Mengenal Tradisi Hari Raya Waisak di Indonesia, Berikut Penjelasannya
Tradisi Hari Raya Waisak selalu digelar setiap tahun oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tahun 2023 ini, Waisak akan dilaksanakan pada Minggu (4/6), sesuai waktu terang bulan atau Purnama Sidhi.
Tradisi Hari Raya Waisak selalu digelar setiap tahun oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tahun 2023 ini, Waisak akan dilaksanakan pada Minggu (4/6), sesuai waktu terang bulan atau Purnama Sidhi. Perayaan Waisak dilakukan untuk memperingati Trisuci Waisak, yakni kelahiran, penerangan agung, dan kematian Buddha Gautama.
Siddharta Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India yang merupakan pendiri agama Buddha. Dalam keyakinan umat Buddha, Pangeran Siddharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisattva, yakni calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.
-
Bagaimana Waisak dirayakan di Indonesia? Seperti di negara lain, Ada beberapa prosesi yang dilakukan untuk melaksanakan Waisak di Indonesia. Apa saja?Dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/5) berikut pengertian, sejarah dan makna Waisak selengkapnya.
-
Kapan tepatnya Waisak dirayakan? Waisak umumnya dilaksanakan pada bulan Mei atau tepatnya saat bulan purnama.
-
Apa makna dari perayaan hari raya Waisak? Hari Raya Waisak adalah salah satu perayaan paling sakral bagi umat Buddha. Mengucapkan selamat Hari Waisak tidak hanya menunjukkan penghargaan kita terhadap keyakinan dan tradisi umat Buddha, tetapi juga memperkuat rasa persaudaraan dan solidaritas antara sesama umat manusia.
-
Siapa yang merayakan Waisak? Hari Raya Waisak merupakan hari besar bagi umat Buddha di seluruh dunia.
-
Kapan Rabu Wekasan dirayakan? Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan aspek religius, terutama Islam, dan sudah tersebar luas di wilayah Jawa, khususnya di pantai utara atau Pantura.
-
Di mana Rabu Wekasan dirayakan? Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan aspek religius, terutama Islam, dan sudah tersebar luas di wilayah Jawa, khususnya di pantai utara atau Pantura.
Di hari istimewa ini, umat Buddha di Indonesia akan melakukan serangkaian acara. Banyak sekali tradisi unik yang biasa dilakukan oleh umat Buddha di Indonesia. Berikut tradisi Hari Raya Waisak di Indonesia yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com:
Tradisi Hari Raya Waisak: Trisuci di Magelang
©2013 Merdeka.com/Arie Basuki
Salah satu tradisi Hari Raya Waisak di Indonesia adalah Trisuci. Tradisi ini biasanya dilakukan di Candi Borobudur, Magelang. Dalam perayaan tersebut, umat Buddha yang hadir di sana akan berjalan sejauh 3 kilometer atau dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur.
Setelah itu, nantinya akan mengelilingi candi sembari berjalan pelan dan memanjatkan doa. Adapun puncak acara perayaan Waisak di Magelang ini umat Buddha akan menerbangkan lampion sebagai simbol rasa suka cita serta harapan untuk semua doa terwujud.
Tradisi Hari Raya Waisak: Kirab Agung Amisa Puja di Yogyakarta
Tradisi Hari Raya Waisak di Indonesia selanjutnya adalah kirab agung amisa puja. Dalam tradisi ini, umat Buddha akan berjalan bersama-sama atau beriring-iringan secara teratur dan berurutan mengikuti suatu rangkaian upacara. Dengan menggunakan adat Jawa dan membawa patung Buddha, umat Buddha akan berjalan menuju Vihara Giriloka, yang berada di Desa Gunung Kelir, Girimulyo.
Patung Buddha tersebut akan disemayamkan di pelataran vihara. Kemudian akan dilakukan sembahyang dan pembacaan paritta suci Waisak yang merupakan buku suci dan di akhir dengan melakukan dharma sakti.
Tradisi Hari Raya Waisak: Festival Candi Muaro di Jambi
©2021 REUTERS/Willy Kurniawan
Festival Candi Muaro merupakan tradisi Hari Raya Waisak yang digelar di Jambi. Sama seperti perayaan Trisuci di Magelang, nantinya sebagian masyarakat akan berjalan bersama, kemudian mengelilingi candi hingga menerbangkan lampion. Namun, umat Buddha juga akan melakukan semadi yang dipimpin oleh biksu.
Setelah semua rangkaian acara tradisi ini, akan ada pertunjukan kesenian. Selain itu, di tempat ini terdapat wisata kuliner yang bisa dinikmati siapa saja.
Tradisi Hari Raya Waisak: Pawai di Pekanbaru
Saat perayaan Waisak, umat Buddha di Pekanbaru biasanya akan menggelar pawai. Acara ini diikuti oleh masyarakat lokal yang merayakannya. Secara umum, acara pawai terdiri dari lembaga-lembaga keagamaan Buddha, ormas Tionghoa, dan juga sekolah-sekolah.
Nantinya, pawai akan dilaksanakan di jalan protokol yang ada di Pekanbaru. Warga masyarakat akan berjalan menyusuri jalan di sore hari dengan beragam atraksi, seperti barongsai. Pawai ini dilakukan untuk menghormati sang Buddha dan juga untuk memanjatkan doa agar selalu diberkati.
Itulah sejumlah tradisi Hari Raya Waisak di berbagai daerah di Indonesia. Semua tradisi tersebut dilakukan untuk menghormati sang Buddha dan meminta diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa, Buddha, dan para dewa. Tentu saja perayaan ini semakin memperkaya tradisi di Indonesia.
Makna Hari Raya Waisak
Sebagaimana kita tahu, Waisak merupakan peristiwa lahirnya Siddharta Gautama pada 623 SM di Taman Lumbini. Saat itu, Siddharta lahir dalam kondisi bersih tanpa noda, berdiri tegak, dan langsung dapat berjalan. Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa kelak Siddharta akan menjadi seorang Chakrawatin.
Selain itu, Hari Raya Waisak juga dimaknai untuk mengingat kembali peristiwa Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung. Pada usia 35 tahun, Pangeran Siddharta Gautama mendapat Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Bodh Gaya. Setelah mencapai Penerangan Agung, Buddha Gautama berkelana untuk menyebarkan Dharma selama 45 tahun.
Sementara, Buddha Gautama wafat pada 543 SM di usia 80 tahun. Sebagai bentuk penghormatan terakhir, para pengikutnya melakukan sujud kepada Sang Buddha.