Mengenal Martumpol, Prosesi Pernikahan Adat Batak Beragama Kristen yang Penuh Makna
Secara tradisi, Martumpol menjadi bagian dari acara pernikahan adat Batak pemeluk Kristen yang diwariskan secara turun temurun. Saking bermaknanya, prosesi ini juga digunakan oleh seluruh kalangan termasuk publik figur.
Indonesia terkenal kaya dengan kebudayaan lokal, termasuk untuk acara pernikahan. Di Sumatra Utara terdapat tradisi bernama Martumpol yang sakral dan penuh makna untuk mengikat janji suci dari dua insan.
Secara tradisi, Martumpol menjadi bagian dari acara pernikahan adat Batak pemeluk Kristen yang diwariskan secara turun-temurun. Saking bermaknanya, prosesi ini juga digunakan oleh seluruh kalangan termasuk public figur.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
-
Di mana Suku Batak berada? Suku Batak berada di Pulau Sumatra Utara.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
Salah satu alasan tradisi Martumpol terus bertahan di masa sekarang karena bagi warga adat Batak Toba, pernikahan merupakan sesuatu yang istimewa dan harus dirayakan secara spesial. Ini merupakan salah satu cara untuk menghormati para leluhur yang menciptakannya.
Lantas apa makna mendalam dari tradisi Martumpol yang melegenda bagi warga Batak Toba? Berikut informasi selengkapnya.
Mengikat Janji di Depan Saksi dan Pendeta Gereja
Tradisi Martumpol Khas Batak ©2023 YouTube Rumah Batak/ Merdeka.com
Dikutip dari laman Budaya Indonesia, Martumpol menjadi salah satu prosesi yang penuh makna. Pasalnya kedua belah pasangan yang akan melangsungkan pernikahan akan diikat secara agama Kristen agar bersatu di bawah naungan Tuhan.
Di sana juga ada ikrar suci untuk memastikan bahwa pihak lelaki dan perempuan tidak terikat hubungan asmara dengan pihak lain, alias keduanya sudah bersepakat untuk saling setia sehidup semati.
Acara ini biasanya dilaksanakan di gereja terdekat atau yang telah disepakati oleh kedua belah keluarga dari masing-masing mempelai.
Merupakan Acara Pertunangan
Merujuk laman Gobatak, Martumpol sebenarnya bukan acara inti dari pernikahan adat Batak Toba. Ini hanya salah satu dari 9 rangkaian prosesi menuju pernikahan yang harus dijalani.
Dalam kanal YouTube Rumah Batak disebutkan bahwa acara Martumpol akan dilaksanakan belasan hari sebelum acara inti. Di sini, juga merupakan ajang untuk saling mengenal antar masing-masing keluarga besar dari calon mempelai.
Untuk teknisnya, anggota keluarga didampingi calon mempelai akan masuk ke ruang gereja secara bergantian. Saat di dalam kedua belah anggota keluarga akan duduk secara terpisah satu sama lain sebagai syarat adat.
Di sini kedua mempelai akan ditanyakan soal kesiapannya menjalin bahtera rumah tangga bersama pasangannya kelak.
Memastikan Keduanya Tidak Menjalin Hubungan dengan Pihak Lain
Seperti disinggung sebelumnya, terdapat seorang pendeta yang memimpin jalannya prosesi Martumpol. Di depan altar, kedua belah mempelai dipanggil untuk dipastikan rasa cintanya terhadap calon istri maupun suami.
Pendeta akan mendoakan, dengan posisi ketiganya berjabat tangan. Di sana juga diikrarkan menggunakan pengeras suara bahwa mereka siap untuk menikah, di hadapan pengurus gereja dan para Jemaah yang hadir.
Setelah ini, keduanya akan diminta menandatangani kesepakatan dan akan diumumkan secara berkala melalui jaringan di gereja tersebut sebanyak beberapa kali untuk pernikahan.
Adapun acara ini dikhususkan bagi mereka yang beragama Kristen. Jika salah satunya beragama Katolik atau yang lainnya, maka tidak diwajibkan untuk menjalani prosesi ini. Bagi masyarakat adat Batak Toba pernikahan merupakan acara yang tak main-main dan suci.
Menurut beberapa sumber ini karena adanya keterlibatan keluarga besar, serta jemaat gereja dan pihak-pihak penting lainnya sehingga akan membawa nama baik mereka. Ini yang juga menyebabkan pernikahan adat Batak Toba awet dan tidak mudah bercerai karena kedua belah pasangan mengutamakan komitmen dan saling memahami satu sama lain di bawah ikatan bersama Tuhan.