Penyebab Kejang Demam pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
Kejang demam pada anak adalah kondisi yang seringkali mengkhawatirkan bagi orangtua dan pengasuh.
Kejang demam pada anak adalah kondisi yang seringkali mengkhawatirkan bagi orang tua dan pengasuh.
Penyebab Kejang Demam pada Anak, Begini Cara Mengatasinya
Kejang demam pada anak adalah kondisi yang seringkali mengkhawatirkan bagi orang tua dan pengasuh.
Hal ini terjadi ketika suhu tubuh anak naik secara cepat, yang dapat menyebabkan otot-otot tubuh berkontraksi secara tiba-tiba.
Meskipun kejang demam umumnya tidak berbahaya dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak, pengalaman ini tetap mengkhawatirkan.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Mengapa anak bisa mengalami kejang demam? Kejang demam pada anak dijelaskan berhubungan erat dengan kondisi yang mampu menyebabkan anak mengalami demam tinggi. Misalnya adanya infeksi virus, infeksi bakteri dan kondisi usai imunisasi seperti vaksin DPT dan MMR. Meski begitu, vaksin bukan berarti menjadi penyebab kejang demam pada anak. Melainkan vaksin dapat membuat si kecil mengalami demam tinggi.
-
Kapan anak-anak biasanya mengalami risiko tinggi terkena kejang demam? Anak-anak usia 6 bulan hingga 5 tahun memiliki risiko tinggi mengalami kejang demam, terutama ketika mereka mengalami demam tinggi.
-
Kapan kejang demam biasanya terjadi pada anak? Kejang demam ini biasanya bisa menimpa pada anak usia 3 bulan hingga 5 tahun. Akan tetapi, kondisi ini umumnya lebih sering dialami oleh anak berusia 1 tahun hingga 1,5 tahun.
-
Bagaimana cara mengatasi kejang demam pada anak? Para orang tua dianjurkan untuk tetap tenang dan jangan panik berlebihan ketika melihat si kecil mengalami kejang demam. Tujuannya adalah agar para orang tua bisa berpikir jernih. Sehingga nantinya para orang tua bisa memberikan pertolongan pertama sebagai cara mengatasi kejang demam pada anak. Adapun cara mengatasi kejang demam pada anak adalah sebagai berikut: Letakkan anak di tempat yang datar dan luas, sehingga si kecil nantinya tidak terbentur maupun tertimpa benda tertentu ketika kejang Longgarkan pakaiannya, khususnya pada bagian leher Jangan memaksa untuk menahan gerakan tubuh si kecil. Cukup jaga agar posisi tubuhnya tetap aman Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulutnya. Baik itu minuman, sendok maupun obat-obatan Panggil nama anak atau ucapkanlah kata-kata yang menenangkan agar si kecil merasa lebih nyaman Catat berapa lama si kecil mengalami kejang demam Amati kondisinya ketika kejang. Terlebih jika si kecil kesulitan bernapas atau wajahnya menjadi pucat dan kebiruan. Kondisi itu menandakan bahwa si kecil kekurangan oksigen dan membutuhkan penanganan medis secepatnya Jika memungkinkan, rekam kejadian ketika si kecil tengah kejang. Sehingga dokter nantinya dapat mengetahui dengan pasti seperti apa kejang yang dialami si kecil.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
Penting untuk memahami penyebab, gejala, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menangani kejang demam dengan baik.
Selain menghadapi kejang secara langsung, orang tua juga perlu mengetahui tanda-tanda peringatan dan langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko kejang demam pada anak.
Dengan memahami kondisi ini secara mendalam, orang tua dapat merasa lebih siap dalam mengatasi situasi yang mungkin terjadi, serta memberikan dukungan dan perawatan yang tepat pada saat dibutuhkan.
Berikut beberapa penyebab kejang demam pada anak:
Penyebab Kejang Demam pada Anak
Kejang demam pada anak adalah kejang yang terjadi saat anak mengalami demam tinggi.
Kejang ini bisa sangat menakutkan bagi orang tua, namun sebagian besar kejang demam pada anak tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan otak.
