4 Teori paling mendasar dalam dunia sains, jika tak ada kita mati!
4 Teori paling mendasar dalam dunia sains, jika tak ada kita mati! Semua hal terkait teknologi yang kita nikmati sekarang ini adalah sebuah 'hasil' yang didapatkan dengan kerja keras luar biasa. Pasalnya, teknologi didapatkan dari nol, dikembangkan terus menerus dalam waktu yang sangat-sangat lama.
Semua hal terkait teknologi yang kita nikmati sekarang ini adalah sebuah 'hasil' yang didapatkan dengan kerja keras luar biasa. Pasalnya, teknologi didapatkan dari nol, dikembangkan terus menerus dalam waktu yang sangat-sangat lama.
Dalam hal ini, ada empat buah teori yang mendasar yang akhirnya membuat teknologi sendiri itu ada. Berbagai teori fisika yang lahir dari ratusan tahun silam, kini berkembang jadi lampu yang menerangi Anda, televisi yang Anda lihat, hingga smartphone yang Anda pegang.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kapan Sai dilakukan? Sa’i merupakan salah satu rukun dalam rangkaian ibadah haji.
-
Kapan Sagil lahir? Mengutip Instagram @majeliskopi, Sabtu (11/5), Sagil diketahui kelahiran Desa Belui pada 7 Juni 2012 lalu.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Sakarin? Sakarin, dalam bentuk bubuk kristal putih, memiliki tingkat kemanisan yang mencapai 300-400 kali lipat gula pasir. Meski tidak mengandung kalori dan aman untuk penderita diabetes, rasa akhir yang pahit membuatnya perlu dicampur dengan pemanis lain.
-
Kenapa Saninten sulit berkembang biak? Pohon saninten berbuah dua tahun sekali. Karena berbuahnya lama, maka tumbuhan ini sulit berkembang biak.
-
Bagaimana ciri fisik Saninten? Dilansir dari Menlhk.go.id, Pohon Saninten memiliki ciri fisik yaitu tinggi pohonnya yang mencapai 35-40 meter. Kulit batangnya berwarna hitam, kasar, dan pecah-pecah dengan permukaan yang tidak rata. Buahnya memang berduri dan sekilas mirip rambutan.
Hampir semua bentuk perkembangan teknologi yang ada saat ini bisa terjadi akibat penemuan gaya fundamental. Gaya fundamental sendiri terdiri dari gaya nuklir kuat dan lemah, elektromagnetik, serta gravitasi.
Selain itu masih ada beberapa teori penting beserta penemunya yang sebenarnya tak pantas untuk kita lupakan. Mengingat berbagai jasanya dalam kehidupan penuh kecanggihan yang kita jalani saat ini. Bahkan bukan tak mungkin, kita tak akan mampu bertahan hidup hingga saat ini jika mereka tak ada.
Berikut penjelasannya.
Gravitasi dari Isaac Newton
Tentu kita tahu lambang Apple mengambil inspirasi dari kisah bagaimana gravitasi ditemukan. Hal ini bermula dari Isaac Newton muda, 23 tahun, melihat sebuah apel jatuh dari pohon. Ketika itu dia penasaran mengapa sebuah benda bisa jatuh ke Bumi. Dan bila apel bisa jatuh, apakah bulan juga bisa jatuh ke Bumi?
Setelah melalui serangkaian penelitian, Newton sadar bila bulan juga 'jatuh'. Namun tidak menabrak Bumi, melainkan mengelilingi Bumi dalam lintasan melingkar sama halnya dengan terbit dan terbenamnya matahari.
Newton berpikir pasti ada sebuah gaya yang menahan Bulan berada pada orbitnya dan tidak pergi meninggalkan Bumi atau menghantam Bumi. Gaya itu adalah gaya fundamental pertama, yakni gravitasi.
Akhirnya Newton menyimpulkan bila setiap dua benda di alam semesta mengeluarkan gaya tarik satu sama lain sesuai dengan massa dan ukuran mereka. Semakin besar benda, makin besar gaya gravitasi yang dihasilkan.
Berdasar dari teori ini, lahir berbagai teori lain yang dicetuskan Newton. teori ini adalah dasar ilmu fisika, di mana teknologi GPS, accelerometer, sensor gerak, hingga pelontaran roket, bergantung dari teori ini.
Listrik dari Michael Faraday
Listrik adalah hal paling penting dalam hidup kita. Bayangkan rasanya hidup tanpa smartphone yang hidup. Smartphone yang tak ada aliran listriknya, tak ubahnya batu. Dan itulah yang membedakan kita dengan masyarakat purba.
Dengan ini, Michael Faraday-lah yang berjasa. Dia adalah orang pertama yang sukses menemukan gaya fundamental kedua, yakni elektromagnetik.
Pada tanggal 29 Agustus 1831 di London, Faraday memberikan kuliah soal bagaimana gaya elektromagnetik bisa menciptakan listrik. Teorinya itu tertuang dalam Hukum Faraday yang berbunyi sebuah kumparan yang berputar di antara magnet menimbulkan dorongan elektron atau muatan negatif, yang akhirnya menghasilkan listrik.
Ide sederhana itu akhirnya melahirkan revolusi listrik. Sejak saat itu banyak ilmuwan lain yang melakukan eksperimen soal listrik berdasarkan Hukum Faraday. Hasilnya pun signifikan, mulai dari dinamo sepeda, pembangkit listrik tenaga air, hingga reaktor nuklir.
Gelombang elektromagnet dari James Clerk Maxwell
Pasca Faraday, muncul James Clark Maxwell yang juga mempelajari soal elektromagnet. Bedanya, Teori besutan Maxwell sedikit lebih rumit dari Faraday dengan menemukan adanya gelombang elektromagnet.
Lewat 'persamaan Maxwell', Fisikawan ini menjelaskan bila elektromagnet memiliki bentuk seperti gelombang dan bergerak dengan kecepatan cahaya. Maxwell mampu menjelaskan bagaimana listrik dan magnet bisa bersatu dan membentuk gelombang elektromagnet.
Ini adalah awal dari gelombang radio dan teknologi nirkabel yang kita pakai sekarang. Tanpa teori Maxwell, kita tidak akan bisa menikmati Wi-Fi dan itu cukup mengerikan untuk dibayangkan.
Tenaga nuklir dari Albert Einstein
Matahari adalah sumber energi utama dari Bumi ini. Namun apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa matahari tak padam meski umurnya sudah mencapai 5 miliar tahun? Padahal benda apapun bisa habis ketika dibakar. Ternyata hal ini disebabkan nuklir.
Tokoh yang berperan penting dalam lahirnya teori gaya nuklir adalah Albert Einstein dengan rumus terkenalnya, e=mc2.
Pada dasarnya gaya nuklir terdiri dari lemah dan kuat, dan gaya nuklir lemah adalah radiasi yang terdapat di zat-zat radioaktif seperti Uranium atau Plutonium.
Di sisi lain, gaya nuklir kuat adalah gaya yang menjaga neutron, bagian inti atom bermuatan netral, serta proton atau bagian inti atom bermuatan positif, tetap pada tempatnya sejak alam semesta tercipta.
Meski melekatkan benda yang sangat kecil, namun gaya nuklir kuat merupakan sumber energi terbesar di jagad raya.