Amazon Singkirkan 600 Merek Tiongkok, Ada Apa?
Amazon dikabarkan telah menyingkirkan 600 merek Tiongkok di platform-nya, karena dinilai melakukan ulasan palsu dan pelanggaran kebijakan lainnya.
Amazon dikabarkan telah menyingkirkan 600 merek Tiongkok di platform-nya, karena dinilai melakukan ulasan palsu dan pelanggaran kebijakan lainnya.
Pada Jumat lalu, sebanyak 600 merek Tiongkok yang disingkirkan dari Amazon setidaknya berasal dari tiga ribu akun yang juga sudah ditutup.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Dikutip dari Gadgets 360 NDTV, Selasa (21/9/2021), Cindy Tai, Asia Global Selling Vice President Amazon mengatakan bahwa tindakan mereka bukan berarti platform e-commerce itu menargetkan Tiongkok atau negara lainnya.
Perusahaan besutan Jeff Bezos itu menyebut bahwa apa yang mereka lakukan adalah upaya untuk dalam memerangi praktik ulasan palsu serta pelanggaran kebijakan mereka yang lain.
Kepada China Central Television, Tai juga menyebut langkah itu tidak berdampak negatif terhadap pertumbuhan pedagang Tiongkok secara keseluruhan di platform.
Mengutip Engadget, langkah tegas Amazon sebenarnya sudah mulai sekitar lima bulan yang lalu. Namun, upaya mereka mulai mendapatkan perhatian saat melarang Aukey dan Mpow, di mana penjual ketahuan menawarkan hadiah, termasuk gift card, bagi pelanggan yang memberikan ulasan.
Amazon kemudian juga diketahui menindak beberapa jenama lain seperti RAVPower, Vava, dan merek lain yang relatif terkenal akibat perilaku serupa. Tidak diketahui berapa banyak merek non-Tiongkok yang menghadapi larangan serupa.
Pada 2016, Amazon juga secara resmi melarang ulasan berinsentif di tempat mereka. Perusahaan juga dikenal karena secara teratur mengawasi pelanggaran semacam ini dan menindaknya lewat pembersihan.
Dampak
Amazon menyatakan, kampanye semacam ini bertujuan untuk menghukum penyalahgunaan ulasan produk demi melindungi hak-hak konsumen.
Namun, kelompok perdagangan Shenzhen Cross-Border E-commerce Association melaporkan pada bulan Juli, bahwa tindakan keras Amazon berdampak pada ribuan pedagang Tiongkok.
"Kami menangguhkan, melarang, dan mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang melanggar kebijakan ini, di mana pun mereka berada di dunia," tegas seorang juru bicara Amazon kepada South China Morning Post.
Juru bicara itu juga mengatakan mereka akan meningkatkan fasilitas deteksi penyalahgunaannya, serta akan terus menindak "aktor-aktor jahat" yang terlibat dalam "pelanggaran kebijakan yang berulang."
Akibat langkah keras Amazon, Shenzhen Cross-Border E-Commerce Association pun menyarankan perusahaan Tiongkok untuk lebih berinvestasi di platform ritel daring global lain seperti eBay atau AliExpress.
Sumber: Liputan6 / Giovani