7 Eksperimen dan Modifikasi Genetika Canggih dari Ilmuwan China
7 Eksperimen dan Modifikasi Genetika Canggih dari Ilmuwan China. China adalah negara yang maju dari sisi teknologi. Tak hanya memproduksi hampir seluruh hardware elektronik yang ada di dunia, di dunia sains China juga terdepan.
China adalah negara yang maju dari sisi teknologi. Tak hanya memproduksi hampir seluruh hardware elektronik yang ada di dunia, di dunia sains China juga terdepan.
Terbukti dari deretan studi yang dihelat ilmuwan China, terutama soal genetika.
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Dalam hal ini, ilmuwan China terdepan karena berani mendobrak hal-hal kontroversial seperti reproduksi dan juga penyuntingan gen manusia.
Nah, berikut deretan eksperimen dan modifikasi genetik revolusioner yang dilakukan ilmuwan China yang dilansir dari Listverse. Berikut ulasannya.
Studi Genetik Terbesar
Sebuah perusahaan bernama Genome yang berbasis di Shenzhen diberi akses oleh Pemerintah China untuk memanfaatkan database dari tujuh juta wanita China yang sedang hamil. Akhirnya, Genome membuat eksperimen genetika soal Down Syndrome, berdasar sampel dari database tersebut.
Akhirnya, eksperimen ini jadi eksperimen genetika terbesar sepanjang sejarah.
Hasil dari penelitian ini berupa penemuan soal ras yang makin minoritas di China, memiliki gen yang makin beragam.
Anjing Berotot
Para ilmuwan asal China mencoba memodifikasi gen dari anjing jenis beagle untuk jadi lebih kuat, lebih cepat pergerakannya, dan memiliki massa otot yang lebih banyak ketimbang anjing beagle biasa. Menurut para ilmuwan tersebut, anjing-anjing ini akan jadi anjing pemburu yang baik dan bisa dimanfaatkan oleh kepolisian dan militer.
Para ilmuwan melakukan percobaan ini dengan membuang gen myostatin, dan hal ini berhasil terjadi di beberapa jenis anjing seperti Whippet. Awalnya, percobaan ini dilakukan untuk meneliti berbagai penyakit anjing yang mirip dengan manusia, dan mencoba menumpasnya untuk diterapkan di manusia. Namun, percobaan ini akhirnya justru mendatangkan menfaat lain.
Laba-Laba Sutera
Penghasil sutera ternyata tak hanya ulat. Laba-laba spesies tertentu pun bisa, karena seperti kita tahu ia mampu memproduksi jaring.
Bahkan, jaring laba-laba untuk sutera sangat kuat sehingga bisa jadi bahan untuk memperkuat rompi anti-peluru. Selain itu, sutera laba-laba juga berguna di bidang kesehatan karena bisa menyembuhkan rusaknya saraf.
Masalahnya, laba-laba tidak bisa diternakkan dan sering bertarung sesamanya ketika teritorinya diganggu. Terlebih lagi, laba-laba juga mempraktikkan kanibalisme sehingga tak bisa diternakkan.
Akhirnya, ilmuwan China mengganti kode genetik ulat sutera dengan laba-laba agar hasil suteranya lebih baik. Hal ini berhasil dengan baik, dan akhirnya menghasilkan sutera dengan kualitas lebih baik dengan 35,2 persen merupakan jaring laba-laba.
Monyet Kloning
Di akhir 2017 lalu, dua ekor kera macaques lahir di laboratorium Shanghai. Dua kera ini lahir dengan jeda dua minggu, namun keduanya merupakan kembar identik.
Zhing Zhong dan Hua Hua, nama kedua monyet ini, dikloning menggunakan teknik SCNT atau Somatic Cell Nuclear Transfer. Ini adalah teknik yang sama yang digunakan untuk mengkloning domba Dolly beberapa dekade lalu.
Meskipun dinyatakan berhasil, hal ini mendapat kritikan keras karena menyenggol etika kemanusiaan mengingat kloningan primata sudah sangat dekat dengan manusia. Meski demikian, tujuan kloning ini adalah untuk mencari cara mendeteksi dan mencegah penyakit berbasis gen seperti kanker.
Embrio Anti HIV
Sementara banyak sekali negara yang tidak mengizinkan praktik penyuntingan genetika oleh para ilmuwan, China adalah yang dari awal menjalankannya. Bahkan, China bereksperimen untuk mengembangkan embrio yang anti HIV. Seperti yang kita tahu, salah satu media tular HIV adalah ibu ke janin.
Beroperasi dengan standar yang super tinggi, para ilmuwan China melakukan eksperimen ini dengan memanfaatkan 26 sel telur yang telah dibuahi. Sel telur ini lalu dimutasi genetik dengan CRISPR.
Hasilnya, terdapat 4 sel telur yang berhasil kebal HIV. Meski demikian, masih terlalu banyak yang gagal dan masih berisiko untuk diaplikasikan ke manusia.
Robot Penghancur Kanker
Sudah lama para ilmuwan bermimpi untuk menciptakan nanobot yang beredar di pembuluh darah untuk menghentikan kanker. Namun akhirnya ilmuwan China-lah yang bisa mewujudkannya.
Dibuatnya nanobot ini didasarkan pada konsep bahwa tumor akan hidup dan tumbuh pada tubuh seseorang jika 'diberi makan' oleh pembuluh darah.
Akhirnya, ilmuwan membuat robot dengan basis sebuah molekul DNA dari virus bernama Phage yang dapat menggumpalkan enzim thrombin, enzim yang dihasilkan tumor untuk dapat 'makan' dan membesar.
Uji coba dalam tubuh tikus berhasil, di mana nanobot dilepas dan enzim thrombin membeku dan tumor kelaparan. Bahkan, ada beberapa yang hasilnya sangat efektif, di mana tumor langsung lenyap dan harapan hidupnya meninggi.
Tikus Lahir Tanpa Ayah
Tahun ini para ilmuwan China berhasil meraih prestasi terkait kloning, karena setelah sukses menghasilkan 29 anak anjing dari dua ibu tanpa jantan, sekarang tikus.
Ternyata, ketika mamalia mengalami konsepsi, ada sekitar 100 gen di mana hanya gen dari betina atau jantan yang diaktifkan. Kedua jenis kelamin diperlukan untuk mengaktifkan semua gennya. Nantinya akan menghasilkan buah berupa jantan bila mencakup yang tidak diaktifkan oleh gen betina, dan sebaliknya.
Dengan sedikit modifikasi genetika, ada gen sel induk yang disunting sehingga sel telur tikus betina bisa disuntikkan ke tikus betina kedua. Pembuahan akhirnya terjadi dan bayi tumbuh sehat.
(mdk/idc)