3 Kelemahan di balik inovasi Google Glass
Setidaknya ada tiga kelemahan dari inovasi yang ditawarkan oleh Google Glass.
Sebagai sebuah produk inovatif, Google Glass memang masih bisa dibilang yang terbaik. Tak ada yang mampu mengungguli perangkat pintar berbentuk kacamata dari Google ini hingga kini. Namun, dibalik keistimewaannya ini, Google Glass nyatanya juga memiliki cela.
Seperti yang dilansir oleh Forbes (22/5), setidaknya ada tiga kesalahan besar yang dimiliki oleh kacamata pengusung teknologi augmented reality dari Google ini. Apa saja? Berikut penjelasannya:
-
Bagaimana kacamata Oppa Glasses membantu menyamarkan wajah bulat? Series OP 02 dari Oppa Glasses Kacamata dari Oppa Glasses ini memiliki briges yang tinggi, sehingga pas untuk hidung pesek dan wajah oval. Selain itu, bentuk frame yang memanjang ke bawah juga bisa membantu menyamarkan wajah yang bulat.
-
Apa yang dimaksud dengan glaukoma? Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang merusak saraf optik, yang merupakan saraf utama untuk penglihatan.
-
Siapa yang berisiko terkena glaukoma? Glaukoma kebanyakan menyerang orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun, namun orang dewasa muda, anak-anak, dan bahkan bayi juga dapat mengidapnya.
-
Siapa yang menemukan gagang guci itu? Arkeolog dari Badan Kepurbakalaan Israel (IAA) menemukan gagang guci bertuliskan nama "Menahem" dalam aksara Ibrani, saat penggalian di lingkungan Ras el-‘Amud, Yerusalem yang diduduki.
-
Siapa yang menemukan gua tersebut? Penggalian ini dilakukan oleh Badan Barang Antik Israel (IAA).
-
Siapa yang menemukan gua ini? Adam Bryczek, seorang petani di Polandia menemukan gua alami yang diyakini terbentuk dari zaman es di lahan pribadi miliknya.
Kualitas suara rendahan
Seperti diketahui, Google Glass tak menggunakan earphone untuk mentransmisikan suara ke telinga pengguna. Google Glass memilih untuk memberikan getaran yang nantinya akan disampaikan ke telinga pengguna.
Hal ini yang menjadi masalah tersendiri bagi Google Glass. Pasalnya, dalam berbagai uji coba, ternyata getaran ini tak mampu menghasilkan luaran suara yang cukup bisa didengar pengguna dengan nyaman. Google Glass terdengar seperti berbisik-bisik.
Tak tertata rapi
Meskipun layanannya dipakai banyak orang, pengguna Google pastinya tahu bahwa Google terkenal karena tak tertatanya layanan yang mereka miliki.
Hal ini terlihat pula dalam Google Glass. Semua layanan dan aplikasi di kacamata pintar ini ditampilkan dalam satu layar yang dinamakan timeline. Tak ada kategori ataupun folder khusus yang membantu mengelompokkannya.
Tak memberikan ruang interaksi
Google Glass bisa dikendalikan dengan dua mekanisme: menggunakan tangan atau perintah suara. Masalah pun sebenarnya akan muncul jika fitur kendali suara ini digunakan.
Bisa saja, pengguna salah berbicara dan tak sengaja memerintah Google Glass yang dipakainya. Hal ini tentunya bisa sangat mengganggu bagi mereka yang sedang repot.
(mdk/nvl)