Berikut beberapa penyebab kejang demam pada anak:
1. Suhu tubuh yang naik secara cepat
Salah satu penyebab utama kejang demam pada anak adalah suhu tubuh yang naik dengan cepat. Ketika suhu tubuh anak melonjak secara tiba-tiba, ini dapat memicu sistem saraf yang sensitif dan menyebabkan kejang.
2. Riwayat keluarga
Jika seorang anak memiliki riwayat keluarga dengan kejang demam, maka anak tersebut berisiko lebih tinggi untuk mengalami kejang demam juga. Faktor genetik dapat memainkan peran dalam kejang demam pada anak.
3. Infeksi virus atau bakteri
Infeksi virus atau bakteri juga dapat menjadi penyebab kejang demam pada anak. Beberapa contoh infeksi yang mungkin menyebabkan kejang demam termasuk infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan, atau infeksi saluran kemih.
4. Vaksinasi
Meskipun kejadian ini jarang terjadi, beberapa vaksin bisa menjadi pemicu kejang demam pada anak. Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko kejang demam akibat vaksinasi masih lebih rendah dibandingkan dengan risiko kejang demam karena infeksi.
5. Durasi dan tingkat demam
Durasi dan tingkat demam juga dapat menjadi faktor yang berperan dalam kejang demam. Anak-anak yang mengalami demam tinggi, terutama dengan suhu di atas 38,5 derajat Celsius, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kejang demam.
6. Gangguan neurologis
Beberapa anak mungkin memiliki faktor risiko neurologis yang meningkatkan kemungkinan mereka untuk mengalami kejang demam. Misalnya, mereka mungkin memiliki gangguan seperti epilepsi atau kelainan saraf lainnya.
Meskipun kejang demam pada anak bisa sangat menakutkan, sebagian besar kejang demam bersifat benigna dan tidak berbahaya.
Namun, penting untuk selalu memeriksakan anak ke dokter saat kejang demam terjadi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang diperlukan.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merujuk anak ke seorang spesialis untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan pemahaman tentang penyebab kejang demam pada anak, kita dapat lebih siap dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan anak ketika menghadapi kejang demam.
Cara Mengatasi Kejang Demam pada Bayi
Meskipun dapat terlihat menakutkan, sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa menit.
Namun, sebagai orang tua, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak Anda saat mengalami kejang demam.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan saat anak kejang demam:
1. Pastikan sirkulasi udara yang baik
Buka baju anak dan pastikan ada cukup sirkulasi udara di sekitarnya. Hal ini dapat membantu menjaga suhu tubuh anak tetap terkendali selama kejang demam.
2. Catat durasi kejang demam
Ketika anak mengalami kejang demam, catat durasinya. Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, segera hubungi layanan darurat atau cari perawatan medis. Kejang yang berlangsung terlalu lama dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.
3. Tetap tenang
Penting untuk tetap tenang dan tidak panik saat anak mengalami kejang demam. Dengan tetap tenang, Anda dapat memberikan bantuan yang tepat tanpa menambah stres pada anak.
4. Jaga keamanan
Pastikan bahwa area di sekitar anak bebas dari benda yang tajam atau berbahaya. Gulingkan anak ke sisi yang agak condong agar air liur dan muntah dapat keluar dari mulutnya dengan bebas. Jangan mencoba menahan atau membatasi gerakan anak saat kejang, ini bisa menyebabkan cedera lebih lanjut.
5. Berikan suportif care
Setelah kejang demam berakhir, anak mungkin merasa lelah dan lemah. Berikan suportif care kepada anak, seperti memeluknya, memberinya minum, atau menjaga kondisi ruangan yang tenang dan nyaman.
Jangan lupa memberikan obat penurun demam jika diperlukan, sesuai dengan dosis yang direkomendasikan oleh dokter.
6. Konsultasikan pada dokter
Jika anak Anda mengalami kejang demam, penting untuk mengkonsultasikan kondisi tersebut pada dokter.
Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan memberikan informasi lebih lanjut tentang cara mengatasi atau mencegah kejang demam pada anak Anda.