Misteri 250 Tahun Terpecahkan, Ilmuwan Ungkap Asal-Usul Kecoak Ternyata Ada Hubungan dengan Manusia
Misteri 250 Tahun Terpecahkan, Ilmuwan Ungkap Asal-Usul Kecoa Ternyata Ada Hubungan dengan Manusia
Ternyata kecoak yang umum ditemukan di seluruh dunia adalah hama yang kita buat sendiri.
-
Dimana kecoak itu ditemukan? 'Dalam dua hingga tiga hari terakhir, pasien mengalami masalah pencernaan dan kembung setelah makan. Saat melakukan pemeriksaan rutin, kami secara tidak sengaja menemukan kecoak itu,' ungkap dokter Shubham Vatsya kepada surat kabar Indian Express.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan kodok ini? Ketika para ilmuwa mendengar suara “tonk ... tonk ... tonk“ saat menjelajah di tengah hutan, mereka mengikutinya.
-
Siapa yang meneliti nenek moyang makhluk hidup? Moody dan rekan-rekannya telah melangkah lebih jauh. Mereka fokus pada lima set gen 'paralog', atau duplikat, yang ditemukan pada banyak bakteri dan archaea, menunjukkan bahwa penggandaan terjadi sebelum LUCA terpecah dan berkembang biak.
-
Kapan kecoak ditemukan di dalam usus? 'Dalam dua hingga tiga hari terakhir, pasien mengalami masalah pencernaan dan kembung setelah makan. Saat melakukan pemeriksaan rutin, kami secara tidak sengaja menemukan kecoak itu,' ungkap dokter Shubham Vatsya kepada surat kabar Indian Express.
-
Siapa yang terlibat dalam penemuan ini? Mengutip Indy100, Selasa (24/9), penemuan ini dimulai ketika para astronom mendeteksi radiasi sinar-X yang dipancarkan dari cakram akresi, yakni lingkaran plasma superpanas yang mengelilingi lubang hitam saat ia menyedot materi di sekitarnya.
Misteri 250 Tahun Terpecahkan, Ilmuwan Ungkap Asal-Usul Kecoak Ternyata Ada Hubungan dengan Manusia
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Texas A&M AgriLife mengungkap asal-usul kecoak Jerman, Blatella germanica dan evolusinya terhadap habitat manusia.
Studi ini melibatkan analisis DNA kecoa dari enam benua yang mengungkap evolusi spesies serangga ini dan menjelaskan hubungan erat kecoak Jerman dengan habitat manusia.
Penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences ini, menunjukkan kecoak Jerman telah beradaptasi untuk hidup di lingkungan manusia lebih dari 2.100 tahun lalu dan sekarang sangat bergantung pada aktivitas manusia untuk menyebar secara global.
Penelitiann ini melibatkan Edward Vargo, Ph.D, profesor dan ketua entomologi perkotaan di Texas A&M College of Agriculture and Life Sciences Department of Entomology.
Evolusi ini menyebabkan hama tersebut mulai kebal terhadap insektisida yang menimbulkan tantangan dalam pengendalian hama.
Dilansir dari SciTechDaily, kecoak Jerman telah berkembang biak
di dekat populasi manusia, menempati rumah, gedung apartemen, kantor kerja, dan bangunan lainnya selama berabad-abad.
“Tidak seperti banyak spesies hama lainnya, yang memiliki populasi alami di habitat yang beragam, kecoak Jerman tidak memiliki populasi alami yang diketahui,” kata Vargo.
“Mereka hanya mengandalkan aktivitas manusia dan bangunan buatan manusia.”
Meskipun hama ini mengandung nama asal-usul Jerman, julukan tersebut pada dasarnya berasal dari ahli taksonomi yang memberikan spesimen dari Jerman, artinya, hama ini tidak sepenuhnya berasal dari Jerman.
“Banyak orang berspekulasi selama bertahun-tahun bahwa asal usul spesies ini berasal dari Afrika atau Asia,” kata Vargo.
“Sangat menarik untuk mengetahui bahwa mereka yang mengatakan Asia selama ini benar.”
Studi yang melibatkan analisis genetik tersebut menunjukan kecoak Jerman berasal dari kecoa Asia sekitar 2.100 tahun lalu.
Seiring perkembangan, hama ini mulai beradaptasi dengan lingkungan buatan manusia, yang pada akhirnya menyebabkan ketergantungan pada kehidupan di dalam bangunan buatan manusia.
Kecoak ini dikenal karena ukurannya yang kecil, tangguh, dan mampu berkembang biak di dalam ruangan.
Selain ketergantungan mereka pada bangunan buatan manusia, mereka juga bergantung pada transportasi manusia untuk penyebarannya.
“Yang benar-benar menarik di sini adalah betapa barunya evolusi tersebut terjadi dan bagaimana asal usul kecoak Jerman berhubungan langsung dengan hubungannya dengan manusia,” kata Vargo.
Kemampuan beradaptasi dan ketahanan spesies ini juga menyebabkan resistensi terhadap berbagai insektisida.
Vargo mengatakan kenyataan ini meningkatkan pemahaman kita tentang spesies ini di masa depan dan mendorong kita untuk mempertimbangkan
cara-cara baru dan inovatif untuk mengurangi jumlah hama ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Memahami sejarah kecoak Jerman dan seberapa cepat ia beradaptasi dengan tempat tinggal manusia dan berevolusi adalah hal yang penting karena berkaitan dengan resistensi spesies tersebut terhadap pengendalian hama saat ini,” kata Vargo.
“Mengetahui bagaimana mereka muncul dan berkembang dapat membantu kita lebih memahami bagaimana spesies ini beradaptasi dan menyebabkan lebih banyak masalah di seluruh dunia.”