Mengenal Tari Gending Sriwijaya, Tarian Penyambut Tamu pada Masa Penjajahan Jepang
Tarian ini dibawakan oleh gadis Palembang untuk menerima tamu penting.
Tarian ini dibawakan oleh gadis Palembang untuk menerima tamu penting.
Mengenal Tari Gending Sriwijaya, Tarian Penyambut Tamu pada Masa Penjajahan Jepang
Palembang tak hanya terkenal dengan makanan khasnya, melainkan juga tradisi dan budayanya yang begitu beragam dan unik. Salah satu budaya Palembang yang terkenal adalah Tari Gending Sriwijaya.
Kesenian tradisional ini dibawakan oleh gadis-gadis Palembang dengan penuh kegembiraan dan sukacita. Biasanya, tarian ini dipentaskan untuk menyambut tamu penting yang datang ke Palembang.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Apa yang terjadi di Ganting, Sumatera Barat? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Jalur tradisional mana yang dilalui Sultan HB II ketika dibawa ke Semarang? Catatan perjalanan itu, rombongan tersebut berjalan dari Benteng Vredeburg menuju arah timur dan bermalam di Klaten. Keesokan harinya setelah Subuh, rombongan melanjutkan perjalanan menuju utara ke arah Boyolali. Di Boyolali rombongan menginap satu malam. Keesokan harinya rombongan melanjutkan perjalanan menuju ke Salatiga dan menginap dua malam di sana. Keesokan harinya perjalanan dilanjutkan menuju Ungaran dan bermalam satu malam. Lalu kemudian berjalan dan sampai di Semarang keesokan harinya.
-
Apa yang dirayakan dalam Festival Sriwijaya? Penyelenggaraan festival di Indonesia pastinya tak lepas dari budaya dan mengenang peristiwa tertentu, salah satunya festival di Sumatra Selatan yang bernama Festival Sriwijaya. Festival ini diadakan rutin oleh pemerintah setempat bertujuan untuk mengangkat kembali nilai-nilai tradisional yang bertajuk kejayaan Kerajaan Sriwijaya di masa lampau.
-
Apa jenis tarian yang menjadi bagian dari budaya tradisional di Lampung? Provinsi Lampung memiliki ragam seni dan budaya yang menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu seni dan budaya dalam bidang tari bernama Tari Selapanan.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
Sejarah Singkat
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, tarian ini lahir ketika masa penjajahan Jepang. Saat itu, Pemerintah Jepang meminta kepada Karesidenan Palembang untuk membuat lagu dan tarian untuk menyambut tamu yang datang ke Sumatra.
Permintaan itu segera dipenuhi oleh Karesidenan Palembang pada 1942 hingga 1943. Meski sempat mengalami penundaan dalam pembuatan musik dan gerakan tari, sekira tahun 1943 proyek ini kembali dilanjutkan.
Digarap Oleh Ahlinya
Proses pembuatan lagu dan tari penyambutan tamu ini melibatkan beberapa tokoh ahli. Bagian lagu, digarap oleh Nuntjik A.R yang pada saat itu sudah dikenal sebagai seorang sastrawan dan wartawan. Dalam proyek ini, ia bekerja sama dengan komponis asli Palembang bernama Achmad Dahlan Mahibat.
Setelah pengerjaan lagu selesai, bagian tari dikerjakan oleh Miss Tina haji Gung yang dibantu oleh Sukaenah A. Rozak. Keduanya merupakan ahli di bidang tari dan adat budaya Palembang.
Tampil Didepan Kolonel Jepang
Setelah melewati rangkaian persiapan, Tari Gending Sriwijaya pun siap dipentaskan, tepatnya pada bulan Mei 1945 di depan Kolonel Matsubara, Kepala Pemerintahan Umum Jepang. Penampilan perdana ini masih dalam tahap uji coba.
Anggota yang mengisi barisan penari Tari Gending ini mayoritas para nyonya pejabat yang dibantu oleh anggota grup Bangsawan Bintang Berlian.
- Kini Dikenal Tajir, Intip Potret Angga Wijaya dan Istri Pamer Naik Jet Pribadi, Didoakan Langgeng
- Kisah Sri Isyana Tunggawijaya, Raja Perempuan Pertama di Jawa Timur
- Tertarik dengan Budaya Indonesia, Ini Cerita WNA Asal Jepang Belajar Tari Jaipong Khas Sunda
- Temui Jokowi, Butet Kartaredjasa Tawarkan Konsep Tarian Nusantara Etam untuk IKN
Resmi Ditampilkan
Setelah melewati rangkaian percobaan, Tari Gending Sriwijaya resmi dibawakan pada tanggal 2 Agustus 1945 dalam rangka menyambut pejabat Jepang dari Bukittinggi.
Tarian ini dipentaskan di Halaman Masjid Agung Palembang yang ditambahkan dengan "Tepak" yang berisi kapur, sirih, pindang, dan ramuan lainnya yang dipersembahkan sebagai ungkapan rasa bahagia.
Saat masa kemerdekaan, Tari Gending Sriwijaya masih konsisten dibawakan untuk menyambut para tamu resmi pemerintahan yang berkunjung ke Sumatra Selatan.