7 Makhluk hidup yang bisa diubah jadi botol dan kantong kresek, ganja termasuk
7 Makhluk hidup yang bisa diubah jadi botol dan kantong kresek, ganja termasuk. Di era di mana penumpukan sampah jadi salah satu masalah terbesar planet Bumi saat ini, mengganti material berbahan plastik menjadi alternatif yang bersifat 'bio-degradable' adalah sebuah hal yang signifikan untuk menyelamatkan Bumi kita
Di era di mana penumpukan sampah jadi salah satu masalah terbesar planet Bumi saat ini, mengganti material berbahan plastik menjadi alternatif yang bersifat 'bio-degradable' adalah sebuah hal yang signifikan untuk menyelamatkan Bumi kita dari pemanasan global.
Mungkin kita tak sadar bahaya plastik di kehidupan kita. Namun dengan adanya penumpukan plastik di laut, berbagai racun kimiawi yang terkandung bisa meracuni tubuh kita juga dengan cara tak langsung. Mulai dari ikan yang kita makan, hingga air tanah yang kita konsumsi karena tentu air tanah datang dari proses kondensasi.
-
Apa yang diciptakan oleh mahasiswa UGM untuk mengatasi sampah plastik di Yogyakarta? Dalam pemberdayaan itu, mereka menciptakan inovasi berupa produk meja dan kursi yang terbuat dari sampah plastik. Inovasi itu disebut merupakan salah satu solusi atas menumpuknya sampah plastik di Yogyakarta.
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
-
Bagaimana Monumen Antroposen memanfaatkan sampah plastik? Bahan baku material pembuatan dinding monumen dibuat dari sampah plastik yang dipanaskan, lalu dipress dan dibentuk menyerupai batu bata. Setiap batu bata plastic dibuat dari 6 kg sampah plastik.
-
Bagaimana bedah plastik digunakan pada Perang Dunia I? Teknologi bedah plastik ini pertama kali digunakan untuk mengembalikan wajah dari korban Perang Dunia I. Bentuk modern bedah plastik dicetuskan dr. Harold Gillies untuk mengembalikan wajah pasien Perang Dunia I ke seperti sebelum mereka cedera.
-
Bagaimana cara pemerintah menangani sampah plastik? Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
-
Kenapa pencemaran lingkungan oleh sampah plastik menjadi masalah serius bagi Indonesia? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
Ini merupakan hal buruk karena hidup kita selalu berkutat di botol plastik minuman, kantong kresek, serta banyak produk lain yang mengandung plastik dan kita konsumsi per hari dalam jumlah banyak. Hal ini membuat para ilmuwan fokus untuk hidup mengurangi sampah plastik dan menggantinya dengan alternatif yang lebih ramah sehingga sampah bisa berkurang dan biodegradasi material ini bisa baik juga untuk tanah.
Berikut beberapa alternatif material yang berasal dari makhluk hidup, yang bisa mengganti botol, kantong kresek, atau barang tak bio-degradable Anda sehari-hari.
Jamur
Jamur telah lama digadang-gadang sebagai plastik masa depan. Pasalnya, ilmuwan telah menemukan cara membiakkan jamur dengan cara berbeda.
Cara kerja dari konsep ini adalah membiakkan jamur di atas berbagai material seperti kayu, karet, kulit, gabus, atau bahkan plastik. Lalu, jamur-jamur ini akan berkecambah layaknya tumbuh dari biji. Karena jamur terdiri dari banyak filamen berbeda yang tumbuh dari intinya, pada titik tertentu, filamen tersebut mulai bercabang untuk menciptakan jaringan. Hal inilah yang dimanfaatkan.
Contoh pemanfaatannya adalah menumbuhkan jamur-jamur ini di ampas kayu. Ketika jamur ini tumbuh, ia akan menguraikan kayu sambil secara bersamaan merekatkan akarnya bersama-sama. Hasilnya, akan tercipta sebuah benda baru secara alami. Hal ini tinggal dibentuk saja dari benda dasarnya.
Jadi misalkan dibutuhkan kursi, tinggal dibuat dasarnya, dikondisikan di temperatur tertentu, lalu struktur baru akan muncul dengan bentuk yang ringan, kuat, tahan api, namun bisa hancur dan terdegradasi menjadi kompos dalam 180 hari karena berbasis makhluk hidup.
Ganggang
Ganggang adalah makhaluk hidup yang kontribusinya besar untuk Bumi. Hanya butuh karbon dioksida, air, dan nutrisi anorganik, ganggang atau alga punya kemampuan luar biasa untuk mengonsumsi air tercemar dan menjadikannya air bersih, serta menjadikan karbon dioksida jadi oksigen lewat fotosintesis.
Sebuah perusahaan bioplastik bernama Solaplast berusaha untuk membuat biji plastik dari ganggang, dengan motivasi bahwa setiap pon ganggang yang diproduksi mampu menyerap dua pon CO2, atau dua kali bobotnya. Akhirnya Solaplast berusaha untuk membuat 100 persen plastik berbasis alga, namun kini masih berupa campuran alga dan belum murni karena butuh spesies baru ganggang untuk bisa menghasilkan hidrokarbon yang tepat.
