Samaun Bakri, Sosok Wartawan yang Menjadi Orang Kepercayaan Presiden Soekarno
Samaun Bakri, sosok wartawan yang menjadi orang kepercayaan Presiden Soekarno saat di Bengkulu.
Sosok Samaun Bakri, seorang wartawan yang menjadi utusan terpercaya Presiden Soekarno.
Samaun Bakri, Sosok Wartawan yang Menjadi Orang Kepercayaan Presiden Soekarno
Banyak orang tak tahu siapa Samaun Bakri, peran dia cukup besar di era Presiden Soekarno. Bahkan, dirinya merupakan teman akrab dan orang kepercayaan presiden pertama Indonesia itu.
Selama hidupnya, Samaun merupakan seorang wartawan yang anti-kolonialisme dan sempat bergabung dengan beberapa partai politik. Perjuangan dan jasa Samaun ini perlu diapresiasi dan dikenang oleh masyarakat Indonesia sekarang.
Simak sosok Samaun Bakri yang dihimpun dari berbagai sumber berikut ini.
- Mengenal Sosok Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan, Sang Cucu Kini Jadi Calon Presiden
- Keturunan Sultan Banten, Begini Potret Lawas Ma’ruf Amin Wakil Presiden RI saat Muda
- Sosok Heldy Djafar, Istri Terakhir Presiden Soekarno Asal Kalimantan Timur
- Potret Pertemuan Soekarno & Sultan Hamengkubuwono IX, Bahas Utang Negara yang Menumpuk
Perdalam Ilmu Politk
Melansir dari berbagai sumber, Samaun Bakri lahir di Padang Pariaman, Sumatera Barat pada tanggal 8 April 1908 dari pasangan Bagindo Abu Bakar dan Siti Syarifah.
Semasa mudanya, Samaun mengenyam pendidikan di Vervolgschool, lalu di Sumatera Thawalib Padang Panjang. Di luar pendidikan formal, dirinya juga memperdalam ilmu politik, bahasa asing, dan lainnya.
Tahun 1926 Samaun sempat bergabung dengan Residen Padang namun hanya bertahan beberapa bulan saja. Kemudian pada tahun 1929 Samaun bekerja lagi menjadi seorang wartawan di Surat Kabar Persamaan di Kota Padang.
Wartawan Ekstrem
Selama dirinya bekerja sebagai seorang watawan, Samaun Bakri dikenal dengan tulisannya ekstrem dan kritis. Hingga dirinya sempat membuat marah pihak kolonial dan mengusirnya dari tanah kelahirannya.
Dirinya sempat pindah ke Medan kemudian ke Bengkulu. Di kota inilah Samau menjadi redaksi di Koran Sasaran.
Melansir dari situs muhammadiyah.or.id, ia kerap mengkritik petinggi adat Bengkulu yang dianggap menyusahkan rakyat dengan menjadi pembantu pemerintah Hindia Belanda.
Masih di kota Bengkulu, Samaun membesarkan surat kabar Persatoean dan surat kabar Penaboer dan banyak meliput kegiatan Soekarno saat di Bengkulu tepatnya pada tahun 1938.
Teman Soekarno
Berkat dirinya yang cukup aktif di kegiatan politik, salah satunya bergabung di Organisasi Muhammadiyah menjadi awal cerita pertemanan antara Samaun dan Presiden Soekarno.
Dari momen inilah, hubungan mereka semakin erat dan menjadi orang kepercayaan Presiden Soekarno saat itu.
Ikut Berperan dalam Pernikahan Soekarno
Bukti kepercayaan Soekarno kepada dirinya ketika berhubungan dengan Fatmawati. Samaun diutus olehnya untuk membawa pesan dan bingkisan untuk Fatmawati yang ada di Bengkulu.
Pada tahun 1943, ia bersama Abdul Karim Oei dan dr. Djamil mengurus pernikahan Fatmawati dengan Soekarno.
Samaun membawa dan mengawal Fatmawati bersama orang tua, paman dari ibu Fatmawati yaitu Moh. Kancil seorang penjahit pakaian Soekarno saat berada di Bengkulu.
Akhir Hayat yang Tragis
Akhir kehidupan Samaun begitu tragis. Pasalnya ia terbang ke Bukittinggi menggunakan pesawat dengan call sign RI 002. Isi pesawat tersebut mengangkut muatan emas seberat 20 Kg dan juga muatan lainnya.
Nahas, saat pesawat menuju Bukittinggi sebelum ke India mengalami kerusakan mesin dan jatuh di tengah hutan tepatnya di kawasan Lampung Tengah pada 1 Oktober 1948.
Sejak saat itu, nama Samaun hilang. Lokasi hilangnya pesawat ini juga tidak terkuak hingga Presiden Soekarno wafat pada tahun 1970. Akhirnya bangkai pesawat berhasil ditemukan oleh warga sekitar beserta jenazahnya.