7 Tempat hidup baru jika dunia 'kiamat' oleh perang nuklir
7 Tempat hidup baru jika dunia 'kiamat' oleh perang nuklir. Perang nuklir tentu bukan hal yang main-main. Sekali perang dicetuskan, tentu akan ada banyak korban yang berjatuhan. Belum lagi ilmuwan memprediksi bahwa perang nuklir adalah penyebab kiamat yang bisa terjadi dalam waktu dekat.
Perang nuklir tentu bukan hal yang main-main. Sekali perang dicetuskan, tentu akan ada banyak korban yang berjatuhan. Belum lagi ilmuwan memprediksi bahwa perang nuklir adalah penyebab kiamatyang bisa terjadi dalam waktu dekat.
Dalam hal ini, sebenarnya ada kebijakan keamanan bernama 'kepastian saling menghancurkan' atau mutually assured destruction (M.A.D.) yang bisa menjaga perang nuklir tidak terjadi. Meski demikian, memikirkan betapa 'kiamatnya' dunia jika hal tersebut terjadi, memikirkan rencana B bukanlah hal buruk.
-
Kapan Sagil lahir? Mengutip Instagram @majeliskopi, Sabtu (11/5), Sagil diketahui kelahiran Desa Belui pada 7 Juni 2012 lalu.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Kapan Zulkarnain Lubis meninggal? Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
Ada beberapa tempat di dunia yang cukup aman jika kiamat yang dibuat oleh manusia ini akhirnya terjadi. Berbagai tempat ini tersedia karena sangat aman, atau sangat terpencil sehingga aman dan cocok untuk melanjutkan penghidupan.
Berikut beberapa di antaranya.
Kepulauan Svalbard
Karena letaknya yang berada di Skandinavia, tak heran jika 60 persen dari kepulauan Svalbard dikelilingi oleh gletser dan gunung es. Kepulauan Svalbard terkenal oleh para ahli geografi sebagai 'pemukiman paling utara' di Bumi. Tentu karena terpencilnya tempat ini, jangkauan radiasi nuklir mungkin tak akan sampai ke sini.
Hal paling menarik yang menjadikan Svalbard cocok untuk tempat hidup di masa depan adalah sebuah tempat bernama Svalbard Global Seed Vault. Ini adalah sebuah kubah di salah satu pulau paling utara di kepulauan ini. Ini adalah sebuah bunker tempat menyimpan bibit dan biji-bijian tumbuhan secara global, terutama tanaman asli Svalbard.
Tempatnya pun menarik. Svalbard yang terpencil dan berada di paling ujung Norwegia, tempat ini sering digunakan sebagai tempat penelitian ilmiah tentang atmosfer dan kelautan. Hal paling menarik di Svalbard adalah kemunculan Northern Lights atau Aurora Borealis yang sangat indah.
Madagaskar, Afrika
Kita mungkin sangat familiar dengan nama Madagaskar dan sangat mudah untuk mencarinya di peta dunia. Namun kita tentu tak sadar betapa terisolasinya tempat ini. Oleh karena itu, tempat ini sangat cocok untuk berlindung dari paparan nuklir dari pihak peperangan.
Madagaskar adalah sebuah negara berbentuk pulau yang sedikit terpisah dengan daratan benua hitam. Meski di luarnya terdapat pantai-pantai indah, peradaban di Madagaskar dibentengi oleh hutan, serta 'karst' yang terbentuk dari batu kapur. Kars ini adalah kontur permukaan Bumi yang berbentuk depresi tertutup yang terbuat dari batu kapur atau gamping. Dengan ini, seakan-akan jika kita di dalam Madagaskar, kita sudah dibentengi oleh beberapa tembok penghalau.
Belum lagi, Madagaskar ini sangat terpencil dan terisolasi dari dunia luar. Saking terpencilnya, warga Madagaskar tetap berkomunikasi menggunakan bahasa Perancis yang jadi bahasa nasionalnya sejak lama, dan hidup dengan biaya hidup super murah, tak lebih dari Rp 20.000 per hari tiap individunya.
Rusia
Tentu Rusia bisa jadi akan ada dalam salah satu pihak perang jika hal tersebut terjadi. Namun bukan berarti di Rusia sendiri tidak ada tempat aman. Paling tidak kita bisa hitung ada dua tempat aman di Rusia.
Pertama adalah gunung Yamantau, di Mezhgorye, Republik Bashkortostan, Rusia. Tempat ini adalah tempat dibangunnya shelter nuklir di era Perang Dingin yang sebenarnya banyak dibangun di penjuru Rusia, namun dihancurkan karena runtuhnya era Soviet. Yang tersisa adalah di salah satu subyek federal Rusia yakni Bashkortostan tepatnya di gunung Yamantau.
