Pemilik Jadi Tersangka, Ini Kabar Terbaru Kasus Mobil Pelat Rusia Bodong di Medan
Oknum dokter di Kota Medan, Sumatra Utara, yang ditangkap polisi karena menggunakan mobil dengan pelat nomor palsu Konsulat Rusia telah ditetapkan sebagai tersangka.
Masih ingatkah kasus seorang dokter di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), yang ditangkap polisi karena terciduk menggunakan mobil dengan tanda nomor kendaraan bermotor (TNBK) palsu Konsulat Rusia pada akhir Agustus 2021 lalu?
Kabar terbaru, oknum dokter berinisial FN tersebut kini telah ditetapkan sebagai tersangka pengguna mobil tanpa surat-surat yang sah (bodong).
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Kapan Suwardi memulai budidaya belut? Ia sudah menjalankan usaha itu sejak 3 tahun lalu.
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
Hal ini disampaikan oleh Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Rafles Marpaung pada Kamis (9/9).
"Kita tetapkan sebagai tersangka," katanya.
Sebelumnya, tersangka FN ditangkap oleh Tim Gabungan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) dan Satuan Lalu Lintas Polrestabes Medan setelah ketahuan menggunakan mobil berpelat Rusia tersebut.
Selain mengamankan oknum dokter tersebut, petugas saat itu juga menyita barang bukti berupa empat unit mobil berbagai merek dengan TNBK CC (Corps Consulat) milik Konsulat Rusia yang ternyata palsu.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Ditetapkan Tersangka
Setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan lebih lanjut, satu dari mobil dengan pelat palsu Konsulat Rusia itu tidak dilengkapi surat-surat yang sah. Oleh karena itu, pelaku ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, untuk penggunaan pelat kendaraan palsu Konsulat Rusia itu sendiri, Rafles mengatakan bahwa kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
"Kalau terkait pelat Rusia masih penyelidikan. Namun terkait mobil dugaan bodong kasusnya sudah sidik," katanya.
Lakukan Pengejaran Tersangka
Saat ini, polisi sedang melakukan pengejaran kepada tersangka yang diketahui sedang berada di Jakarta. Sebelumnya, tersangka memang tidak ditahan oleh polisi dengan dalih kooperatif saat dilakukan pemeriksaan.
"Kita mendapatkan kabar kalau FN sedang di Jakarta. Sekarang kita melakukan pengejaran terhadap FN," ujar Rafles.
Tersangka juga dilaporkan atas dugaan kepemilikan mobil bodong di Polda Metro Jaya.
"Laporannya juga ada di Polda Metro Jaya," tambahnya.
Kronologi Kasus
Kasus ini bermula saat polisi menemukan mobil milik oknum dokter tersebut saat terparkir di salah satu rumah sakit di Kota Medan. Petugas pun kemudian melakukan pemeriksaan ke rumah dokter tersebut dan menemukan tiga mobil lainnya dengan pelat Konsulat Rusia.
Namun, setelah diperiksa, ternyata pelat nomor keempat mobil tersebut tidak terdaftar. Petugas juga mengecek ternyata diketahui di Indonesia tidak ada Corps Consulat (CC) dari Rusia. Melainkan kedutaan yang berada di Jakarta.
Motif Tersangka
Terkait motif, tersangka mengaku sengaja menggunakan pelat palsu tersebut agar lebih leluasa melakukan perjalanan. Karena menurut pengakuannya, Ia sering menjemput tamu dari Rusia yang datang ke Kota Medan.
"Motifnya supaya tidak dipersulit, terus ada jalur khusus untuk konsulat. Sehingga memudahkan menjemput tamu," ungkap Rafles.