Bagaimana lebah bisa buat sarang berbentuk heksagonal sempurna?
Lebah ternyata ahli konstruksi hebat yang junjung tinggi efisiensi dan efektivitas
Sarang lebah yang kita temui sehari-hari semuanya adalah kumpulan dari heksagonal (ruang sisi enam) sempurna berbentuk mini. Tidak pernah ada sarang yang terdiri dari kumpulan ruang berbentuk lingkaran, segitiga, atau pun persegi. Mengapa bisa demikian?
Seorang pakar matematika dari zaman romawi kuno sekitar 36 BC, Marcus Terentius Varro, memberikan dua logika sederhana untuk menjawab hal tersebut. Alasan yang pertama menyatakan jika bentuk heksagonal membuat lebah mampu menyimpan lebih banyak madu. Sedangkan alasan kedua menyatakan jika lebih sedikit zat lilin yang diperlukan untuk membuat sarang dengan dasar heksagonal.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
Kini 2000 tahun kemudian, Alan Lightman, seorang fisikawan dan penulis membuktikan jika dugaan dari Varro benar adanya.
Lewat tulisan yang di publikasikan di Majalah Orion tahun lalu, Lightman mengungkapkan jika lebah-lebah bekerja secara bersama-sama untuk membangun sarang. Mereka terbukti tidak menunggu giliran yang malah akan menghabiskan waktu. Sistem kerja 'gotong-royong' inilah yang menjadi kunci sempurnanya bentuk heksagonal dari sarang lebah.
Karena bekerja secara serentak, lebah-lebah harus memperhitungkan ukuran kolom yang dibuat. Untuk memudahkan pekerjaan, mereka lantas membentuk kolom heksagonal dengan ukuran sisi yang sama agar seluruh lebah bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang sama. Oleh sebab itu, sarang lebah nampak seperti sebuah teka-teki gambar untuk anak SD, karena memang seluruh sisinya sama persis.
Bentuk heksagonal juga dipercaya penting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sarang yang dibuat. Hal ini juga telah diamini oleh teori matematika yang menyatakan hanya ada tiga bangun yang bisa menempati sebuah bidang datar, yakni segitiga sama sisi, persegi, dan heksagonal, Gizmodo 916/6).
Lalu mengapa lebah memilih bentuk heksagonal ketika membuat sarang?
Ahli biologi kenamaan, Charles Darwin, punya teori tersendiri untuk menjawab hal tersebut. Dia beranggapan jika bentuk heksagonal merupakan bentuk paling 'ekonomis' dan efisien untuk membangun sebuah sarang. Ketika menggunakan bentuk heksagonal, lebah membutuhkan lebih sedikit pekerja dan zat lilin untuk membuat sebuah struktur sarang lengkap. Lightman juga menambahkan jika ruang heksagonal memberikan konstruksi yang lebih padat pada sarang.
Tak mengherankan jika banyak orang yang mengatakan lebah rajin dan pintar dari pada manusia. Jika tak percaya tengok saja sarangnya.
(mdk/bbo)