7 Penelitian Paling Tidak Penting Sepanjang Sejarah
7 Penelitian paling tidak penting sepanjang sejarah. Para ilmuwan adalah orang yang profesinya layak diacungi jempol dan kita beri penghargaan lebih. Bagaimana tidak, mereka adalah yang melakukan penelitian, sehingga kita tahu baik buruk suatu aspek yang penting bagi kehidupan.
Para ilmuwan adalah orang yang profesinya layak diacungi jempol dan kita beri penghargaan lebih. Bagaimana tidak, mereka adalah yang melakukan penelitian, sehingga kita tahu baik buruk suatu aspek yang penting bagi kehidupan.
Jika tidak ada ilmuwan, kita tak akan bisa menikmati berbagai hal mulai dari gadget-gadget yang memudahkan kita, berbagai kemudahan seperti pantauan kemacetan dan prakiraan cuaca dari aplikasi, hingga kandungan-kandungan gizi di makanan favorit kita
-
Siapa ilmuwan terbaik di Universitas Gadjah Mada berdasarkan AD Scientific Index 2024? Universitas Gadjah Mada Jumlah ilmuwan dalam indeks : 497Ilmuwan terbaik dalam institusi : Abdul Rohman
-
Di mana daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia ini diumumkan? Peringkat tersebut didasarkan pada analisis dampak sitasi di berbagai disiplin ilmu yang diambil dari database Scopus. Setiap tahun, lembaga ini memilih 100.000 ilmuwan dari seluruh dunia yang aktif di berbagai institusi akademik.
-
Bagaimana AD Scientific Index menentukan peringkat universitas terbaik di Indonesia? AD Scientific Index menggunakan sistem pemeringkatan yang unik dengan menganalisis sebaran ilmuwan dalam suatu institusi menurut persentil 3, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Namun tak selalu penelitian itu bisa kita anggap penting. Karena ketertarikan ilmuwan itu selalu berbeda-beda, dan ketertarikan tersebut bisa jadi tak seberapa menarik bagi kita.
Melansir Listverse, berikut ulasan beberapa penelitian yang tak seberapa penting.
Penelitian yang Uji Kemungkinan Monyet Bisa Menulis
Mungkin ini adalah penelitian paling tidak penting dalam daftar ini, karena niat awalnya ternyata salah dan sama sekali tidak valid.
Hal ini berawal dari teori kemungkinan yang menybut bahwa "sekelompok monyet yang besar jika diberi banyak sekali mesin ketik dan banyak waktu, mereka mungkin bisa membuat karya seperti Shakespeare." teori ini disebut Infinite Monkey Theorem. Masalahnya, ini hanyalah kiasan.
Kiasan ini ternyata ditanggapi secara harfiah oleh sekelompok ilmuwan di Inggris, dan akhirnya berakhir melakukan penelitian yang memberi 6 ekor monyet 6 buah mesin ketik, seperti yang dilansir dari laman The Guardian
Hasilnya cukup jelas, satu buah mesin ketik tertutupi dengan kotoran mereka sendiri, satu buah mesin ketik rusak karena pemimpin monyet tersebut langsung mengambil batu besar untuk menghancurkannya. Selain itu, mereka berhasil membuat 5 lembar tulisan yang kesemuanya adalah huruf "S".
Penelitian yang Berkesimpulan Bahwa Penduduk San Francisco Suka Melakukan Hubungan Seksual
Bertujuan untuk menolong mereka yang tidak puas dengan kehidupan seksualnya, peneliti di AS yang disponsori oleh sebuah perusahaan kondom melakukan Sensus Seks. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa penduduk San Fransisco, California, adalah yang memiliki partner seksual paling banyak ketimbang kota lain. Rata-rata, orang SF pernah bersama 30 partner untuk melakukan hubungan seksual.
Tentu ini adalah informasi yang tidak bisa langsung kita aplikasikan dalam kehidupan dan bukan penelitian yang tepat guna jika memang benar ingin menolong mereka yang tak puas dengan kehidupan seksualnya.
Penelitian yang Temukan Tekanan dan Percepatan Kotoran Pinguin
Di tahun 2003, ada sebuah penelitian dari dua orang ilmuwan yang cukup aneh. Dr. Victor Benno Meyer-Rochow ditemani oleh asistennya yakni Jozsef Gal, mencoba mengkalkulasi berbagai gaya yang dihasilkan ketika pinguin buang air besar.
