Jadi Danau Terbesar Kedua di Sumatra, Ini Asal-usul Terbentuknya Danau Singkarak
Jika anda sedang berada di Sumatera Barat jangan lupa untuk mampir ke Danau Singakarak.
Jika anda sedang berada di Sumatera Barat jangan lupa untuk mampir ke Danau Singakarak.
Jadi Danau Terbesar Kedua di Sumatra, Ini Asal-usul Terbentuknya Danau Singkarak
Danau Singkarak memiliki luas kurang lebih 108 Km persegi yang membentang di antara dua wilayah kabupaten yaitu Tanah Datar dan Solok. Tempat ini cukup terkenal dengan gelaran balap sepeda yang bernama "Tour de Singkarak".
Danau kedua terluas di Sumatra setelah Danau Toba ini menjadi salah satu wisata unggulan selain Istana Basa Pagaruyuang. Selain luas, danau ini juga berada di ketinggian kurang lebih 363,5 meter di atas permukaan laut.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Mengapa suhu di Desa Wisata Danau Diateh relatif dingin? Berada di Dataran Tinggi Dihimpun dari beberapa sumber, luas Danau Diateh ini sebesar 12,3 km dan berada diketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Letaknya berada di dataran tinggi mengakibatkan suhu di desa ini cukup dingin dengan rata-rata suhu 18 derajat celcius.
-
Apa daya tarik utama Danau Ranau bagi wisatawan? Melansir dari indonesia.go.id, momen terbaik di Danau Ranau ini pada waktu pagi hari. Selimut kabut berlatar belakang gagahnya Gunung dan hamparan persawahan hijau, serta riak ombak air bak di pantai yang memberikan sensasi dan daya tarik sendiri bagi para wisatawan saat mengunjungi tempat ini.
-
Apa yang ditemukan di sekitar Danau Setu Patok? Diketahui bahwa terdapat tiga gua yang ditemukan dengan kondisi yang sempat terbengkalai. Danau Setu Patok bisa jadi alternatif destinasi wisata alam di wilayah timur, Kabupaten Cirebon.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Apa saja destinasi wisata menarik yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo? Walau dikenal karena industrinya, nyatanya Kabupaten Sidoarjo juga menawarkan beragam tempat wisata menarik yang patut dikunjungi. Beberapa di antaranya adalah:Wisata Sungai PorongSungai Porong menawarkan pengalaman unik dengan pulau Sarinah yang terbentuk di tengah kawah lumpur Lapindo. Aktivitas yang dapat dilakukan meliputi memancing, menyusuri sungai, serta menikmati matahari terbit dan terbenam.
Tak hanya dengan pesona wisatanya yang indah, Danau Singkarak ini juga menyimpan cerita sejarah ketika danau ini terbentuk. Konon, asal usul terbentuknya danau ini berawal dari kisah sebuah keluarga yang hidup di tepi laut.
Penasaran dengan asal-usul terbentuknya Danau Singkarak? Simak rangkumannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Danau Bermanfaat
Sebelum menilik lebih jauh asal-usul terbentuknya Danau Singkarak, ternyata danau ini begitu bermanfaat bagi masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan sumber dayanya sangat potensial untuk kehidupan.
Danau Singkarak digunakan oleh masyarakat sebagai sumber pengairan untuk lahan pertanian. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan danau ini untuk pembangkit listrik di PLTA Singkarak, dekat Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.
Suguhkan Pemandangan Indah
Pemandangan alam di Danau Singkarak pun tak kalah indah dan menakjubkan. Tak heran jika danau ini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan yang ada di Sumatra Barat.
Danau ini indah karena dikelilingi oleh lanskap bukit-bukit yang hijau nan memanjakan mata. Salah satu ikon di Danau Singkarak ini adalah spesies endemik yang bernama Ikan Bilih.
Keunikan dari Ikan Bilih ini karena hanya dapat hidup di Danau Singkarak. Apabila kamu menangkap dan membawa pulang untuk hiasan akuarium, ikan ini tidak bisa bertahan lama.
(Foto: mail.solokkab.go.id)
Berasal dari Sebuah Keluarga
Melansir dari liputan6.com, cerita sejarah yang berkembang di masyarakat terkait lahirnya Danau Singkarak ini bermula dari sebuah keluarga yang hidup di tepi laut bernama Pak Buyung bersama sang istri beserta anak tunggalnya bernama Indra
- Menyusuri Terowongan Kereta Api Sawahlunto, Salah Satu yang Terpanjang di Pulau Sumatra
- Mengunjungi Danau Maninjau, Keindahan Alam Sumatra Barat yang Wajib Dikunjungi
- Mengenal Ulu Ambek, Seni Pertunjukan Bela Diri Khas Pesisir Barat Minangkabau
- Pesona Keindahan Danau Ranau, Danau Kedua Terbesar di Pulau Sumatra
Indra pun menjadi anak yang penurut. Namun, Pak Buyung dan istrinya begitu khawatir dengan pola makan Indra. Porsi makannya melebihi rata-rata anak seusianya dan bahkan Indra biasa makan dengan porsi orang dewasa.
Musim Paceklik
Pada suatu saat keluarga Pak Buyung mengalami musim paceklik yang memaksa mereka harus menghemat makanan. Mereka tak lagi makan nasi, melainkan ubi yang pasti akan habis apabila dibutuhkan terus menerus.
Musim paceklik yang begitu panjang dan lama, akhirnya Pak Buyung dan istrinya tak lagi memedulikan pola makan Indra. Mereka berdua hanya peduli dengan perut masing-masing.
Suatu ketika, Indra meminta makanan kepada Pak Buyung tetapi ia justru dimarahi dan menyuruhnya untuk mencari di hutan. Seharian mencari makan, Indra pulang dengan tangan kosong. Pak Buyung pun menyuruhnya untuk mencari di laut.
Indra yang terus berusaha mencari bahan makanan membuat Pak Buyung dan istrinya hanya bermalas-malasan di gubuk. Kemudian, ibunya menemukan makanan kerang air tawat berukuran kecil.
Sontak, mereka berdua menyantap habis kerang tersebut. Ketika Indra kembali ke rumah, ia kaget melihat ayah dan ibunya sudah terbaring di dapur dengan beberapa kerang di sekitarnya.
Parahnya, orang tua Indra sama sekali tidak menyisakan makanan untuk Indra yang sudah susah payah mencari makanan di hutan dan laut.
Ungkap Kesedihan
Indra yang merasa kecewa dengan orang tuanya itu ia curahkan kepada Taduang (Ayam). Kemudian ayam tersebut berkokok berulang kali sambil mengepakkan sayap seakan menyimbolkan rasa sedih dan kecewa Indra.
Saat Indra memegang kaki ayam tersebut, tak disangka ayam itu terbang dan membawa Indra beserta batu yang didudukinya. Semakin tinggi terbangnya, si ayam tidak kuat lagi membawa Indra dan batu tadi.
Ketika Indra menaruh kakinya di atas batu, sontak batu itu terhempas ke bumi dan menghantam salah satu perbukitan. Dengan cepat air laut pun mengalir deras di lubang itu melewati bukit di sekitarnya.
Dari cerita inilah, muncul Sungai Ombilin yang mengalir di Riau. Sedangkan laut yang airnya mengisi lubang tersebut kini semakin surut. Saat ini, laut itu dikenal dengan Sungai Singkarak.