Namanya Berkumandang di Johan Cruyff Arena, Ini Sosok Simon Tahamata Legenda Ajax Berdarah Ambon
Namanya akan selalu dikenang dan diingat para fansnya.
Namanya akan selalu dikenang dan diingat para fansnya.
Namanya Berkumandang di Johan Cruyff Arena, Ini Sosok Simon Tahamata Legenda Ajax Berdarah Ambon
Salah satu tokoh sepakbola yang sangat berjasa bagi klub Ibukota yaitu Ajax Amsterdam ini telah mengumumkan jika dirinya akan berpisah dengan klub yang membesarkan namanya itu.
Sosok pemain legendaris tersebut adalah Simon Melkianus Tahamata yang juga memiliki keturunan dari Ambon. Lahir di Vught, Belanda pada 26 Mei 1956, ia pernah bermain di beberapa klub liga Belanda dan juga Belgia. (Foto: Instagram/simontahamata2018)
- Reaksi Terkagum-kagum Suporter Arab Saudi Melihat Istimewanya Fans Indonesia Salat Magrib di Stadion GBK
- Cedera Serius, Ini Sosok Penyerang Feyenoord yang Terancam Tak Bisa Perkuat Jepang saat Lawan Timnas Indonesia
- Tujuh mantan anggota Ajax Amsterdam dalam tim MU: Sebuah penggambaran nyata dari Manchester is Red!
- Dianggap Berjasa Bagi Klub Ajax Amsterdam, 'Orang' Maluku Ini Dapat Penghargaan, Ternyata Sosoknya Tak Sembarangan
Melansir dari akun Instagram resmi Ajax (@afcajax), terdapat banner yang terpampang dari tribun penonton yang bertuliskan "Oom Simon, Terima Kasih" sebagai bentuk penghormatan terakhirnya. Momen perpisahan tersebut dilakukan sebelum laga Ajax melawan Utrecht di Johan Cruyff Arena.
Setelah memutuskan tidak memperpanjang kontrak, rumornya Simon akan berlabuh ke Deutsche Football Academy di Berlin dan bertugas sebagai pelatih tim muda di sana. (Foto: Instagram/afcajax)
Perkuat Klub Belanda dan Belgia
Dalam karier sepakbola Simon, ia tidak hanya bermain untuk klub-klub Belanda saja, melainkan hingga ke negara Belgia. Simon memulai semuanya pada tahun 1967 dengan bergabung bersama tim Theole.
Tahun 1971 sampai 1976, Simon menjadi pemain junior untuk Ajax Amsterdam. Ia melakukan debutnya bersama klub ini pada tanggal 24 Oktober 1976. Bersama Ajax, Simon memenangkan 3 kali gelar juara liga, 3 gelar piala nasional dan menembus semifinal di Piala Eropa tahun 1979.
Kemudian, tahun 1980, Simon memutuskan untuk pergi ke Belgia dan bermain untuk Standard Liège. Ia berhasil menorehkan 2 kali gelar juara liga dan memenangkan piala nasional sebanyak 1 kali.
Kembali ke Belanda hingga Dipanggil Timnas
Setelah meneken kontrak dengan Standard Liège dan tidak memperpanjang, Simon memilih kembali ke tanah kelahirannya dan bergabung dengan klub Feyenoord dari Rotterdam pada tahun 1984.
Tiga musim berselang, ia kembali lagi ke Belgia dan bermain di liga bersama Beerschot dan Germinal Ekeren. Dengan pengalamannya bermain di kancah nasional dan internasional, ia pun dipanggil untuk memperkuat Timnas Belanda.
Simon yang memiliki postur 164 cm dan bermain sebagai sayap kiri itu melakukan debut bersama tim De Oranje pada tahun 1979 di Bern, Swiss. Saat itu, tepat pertandingan peringatan Fifa ke-75 melawan Argentina.
Ia mencatatkan 22 kali bermain bersama Timnas Belanda dan berhasil mengemas 2 gol. Simon kemudian pensiun dari Timnas pada tahun 1986 ketika melawan Siprus.
Karier Pelatih dan Manajerial
Setelah gantung sepatu dari sepak bola profesional, Simon memulai karier kepelatihannya untuk tim muda Standard Liège, Germinal Beerschot, dan juga Ajax Amsterdam.
Pada tahun 2009, Simon juga sempat menjadi pelatih teknik untuk tim junior U-10 di klub Al-Ahli yang berbasis di Arab Saudi. Kariernya pun selesai pada tahun 2014, ia pun memilih untuk kembali ke Ajax, klub lamanya tersebut.
Di akademi Ajax, Simon Tahamata ditunjuk sebagai pelatih keterampilan teknis untuk klub junior serta melatih para pemain sayap secara khusus. Di samping itu, ia juga mengembangkan akademi sepak bola sendiri bernama Simon Tahamata Soccer Academy (STSA).