Dari penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa pinguin buang air besar dengan tekanan 4x lebih kuat dari manusia. Selain itu, kotoran pinguin bisa 'melemparkannya' sejauh 40 centimeter dari tubuhnya.
Dua orang ilmuwan ini juga meneliti tekstur dari kotoran pinguin, di mana mereka mendeskripsikannya dengan memiliki kekentalan seperti minyak zaitun.
Tentu bukan penelitian yang akan diapresiasi semua orang untuk mengetahui tekanan 'dorong' pinguin ketika buang air besar.
Penelitian Apakah Ukuran Payudara Mempengaruhi Kemauan Seseorang Untuk Memberi Tebengan
Berdasarkan konsep apakah besar payudara bisa mengubah hidup seseorang, seorang profesor memilih tema yang unik untuk penelitiannya. Yakni apakah seseorang akan memberi tumpangan kepada wanita yang memiliki payudara lebih besar.
Seorang Profesor bernama Nicolas Guegen melakukannya di 2007, dan hasilnya benar: pria akan lebih banyak memberi tumpangan kepada wanita yang berpayudara besar. Hal ini memberi konklusi yang sepertinya sudah jadi 'rahasia umum' bagi kebanyakan orang.
Aspek Fisika Dari Menyeret Domba
Di tahun 2002, tujuh orang ilmuwan mencari gaya yang diperlukan untuk menyeret domba mati di berbagai tekstur dataran. Hal ini dilakukan agar para ilmuwan bisa menolong orang-orang yang bergerak di bidang pengulitan domba agar lebih ringan dalam menarik domba dari kandang ke tempat pengulitan.
Para ilmuwan mencoba berbagai jenis lantai dan akhirnya ditemukan kalau konstruksi kayu yang miring serta ditata mengarah ke arah domba ditarik, adalah yang paling memudahkan mereka untuk menarik domba. Berguna?
Uniknya, jurnal ini ditulis dan diterbitkan ke sebuah website berisi kumpulan jurnal ilmiah. Benar, semua kegiatan untuk mencari tau hasilnya memang merupakan fisika dan berguna bagi para pengulit domba, namun sebaiknya domba tidak diseret-seret dan gunakan berbagai pesawat sederhana untuk memindahkannya.
Tali yang Dikocok-Kocok Akan Tersimpul Dengan Sendirinya
Sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan di website Proceedings of the National Academy of Sciences, dijelaskan bahwa seutas tali akan membentuk simpul ketika keita meletakkannya di kota dan mengocok kotak tersebut. Bahkan, jurnal tersebut juga menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi, dengan grafik, diagram, serta gambar yang lengkap. Bahkan ada pro kontra soal berapa ukuran tepat untuk kotak tersebut.
Permasalahan utamanya bukan soal kepentingan dalam mempelajari simpul, namaun ternyata tidak ada alasan tertentu yang mengharuskan peneliti melakukan hal ini. Sehingga, studi ini sama sekali tak punya tujuan. Hasil dari penelitian ini hanya "kemungkinan tali akan tersimpul, berbagai jenis simpul yang terbentuk, serta pengaruh panjang tali ke bentuk simpul." Rasanya hal ini tidak terlalu penting.
Ayam Lebih Suka ke Manusia yang Rupawan
Studi ini mungkin akan menolong Anda jika ingin berinteraksi dengan ayam: ayam lebih suka ke manusia rupawan.
Benar, sekelompok ilmuwan susah-susah melatih ayam untuk bereaksi kapada wajah manusia agar tahu bahwa ayam memiliki preferensi terhadap tingkat rupawannya wajah.
Dalam penelitian yang diunggah ke website kumpulan jurnal ilmiah CogPrints, disebut bahwa ayam betina dilatih untuk bereaksi ke wajah pria, dan ayam jantan dilatih untuk bereaksi ke wajah wanita. Gambar-gambar wajah pria dan wanita tersebut dipasang di layar sentuh, dan reaksi ayam diukur dari seberapa banyak ayam mematuk layar. Makin rupawan wajah yang dipasang, makin intens ayam mematuk layar.
Kesimpulan dari penelitian ini hanya temuan bahwa ayam juga memiliki preferensi terhadap estetika, sama seperti manusia. Tapi untuk apa?
(mdk/idc)