Tingkatkan Pengamanan Hasil Laut, Sumut Segera Operasikan Kapal Ini
Sumatra Utara akan segera mengoperasikan sebuah kapal pengawas sumber daya kelautan dan perikanan untuk memaksimalkan pengamanan hasil laut.
Sebagai salah satu upaya untuk memaksimalkan pengamanan hasil laut, Sumatra Utara (Sumut) akan segera mengoperasikan sebuah kapal pengawas sumber daya kelautan dan perikanan.
Kapal tersebut saat ini masih dalam proses pengerjaan dan diperkirakan akan selesai pada pertengahan Desember 2021 mendatang.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan 'kapal es' itu ditemukan? Tanggal dalam video tersebut menyebutkan bahwa itu ditemukan pada 7 Agustus 2020.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Apa yang ditemukan di dalam kapal? Kapal pertama berisi sekitar 100.000 benda, sebagian besar porselen. Kapal kedua, yang sedikit lebih tua dari kapal pertama, bermuatan balok kayu yang diyakini tengah menuju China saat tenggelam.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumut, Mulyadi Simatupang mengatakan, kapal tersebut kini masih berada di Batam, Kepulauan Riau. Hingga saat ini, pengerjaan kapal sudah mencapai 80 persen.
"Kapal berukuran 17 meter tersebut saat ini berada di galangan kapal di Batam, Kepulauan Riau. Progres pengerjaannya sudah 80 persen," ujar Mulyadi pada Rabu (10/11).
Rencananya, kapal pengawas tersebut akan langsung dioperasikan pada akhir tahun ini. Namun, akan dilakukan uji coba terlebih dahulu setelah pengerjaan kapal rampung.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Kapal Seharga Rp9,3 Miliar
Instagram/@diskelautandanperikanansumut ©2021 Merdeka.com
Kapal pengawas perikanan ini dibuat untuk menggantikan kapal pengawas buatan tahun 2004 milik Sumut yang sudah lama apkir.
Sejak kapal tersebut tak bisa digunakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut bersama pemerintah kabupaten/kota melakukan pengawasan di laut Sumut dengan menggunakan kapal pengawas berukuran kecil. Hal ini membuat kinerja petugas tidak optimal.
"Tentu saja pengawasan menjadi tidak optimal. Adanya kapal baru diharapkan membuat pengawasan semakin lancar," kata Mulyadi.
Oleh karena itu, Pemprov Sumut kemudian membuat kapal pengawas perikanan baru yang memakan anggaran senilai Rp9,3 miliar dari APBD 12021.
Kapal baru tersebut dibuat dari aluminium dengan mesin inbord 2x500 Hp dengan panjang 17 meter dan lebar 4 meter.
Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD
Instagram/@diskelautandanperikanansumut ©2021 Merdeka.com
Terkait proyek pembuatan kapal ini, Mulyadi mengatakan, perencanaan lelang sudah disiapkan sejak 2019 oleh CKP Sumut namun sempat tertunda. Hal ini karena tidak ada perusahaan atau kontraktor di Sumut yang berpartisipasi.
"Baru pada 2020 lelang pengadaan kapal itu dimulai lagi dan dimenangkan perusahaan di Kepribadian dan pengerjaan pembuatan kapal mulai dilakukan di tahun 2021," katanya.
Kapal ini sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja petugas dalam berpatroli menjaga perairan di Sumut. Kapal ini juga disebut bisa melaju hingga di atas 12 mil.
"Kapal yang akan bisa melaju di atas 12 mil memang sangat dibutuhkan untuk mengawasi sumber daya kelautan dan perikanan di Sumut," tambah Mulyadi.
Dengan adanya kapal ini, Mulyadi berharap sumber daya laut di Sumut bisa semakin terjaga sehingga bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Sumut.