Kisah TUV Rheinland, 150 Tahun Membangun Dunia dengan Teknologi yang Aman
Saat ini TUV Rheinland memiliki 20 ribu karyawan di seluruh dunia. Penjualan tahunan sekitar 2 miliar euro.
Perusahaan asal Jerman, TUV Rheinland, genap berusia 150 tahun. Sejak 1872, TUV Rheinland berkomitmen membuat teknologi aman bagi manusia dan lingkungan.
Dari mesin uap hingga digitalisasi, TUV Rheinland memiliki satu misi: membuat dunia jadi lebih aman.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan Jerman? Para ilmuwan Jerman berhasil menemukan dan mendeskripsikan sebuah spesies sejenis bintang laut berusia 155 juta tahun, jenis Brittle Star atau bintang rapuh yang sedang dalam pertengahan regenerasi pada separuh tubuhnya.
-
Apa yang diungkap oleh penelitian ilmuwan tentang asal-usul kecoak Jerman? Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Texas A&M AgriLife mengungkap asal-usul kecoak Jerman, Blatella germanica dan evolusinya terhadap habitat manusia.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang kecoak Jerman? Studi ini melibatkan analisis DNA kecoa dari enam benua yang mengungkap evolusi spesies serangga ini dan menjelaskan hubungan erat kecoak Jerman dengan habitat manusia.
-
Siapa yang memimpin proyek penelitian lempengan kutukan di Jerman? Proyek penelitian ini dipimpin Dr. Michael Holscher yaitu seorang peneliti dari Fakultas Teologi Katolik JGU.
-
Apa penemuan penting yang baru-baru ini terjadi di Jerman? Sebuah jenis dan varietas plesiosaurus telah ditemukan melalui dua kerangka yang terawetkan secara tiga dimensi dan memukau, ditemukan di wilayah Bavaria, Jerman.
-
Apa yang ditemukan oleh tim peneliti Jerman mengenai aksara paku? Sekarang, dengan menggunakan model 3D sekitar 2.000 tablet, mereka melatih program komputer untuk memindai teks mereka dan mentranskripsinya, seperti menggunakan kamera ponsel untuk mengubah catatan tulisan tangan menjadi dokumen teks.
Para ahli TUV Rheinland telah menguji sistem dan produk teknis di seluruh dunia, mendukung inovasi teknologi dan bisnis, melatih orang dalam berbagai profesi, dan sertifikasi sistem manajemen sesuai standar internasional. Apalagi sejak 2006, TUV Rheinland menjadi anggota United Nations Global Compact (UNGC) untuk keberlanjutan yang lebih dan melawan korupsi.
Saat ini TUV Rheinland memiliki 20 ribu karyawan di seluruh dunia. Penjualan tahunan sekitar 2 miliar euro. Kantor pusatnya berada di Cologne, Jerman, dengan kantor cabang TUV Rheinland menjalar ke Cape Town, Shanghai, hingga Mexico City.
Bagaimana TUV mengawali kisah suksesnya?
Pro Dieter Spath, Presiden dan Ketua Dewan TUV Rheinland Berlin Brandenburg Pfalz e.V, asosiasi sebagai pemegang saham tunggal TUV Rheinland AG, menjelaskan cerita awalnya.
Dulu perusahaan ini bernama asosiasi DUV dengan kinerja sangat baik sejak awal. Sehingga otoritas pemerintah Jerman langsung menugaskan untuk melakukan inspeksi keselamatan yang berdaulat dan tidak hanya di area ketel uap.
"Ketika industrialisasi berkembang, semakin banyak pula tugas baru. Sehingga TUV Rheinland dipercaya juga untuk memeriksa elevator, pembangkit listrik, dan tangki,” kata Spath dalam rilisnya, kemarin.
Zaman semakin berkembang, TUV Rheinland menjadi otoritas tak tergantikan. Inspektur TUV berkembang menjadi ahli serba bisa yang bertugas di berbagai sektor transportasi, terutama lokomotif dan kapal yang masih menggunakan tenaga uap pada awal abad ke-20.
