Konflik Pengungsi Afghanistan, Wali Kota Medan Minta UNHCR Segera Lakukan Ini
Wali Kota Medan Bobby meminta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) untuk segera menyelesaikan persoalan dengan para pengungsi asal Afghanistan yang melakukan aksi demo di depan Kantor Perwakilan UNHCR Medan.
Konflik berkepanjangan pengungsi asal Afghanistan yang meminta untuk segera dipindahkan ke negara ketiga akhirnya mencuri perhatian Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Bobby meminta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM) untuk segera menyelesaikan persoalan dengan para pengungsi yang melakukan aksi demo di depan Kantor Perwakilan UNHCR Medan tersebut.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Kenapa Sule menjenguk Adzam? Sule meluangkan waktu menjenguk Adzam yang sakit di tengah kesibukannya sebagai public figure.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kenapa Hari Anti Narkotika Internasional di Sumut penting? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Aksi demo itu sudah dilakukan para pengungsi sejak lebih dari sebulan lalu. Mereka mendirikan tenda di taman kota yang dinilai mengganggu estetika kota. Apalagi beberapa waktu lalu, aksi demo itu diwarnai dengan percobaan bunuh diri yang dilakukan salah seorang pengungsi dengan membakar diri.
Hal ini disampaikan Bobby saat melakukan pertemuan dengan pihak UNHCR dan IOM pada Kamis (9/12).
Bobby mengatakan, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Medan sudah menerima dengan baik dan mencoba untuk menjadi tempat terbaik bagi para pengungsi yang berada di wilayah Kota Medan, termasuk pengungsi yang selama ini dikirim dari Nanggroe Aceh Darusalam. Namun, konflik yang terjadi belakangan tersebut dinilai memberikan nilai buruk bagi Pemkot Medan.
Ia pun meminta kepada UNHCR dan IOM untuk bisa segera mengembalikan para pengungsi yang melakukan demo ke tempat hunian yang telah disediakan.
“Kami ingin tanggung jawab dan ketegasan UNHCR dan IOM untuk menyelesaikan persoalan demo para pengungsi tersebut agar masyarakat tidak terganggu. Kami minta para pengungsi segera dikembalikan ke tempat hunian (penampungan) yang telah disediakan. Jadi, kami pastikan dari IOM dan UNHCR untuk memfasilitasi para pengungsi agar tidak lagi menduduki lokasi yang tidak diperbolehkan tersebut,” tegasnya.
Melansir dari unggahan akun Instagram @prokopim_pemkomedan pada Jumat (10/11), berikut informasi selengkapnya.
Akan Segera Dipindahkan
Instagram/@medantalk ©2021 Merdeka.com
Representative To UNHCR in Indonesia, Ann Maymann mengatakan, pihaknya telah memberikan konseling dan penyuluhan kepada pengungsi, serta meminta mereka agar meninggalkan lokasi mendirikan tenda dan berdemonstrasi tersebut. Selanjutnya, pihak UNHCR dan IOM akan memberikan peringatan bersama aparat kepolisian dengan memberikan tenggat waktu tertentu bagi para pengungsi untuk meninggalkan lokasi tersebut.
“Kita beri tengat waktu sampai Rabu depan, kita mulai bisa mengkomunikasikan pesan ini kepada pengungsi mulai besok. Termasuk, memberikan peringatan tertulis dengan bahasa mereka masing-masing agar mengerti. Apabila para pengungsi tidak mendengarkan, bisa dilakukan pembubaran bersama dan mencabut tenda-tenda mereka. Kemudian menyediakan bus untuk membawa pengungsi ke lokasi akomodasi yang telah disediakan,” jelas Ann Maymann.
Sementara itu, Program Coordinator for Western Region/Head of Sub Office Medan, Sarah Ahmed Farah mengatakan, sebenarnya sesuai peraturan IOM, apabila pengungsi sudah meninggalkan lokasi hunian lebih dari 14 hari, maka statusnya sebagai pengungsi sudah tidak menjadi tanggung jawab IOM lagi.
“Tapi regulasi ini tidak bisa diterapkan, sebab pengungsi berulangkali kembali ke tempat hunian seperti mandi dan memenuhi kebutuhan lainnya. Begitu juga saat vaksinasi dilakukan, kami lihat ada beberapa keluarga pengungsi yang datang ke tempat vaksinasi dan kembali lagi ke tempat demo secara bergantian. Artinya, pengungsi telah menjadikan tempat demo seperti tempat tinggal mereka. Untuk itu IOM siap mendukung apapun tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan pengungsi ke tempat hunian yang telah disediakan,” ujar Sarah.
Pemkot Medan Siap Membantu
Instagram/@medantoday ©2021 Merdeka.com
Usai mendengar penjelasan dari UNHCR dan IOM, Bobby pun menyetujui pengembalian para pengungsi yang demo ke tempat hunian mereka dilakukan pada Rabu (15/12) pekan depan.
Namun, Bobby menegaskan bahwa pengembalian para pengungsi menjadi tanggung jawab UNHR dan IOM, termasuk menghentikan aksi demo dan mencabut tenda para pengungsi tersebut. Sedangkan Pemkot Medan hanya membantu proses pengembalian pengungsi ke tempat hunian mereka yang ada di wilayah Kota Medan.
“Selama ini pengungsi yang ada di Kota Medan diperlakukan Pemko Medan dengan cukup baik dan mensupport segala kegiatan dari IOM maupun UNHCR. Di samping itu juga perlakuan masyarakat Kota Medan terhadap para pengungsi juga sudah sangat baik. Jadi, kami tidak ingin hal ini menjadi pemicu hal-hal kurang baik di mata internasional. Untuk itu kami akan mengawal tindakan yang akan dilakukan IOM dan UNHCR di lapangan nanti,” ujar Bobby.