6 Pelajaran penting dari hilangnya MH370
Ada beberapa hal penting yang bisa kita petik hikmahnya dari kasus MH370, apa saja?
Belum lekang dari ingatan kita bagaimana pesawat dengan 239 penumpang ini tiba-tiba hilang setelah lepas landas dari Kuala Lumpur. Padahal, MH370 melintasi banyak radar dan sistem penerbangan negara-negara yang dilintasinya.
Setelah hilang, banyak negara pun jadi kerepotan untuk menemukan jejak dari pesawat tujuan Beijing tersebut. Hal ini dikarenakan daerah yang diduga jadi tempat tenggelamnya pesawat makin luas.
Hilangnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 memberikan pelajaran berharga dari kita. Ternyata, dunia penerbangan baik nasional maupun internasional masih menyimpan kendala yang bisa mengarah pada hal-hal berbahaya.
Kira-kira, apa saja masalah yang harus jadi perhatian penting para pemegang kepentingan di dunia penerbangan? Simak 6 pelajaran penting dari hilangnya MH370 berikut seperti yang dilansir News Australia (21/3).
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Apa keunggulan utama dari Airbus A320? A320 adalah pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulis.
-
Bagaimana cara Singapore Airlines memastikan pengalaman terbang terbaik bagi penumpangnya? Dengan pendapatan jutaan dolar, maskapai ini telah memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbang terbaik. Terbang ke 32 negara dan 62 tujuan.
-
Teknologi apa yang digunakan oleh tim ilmuwan China untuk mendeteksi pesawat siluman? Dalam sebuah eksperimen terbaru, tim ilmuwan China berhasil mendeteksi pesawat siluman menggunakan sinyal dari satelit Starlink milik Elon Musk.
Sistem pemantau masih belum sempurna
Area pencarian MH370 yang seluas 89 ribu mil persegi serta menyebabkan 26 negara terlibat dalam pencariannya merupakan mimpi buruk bagi kita. Ternyata, sistem pemantau penerbangan yang ada di dunia tak begitu banyak membantu dalam menentukan di mana tepatnya pesawat tersebut hilang.
Semula, pesawat diperkirakan tenggelam di Laut China Selatan, sehingga beberapa negara yang berbatasan dengan laut itu pun fokus mencari di sana. Namun, belakangan serpihan mirip MH370 justru ditemukan Australia di sekitar Antartika.
Hal ini membuktikan bahwa sistem pemantau masih belum bisa diandalkan. "Jika ATC mampu memonitor hal ini dengan sangat mendetail mungkin hanya butuh waktu 7 jam untuk menemukannya," kata Dan Warren dari GSMA.
Begitu mudahnya gunakan paspor curian
Masih ingat ada dua penumpang gelap yang naik pesawat itu? Ya, dua penumpang itu rupanya dengan mudah naik pesawat tujuan lintas negara hanya bermodalkan paspor curian.
Memang, tidak diketahui apakah dua penumpang gelap itu yang menyebabkan pesawat MH370 tiba-tiba melenceng dari sasaran semula. Namun, setidaknya hal ini bisa dijadikan cambuk bagi kita.
Sebuah data yang dikeluarkan oleh Professor Brian Lovell dari University of Queensland sendiri menunjukkan hal mengejutkan tentang paspor ini. Rupanya, ada sekitar 40 persen paspor dunia yang datanya tidak diperiksa di database Interpol.
Paspor adalah identitas seseorang, kalau identitas itu sampai dicuri, maka bisa saja diselewengkan. Tentunya kita tidak ingin identitas curian itu digunakan untuk kegiatan terorisme bukan?
Hanya bergantung pada black box
Black box adalah perangkat penting yang mencatat apa saja yang terjadi selama penerbangan. Kotak hitam yang sebenarnya berwarna jingga ini pun jadi barang pertama yang dicari ketika terjadi kecelakaan pesawat.
Namun, tersimpannya data di black box ini juga malah menghambat proses penyelidikan ketika terjadi kecelakaan. Jika saja black box tidak ditemukan, maka tidak akan diketahui kenapa sebuah pesawat tiba-tiba mengalami kecelakaan.
Seorang analis sempat mengopinikan agar dunia penerbangan mulai menerapkan teknologi komputasi awan. Teknologi ini ringan, mudah dijangkau dari mana saja, dan tentunya sangat aman sehingga cocok untuk merekam berbagai kejadian penting ketika sebuah pesawat terbang.
Teknologi, teman yang bisa jadi musuh
Banyak yang mengira dengan teknologi yang makin maju saat ini akan sangat mudah menemukan pesawat MH370 yang hilang. Nyatanya, teknologi malah seakan tidak berguna dalam proses pencarian.
Hal ini dikarenakan pesawat MH370 sendiri yang nyatanya mematikan transmiter elektroniknya. Radar dari berbagai negara pun akhirnya tak mengetahui di mana lokasi sebenarnya pesawat itu terbang.
Untungnya, teknologi akhirnya membantu kita menemukan MH370 di Samudera Hindia. Namun, tetap saja, teknologi terutama dalam dunia penerbangan harus segera diubah.
Pentingnya kekuatan militer
Dalam pencarian MH370 yang melibatkan banyak negara, dapat diketahui bahwa militer sangat berperan penting. Berbagai angkatan dari berbagai negara diterjunkan secara langsung agar MH370 segera ditemukan.
Tercatat, beberapa negara seperti Australia, Bangladesh, Brunei, China, Kamboja, Prancis, India, Indonesia, Jepang, Myanmar, Selandia Baru, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, UEA, Inggris, Amerika Serikat dan Vietnam tergabung dalam operasi kemanusiaan tersebut. Bahkan, Obama sendiri menyatakan bahwa pencarian pesawat itu merupakan prioritas utama bagi negaranya.
Pentingnya keterbukaan
Malaysia dianggap kurang kooperatif dalam mengungkapkan berbagai fakta terbaru seputar hilangnya pesawat MH370. Maklum, memang kebebasan informasi masih terbatas di Malaysia.
Pemerintah Malaysia bersama dengan Malaysia Airlines kerap dianggap mengeluarkan pernyataan yang tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak akurat. Hal ini tentu membingungkan banyak pihak yang ingin membantu.
Yang jadi masalah, penyelidikan mengenai pesawat ini menyangkut kepentingan bersama. Banyak negara yang merasa harus ikut terlibat di dalamnya mengingat ada warga negaranya yang turut hilang dalam penerbangan itu.