Tiga Ekor Anak Harimau Sumatra Lahir di Paluta, Begini Penampakannya
Seekor harimau Sumatra di Sanctuary Harimau Barumun yang terletak di Desa Batunanggar, Kecamatan Batangonang, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatra Utara melahirkan tiga ekor anak harimau pada Minggu (23/1) lalu.
Seekor harimau Sumatra (panthera tigris sumatrae) di Sanctuary Harimau Barumun yang terletak di Desa Batunanggar, Kecamatan Batangonang, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatra Utara (Sumut) melahirkan tiga ekor anak harimau pada Minggu (23/1) lalu.
Kelahiran tiga anak harimau Sumatra itu diketahui petugas usai memeriksa kamera CCTV yang dipasang di tempat konservasi tersebut. Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Balai Besar KSDA Sumut Irzal Azhar pada Jumat (4/2) kemarin.
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
-
Mengapa Harimau Sumatera sangat dihormati di sejumlah daerah di Sumatera? Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua.
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Apa yang mengancam kelestarian Harimau Sumatera di habitat aslinya? Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan, " kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
"Harimau Sumatra itu diperkirakan lahir Minggu (23/1). Awal kelahiran ini diketahui oleh Keeper Sanctuary Harimau Barumun dari pengamatan CCTV pemantau yang beroperasi 24 jam," kata Irzal.
Petugas kemudian melaporkan kelahiran harimau itu kepada Yayasan Parsamuhan Bodichita Mandala Medan (YPBMM) dan dilaporkan kepada Balai Besar KSDA Sumut.
Sanctuary Harimau Barumun merupakan tempat yang dibangun Balai Besar KSDA Sumut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan YPBMM pada tahun 2016, dengan tujuan sebagai tempat untuk merehabilitasi harimau korban konflik.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Jenis Kelamin Belum Teridentifikasi
Instagram/@apacerita_medan ©2022 Merdeka.com
Irzal mengatakan, saat ini pihaknya masih belum bisa mengidentifikasi jenis kelamin ketiga anak harimau Sumatra itu. Petugas kesulitan untuk mengamatinya dari jarak dekat, lantaran kandangnya yang luas dan tertutup semak belukar.
Meski begitu, Ia memastikan bahwa petugas terus melakukan pengamatan terhadap perkembangan ketiga ekor anak harimau Sumatra tersebut melalui kamera CCTV yang ada di kandang harimau tersebut.
"Namun saat ini pemantauan ketiga anak harimau terus dilakukan melalui pengamatan CCTV untuk melihat perkembangan ke depan," ucapnya.
Penampakan Anak Harimau Sumatra
Instagram/@apacerita_medan ©2022 Merdeka.com
Dalam unggahan akun Instagram @apacerita_medan pada Jumat (4/2), video rekaman CCTV di kandang harimau Sumatra itu memperlihatkan dengan jelas tiga ekor anak harimau tersebut lahir dalam kondisi yang sehat.
Di video itu, ketiga anak harimau itu terlihat sedang menyusu ke induknya. Anak harimau tersebut belum bisa membuka mata. Sementara induk harimau juga terlihat dalam kondisi yang sehat.
Sebelumnya, pada 8 Desember 2018 lalu, di tempat konservasi tersebut juga telah lahir dua ekor anak Harimau Sumatra dengan jenis kelamin jantan dan betina yang diberi nama penanda "Surya Manggala" dan "Citra Kartini". Saat ini keduanya sudah berumur 3 tahun dan sedang disiapkan untuk dilepasliarkan ke alam.