Meski demikian, biji bioplastik ini sudah bisa dimanfaatkan untuk pengganti plastik di kemasan makanan, tipe sampah yang paling sering kita lihat. Lebih jauh plastik bio ini bisa digunakan di mainan, bingkai kacamata, rambu jalan, lampu, dan lain sebagainya.
Nasi dan gandum
Permasalahan sampah terbesar datang dari sampah makanan. Ketika kita membeli makanan dengan cara bungkus atau membeli lewat kurir, kita seringkali mendapat sendok plastik. Ini adalah tipe sampah yang tak cuma tak bisa diuraikan, tapi bisa meracuni laut.
Hal ini memberi ide pada Bakeys Edible Cutlery yang membuat peralatan makan ramah lingkungan, dengan membuat peralatan makan tersebut juga bisa dimakan.Peralatan makan yang dibuat dari bahan yang disebut sebagai tepung sorgum yang berbasis jawawut yang merupakan salah satu jenis biji-bijian. Perlatan makan ini nantinya bisa disimpan hingga 3 tahun, jika Anda memutuskan tidak memakannya.
Bakeys pun menyebut, dengan energi untuk memproduksi satu buah perkakas plastik, energi tersebut bisa digunakan memproduksi 100 sendok tepung sorgum yang bisa dibuat menjadi banyak sekali peralatan makan yang bisa dimakan.
Daun
Daun diharapkan menjadi metode baru untuk jadi piring, mangkok, serta peralatan makan lain. Seperti pada poin sebelumnya, sendok dan piring plastik benar-benar jadi masalah Bumi saat ini.
Hal ini mendorong perusahaan bernama Leaf Republic untuk membuat laman Kickstarter untuk pendanaan visi misinya, yakni pengganti plastik dari daun. Mereka menyebut bahwa daun-daun dari sebuah speses tanaman rambat yang dikumpulkan warga pedalaman di Asia maupun Amerika Selatan, adalah bahan dasar dari peralatan makan ini.
Cara mereka memproduksinya adalah dengan membuat tiga lapis daun yang dijahit dan direkatkan dengan serat palem. Cara ini berhasil membuat piring dari daun yang tak cuma berguna, tapi juga tahan lama dan bisa dipakai berulang-ulang.
Singkong
Singkong adalah bahan makanan yang tumbuh subur di Asia Tenggara, terkenal akan akar dan daunnya yang murah dan mudah diolah jadi makanan. Namun, singkong juga bisa jadi alternatif plastik, dengan menggabungkan minyak nabati, resin organik dan pati singkong.
Plastik berbasis singkong ini sangat bagus karena bisa langsung terurai oleh panas dan hanya butuh waktu hitungan hari saja untuk terurai di darat maupun laut.
Avani Eco, tim yang mencoba memproduksi plastik dari singkong, menyatakan bahwa bioplastik ini aman bagi hewan laut, dan bahkan manusia pun aman kala mengonsumsinya.
Plastik dari singkong ini bisa digunakan secara baik untuk kantong kresek, kemasan makanan, bahkan selimut untuk tempat tidur di rumah sakit yang membutuhkan jumlah masif dari selimut.
Cangkang udang
Cangkang udang seringkali kita buang ketika kita menikmati sepiring udang goreng. Hal ini pun terjadi di Mesir, di mana negara paling pucuk benua Afrika tersebut punya masalah sampah cangkang udang.
Ternyata, cangkang ini bisa jadi alternatif plastik yang bersifat bio. Hal ini dikarenakan cangkang udang yang keras itu mengandung chitosan atau chitin, yang merupakan polimer alami. Material ini adalah salah satu material alami paling berlimpah di Bumi. Bahan ini pun cukup hemat dan kuat. 1 Kilogram cangkang udang bisa jadi 15 tas plastik bio-degradable.
Untuk membuat bioplastik dari udang ini, kulit udang direbus dalam cairan asam untuk menghilangkan kalsium karbonat, lalu zat alkalin digunakan untuk menghasilkan rantai molekul panjang yang terdiri dari biopolimer. Inilah yang nantinya dimanfaatkan dengan teknik pemrosesan lebih lanjut untuk menjadi berbagai bahan seperti kantong kresek, gelas, dan bahan-bahan wadah lainnya.
Ganja
Ganja secara mengejutkan bisa jadi bahan bioplastik yang ideal. Batang dari Cannabis sativa ini ternyata adalah bahan yang mampu digunakan untuk bahan daur ulang yang dengan mudah diuraikan oleh tanah maupun laut.
Dalam hal ini, batang ganja adalah tanaman yang sangat mudah tumbuh. Hanya dengan beberapa minggu adaptasi, ganja bahkan bisa tumbuh di mana pun kecuali Antartika. Ganja juga butuh sedikit pupuk dan hasilnya pun banyak.
Akhirnya, batang ini oleh beberapa perusahaan seperti Kanesis dan Zeoform, diubah jadi selulosa untuk bahan 3D printer. Dengan platform 3D printing, batang ganja ini bisa diaplikasikan jadi bentuk apapun, mulai perkakas rumah tangga, suku cadang otomotif, material bangunan dan apapun yang bisa dibuat dari 3D printer.
(mdk/idc)