Pada tahun 2000 lalu, fasilitas shelter nuklir di tempat ini diklaim adalah tempat paling aman nuklir di dunia, dengan mampu meredam 6 hantaman bom nuklir seara langsung. Dalam shelter ini juga bisa menampung 60.000 orang dengan cukup makanan dan air untuk berbulan-bulan.
Selain di Gunung Yamantau, tempat kedua di Rusia yang cukup aman adalah Yakutsk. Tempat ini tak cuma terpencil, namun juga salah satu tempat terdingin di dunia, hingga membuat orangnya sangat jarang keluar rumah sehingga cukup damai. Bahkan, ada festival Ysyakh, yang diadakan dua hari untuk memperingati titik balik matahari di musim panas. Hal ini diperingati karena di musim dingin mereka sangat jarang keluar rumah. Bahkan, para penduduk di sana mengadakan kompetisi gulat, memakai pakaian adat Rusia dan berdansa-dansi dengan diiringi musik a la Rusia.
Bagaimana tidak, ketika musim salju, temperaturnya dapat mencapai minus 64,4 derajat celcius. Sebagian besar rumah di Yakutsk dibangun dari beton dikarenakan temperatur mengerikan ini. Rumah di Yakutsk bisa jadi sebuah shelter sederhana dari paparan nuklir.
Edinburgh of the Seven Seas, Tristan da Cunha
Mungkin ini adalah tempat dengan peradaban paling terpencil di dunia. Nama negaranya pun tentu jarang kita dengar, yakni Tristan da Cunha. Satu-satunya jalan untuk menuju ke sana adalah perjalanan kapal selama 6 hari dari Afrika Selatan, menuju arah barat ke Samudera Atlantik. Tak ada bandara, minim fasilitas, dan jauh, adalah kombinasi pas untuk lari dari 'kiamat'.
Tempat berpenghuni 300 kepala keluarga ini cukup menarik untuk jadi tempat berlindung dari perang. Tebing tinggi yang indah yang diselimuti rumput layaknya padang golf yang jadi salah satu hal menarik di sana, bisa membuat kita seakan-akan terlindungi dari belahan dunia diobrak-abrik oleh nuklir.
Kepulauan Pitcairn
Kepulauan Pitcairn adalah salah satu tempat paling terpencil di dunia, di mana tempat ini tak memiliki bandara dan juga tak punya pelabuhan. Jika kiamat di dunia ini terjadi karena pemanasan global, mungkin tempat ini tak akan selamat dan tenggelam. Namun jika Bumi hancur lebur karena perang nuklir, bisa dijamin kalau tempat ini tak akan kena.
Tak cuma sangat terpencil dan berada sangat jauh dari pusat perang, tempat ini sangat subur. Anda bisa menanam tumbuhan apapun dan buah akan bermunculan dengan sangat banyak. Belum lagi perairannya sangat kaya dengan berbagai jenis ikan yang bisa dikonsumsi.
Dibandingkan dengan Tristan de Cunha, di Pitcairn hanya ada 50 orang dan kini mereka sangat getol untuk menarik penduduk baru untuk tinggal di tempat yang berjarak 3.000 mil dari Selandia Baru ini.
London, Inggris
London, meski terletak di Eropa dengan kondisi yang cukup berbahaya untuk perang, mungkin bisa jadi tempat yang aman untuk berlindung di mengerikannya radiasi nuklir. Di London, tepatnya di Whitehall, Anda bisa menemukan sebuah fasilitas militer canggih yang bernama Pindar. Pintu gerbang tempat ini berada di bawah Kementerian Pertahanan. Tempat ini juga merupakan salah satu bunker paling aman di dunia. Bunker ini dibangun tahun 1990, dan kini digunakan untuk sentra komunikasi.
Indonesia Timur
Siapa sangka Indonesia adalah tempat yang aman jika ada perang nuklir di dunia. Mungkin kita masih akan merasa was-was jika berada di daerah barat Indonesia yang masih penuh dengan infrastruktur. Namun kita bisa lebih baik dalam mencari penghidupan baru pasca perang ini membumihanguskan dunia ini, jika kita berada di Indonesia timur.
Bagaimana tidak, Indonesia timur adalah tempat yang masih sangat kental dengan unsur budaya, di mana masyarakatnya masih sangat bergantung dengan alam. Tempat-tempat seperti kaki Gunung Inerie di Flores, Wae Rebo di Flores, Sumba, TAnah Toraja, Raja Ampat, Puncak Jaya, semua tempat-tempat tersebut adalah tempat di mana masyarakatnya masih sangat bergantung dengan alam dengan kondisi wilayah cukup terisolir.
Â
(mdk/idc)