Pada 1904, DUV kemudian memasuki pengujian kendaraan bermotor. Saat ini, TUV Rheinland masih diasosiasikan dengan mobil dan menguji hingga 10 juta kendaraan di seluruh dunia setiap tahun.
“Keselamatan merupakan kebutuhan dasar manusia, yang juga sebuah prasyarat untuk kualitas hidup dan solusi berkelanjutan untuk masa depan,” kata Spath, “Kami berkontribusi signifikan untuk keselamatan dengan pengujian independen selama 150 tahun.”
Singkat cerita, TUV Rheinland semakin berkembang usahanya. TUV juga memperluas kehadirannya di seluruh Jerman dan bergabung dengan asosiasi TUV lainnya.
Ganti Nama TUV Rheinland
Pada 2000-an, grup perusahaan ini berganti nama menjadi TUV Rheinland Group. Kini TUV Rheinland aktif di 69 negara dan mempekerjakan lebih dari 20.000 orang di seluruh dunia.
“Karyawan lebih di 100 negara bekerja bahu membahu di perusahaan kami,” kata Dr Michael Fübi, CEO TUV Rheinland AG.
TUV Rheinland mempekerjakan 12.000 orang di luar Jerman, termasuk 4.000 orang di Cina.
Menurut Fubi, TUV Rheinland kini terus-menerus menambahkan area bisnis baru baik di bidang keselamatan siber, teknologi digital terbaru seperti 5G, pengembangan prosedur pengujian untuk aplikasi kecerdasan buatan (AI), dan sebagainya.
Kami selalu melihat ke depan. Selama 150 tahun, moto kami adalah memposisikan diri kami sebagai mitra teknologi baru karena kami membuat inovasi berhasil melalui keselamatan.
“Kami bermain di garis depan di seluruh dunia, seperti teknologi penggerak baru. Misalnya pendirian salah satu pusat pengujian paling modern di dunia untuk baterai penggerak kendaraan listrik. Layanan baru ini bertujuan untuk mengevaluasi baterai penggerak kendaraan listrik. Mengenai langkah ke depannya, TUV Rheinland sering kali merumuskan dan menetapkan standar,” jelas Fubi.
TUV Rheinland Indonesia
©2022 Merdeka.com
Di Indonesia, TUV Rheinland hadir melalui TUV Rheinland Indonesia, anak usaha TUV Rheinland AG yang telah beroperasi sejak 1996. Dengan Jakarta sebagai kantor pusat dan jaringan di Medan, Surabaya, dan Balikpapan, TUV Rheinland Indonesia memiliki beberapa laboratorium pengujian untuk Electrical and Energy, Wheel, Tire and Glass, dan Luminaire Laboratory.
Lab itu memiliki standar internasional dengan ratusan tenaga ahli yang kompeten dan terkualifikasi di bidangnya.
Hingga saat ini TUV Rheinland Indonesia dipercaya dan telah melayani lebih 3.500 pelanggan dari berbagai sektor industri untuk beberapa jenis layanan. Seperti sertifikasi manajemen sistem, sertifikasi SNI untuk akses pasar, inspeksi industri, audit keselamatan dan keberlanjutan, keamanan siber serta pelatihan personil.
Untuk memastikan layanan tersebut dapat tereksekusi dengan baik dan benar, TUV Rheinland Indonesia memiliki lebih 25 akreditasi baik lokal maupun internasional.
Direktur Utama TUV Rheinland Indonesia Nyoman Susila mengatakan, kami terus berkomitmen dan mendukung penuh program pemerintah melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam pengembangan standardisasi dalam negeri.
"Sebagai salah satu penyedia jasa Testing, Inspection, and Certification (TIC) di Indonesia, kami akan terus mengembangkan bisnis dan berinvestasi pada pertumbuhan ekonomi bangsa,” pungkas Nyoman Susila.