Faye Simanjuntak, ia adalah cucu dari Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves). Faye adalah anak dari pasangan Letjen TNI Maruli Simanjuntak dan Paulina Pandjaitan yang lahir pada 10 April 2002.
- Sosok Fauzan Fahmi, Tukang Jagal Kambing Mutilasi Kepala Perempuan di Muara Baru Pakai Pisau
- Sosok Temu Misti, Seniman Gandrung yang Mengawali Karier dari Hajatan Kampung hingga Panggung Internasional
- Sosok Serda Fajar Persada, Anggota TNI Ganteng & Pintar Mengaji Bikin Hati Bergetar
- 85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini
Sejak usia muda, aktivitas Faye jauh berbeda dari anak-anak muda perempuan di luaran sana. Kepeduliannya terhadap isu perlindungan anak Ia buktikan dengan mendirikan Rumah Faye atau sebuah yayasan non-profit.
Simak perjalanan Faye Simanjuntak dalam memperjuangkan HAM perlindungan anak yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Aktif Kegiatan Sosial
Melansir dari liputan6.com, awal mula Faye Simanjuntak menjadi seorang aktivis HAM saat dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Berkat latar belakang keluarga yang begitu aktif dalam kegiatan sosial dan peduli terhadap sesama, inilah yang menjadi landasan Faye untuk bergerak.
Mulai tahun 2013, Faye sudah mulai aktif memperjuangkan isu-isu perlindungan anak dan dari Rumah Faye inilah ia bergerak untuk memberikan perlindungan dan pemulihan bagi anak-anak yang mengalami dampak perdagangan dan eksploitasi seksual.
Tahun 2016, Rumah Faye berkembang dan berfokus untuk menangani korban eksploitasi anak, pelacuran, dan perdagangan anak.
Saat itu juga, ia berhasil mendirikan rumah persembunyian atau safe house yang berhasil menyelamatkan 15 orang anak.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Selama Faye memperjuangkan hak anak, banyak dukungan yang datang dari keluarga dan teman-temannya. Berkat dukungan mereka, Faye bisa terus melanjutkan perjuangan dan berhasil meraih penghargaan dan prestasi yang gemilang.
Tahun 2017, Faye dinominasikan sebagai salah satu Finalis untuk meraih penghargaan "International Children's Peace Prize" yang digelar oleh Kids Rights di Belanda.
Setahun setelahnya, Nama Faye meledak. Ia masuk dalam daftar "50 Asians to Watch" dalam kategori The Straits Time Singapura bersama dengan Joey Alexander dan Brian Imanuel yang juga mengharumkan nama bangsa.
Penghargaan Bergengsi
Tahun 2019, Faye sempat untuk melakukan kampanye untuk menghentikan perdagangan anak melalui program "Generation Change" yang digelar oleh MTV Asia. Pada tahun 2020, Faye kembali membuat bangga sebagai salah satu anak muda paling berpengaruh versi Forbes Indonesia di kategori "30 Under 30".
Perempuan berusia 21 tahun itu juga diakui sebagai salah satu pemuda yang memimpin daftar Gen.T List 2020 untuk kategori Philanthropy & Charity.
Inspirasi Anak Muda
Peran dan aktivitas Faye di bidang kemanusiaan ini bisa menjadi inspirasi bagi anak muda zaman sekarang atau Gen Z untuk ikut peduli dengan isu-isu tersebut.
Mengutip dari situs resmi rumahfaye.or.id, Faye menuliskankan moto hidupnya "Melayani Tuhan dengan menghargai dan menolong sesama". Kalimat tersebut menjadi kekuatan dirinya untuk mendirikan yayasan non-profit yaitu Rumah Faye.